Qiao Mianmian segera mengulurkan tangan di depan dada Mo Yesi, mencegah Mo Yesi untuk terus mendekat.
Mo Yesi juga tidak bermaksud untuk terus mendekat. Matanya yang dalam mengunci wajah Qiao Mianmian yang memerah karena panik, dan jari-jarinya yang ramping dengan lembut mencubit dagu Qiao Mianmian. "Jadi, apakah kau sudah mengerti apa yang paling penting?"
Qiao Mianmian menatap wajah tampan dengan fitur yang dalam dan tiga dimensi di hadapannya. Detak jantungnya bertambah cepat. Meskipun sangat gelisah dan gugup, tapi matanya justru tidak berkedip sama sekali. Qiao Mianmian menatap Mo Yesi lekat-lekat, dan berkata dengan wajah yang masih agak panas, "Ya, aku mengerti. Mo Yesi, bagiku, yang paling penting adalah kau."
Mo Yesi tertegun. Setelah beberapa detik, pupil matanya panas seperti terbakar dan seketika berbinar. Qiao Mianmian dapat merasakan jari-jari Mo Yesi yang mencubit dagunya menegang pada saat itu.