Chereads / Cinta Abu-Abu / Chapter 21 - Jangan Lupa Mengunci Pintu Kamarnya!

Chapter 21 - Jangan Lupa Mengunci Pintu Kamarnya!

Setelah Gu Yu terlihat sangat mabuk, Kakek Gu pun memanggil Lin Sao untuk membawanya ke kamar. 

Lin Sao sendiri, sebenarnya sudah menemani pasangan kakek-cucu tersebut sampai mengantuk. Perintah Kakek Gu ini membuatnya kaget hingga akhirnya terpaksa bangun dari rasa kantuknya. 

Lin Sao takut salah dengar. Dengan setengah sadar, ia memastikannya lagi, "Tuan, Anda menyuruhku membawa Tuan Muda Gu ke kamarnya?"

Kakek Gu menatapnya dengan ekspresi putus asa dan marah, "Kalau tidak dibawa ke kamarnya, mau ke mana lagi?"

 "Tapi..." Lin Sao mencoba mengelak, terutama karena masih ingat bahwa Xu Weilai sedang tidur di kamar Gu Yu!

Namun Lin Sao tidak sanggup melanjutkan kata-katanya lantaran Kakek Gu memandangnya dengan pandangan mengancam, "Baik Tuan, saya bawa Tuan Muda Gu ke kamarnya."

"Tunggu sebentar!" Sahut Kakek Gu, kemudian melambaikan kedua jarinya menyuruh Lin Sao mendekat padanya.

Lin Sao segera mendekatkan telinganya ke Kakek Gu, 

"Jangan lupa mengunci pintu kamarnya!"

Lin Sao tidak bisa berkata apa-apa dan tidak punya pilihan lain selain menuruti orang tertua di rumah ini.

Lin Sao memiringkan tubuh untuk membantu Gu Yu berdiri. Ia terlihat kesusahan membawa tubuh Gu Yu ke lantai atas.

Melihat bayangan Lin Sao dan Gu Yu pergi, ia tertawa senang sembari bersandar pada sofa. Kemudian ia mengambil foto orang tua Gu Yu yang masih menjadi sepasang pengantin, "Kau tahu, kalian terburu-buru pergi ke surga. Kalian juga belum melakukan apa-apa. Tapi kalian memberiku anak kalian."

*****

Akhirnya Lin Sao sampai di kamar Gu Yu. Meletakkan Gu Yu di atas ranjang, membuatnya bisa bernapas lega.

Lin Sao pun memandangi Gu Yu yang sudah tumbuh dewasa. Ia tidak menyangka bahwa anak laki-laki kecil ini sekarang sudah tumbuh menjadi lelaki yang tampan. Hatinya pun merasa bangga dan senang.

Lin Sao juga pasti senang seperti Kakek Gu kalau bisa melihat Gu Yu menikah, punya anak dan hidup bahagia sampai akhir hayatnya.

Tetapi saat pandangannya perlahan bergulir ke Xu Weilai yang berada di sebelah Gu Yu, pandangannya berubah menjadi sedih.

Tiga tahun yang lalu, keinginan Gu Yu untuk membatalkan pertunangan dengan Xu Weilai sangat tidak bisa diterima. Sampai-sampai pemuda ini harus bertengkar dengan Kakeknya. Semenjak itu, Gu Yu sudah tidak pernah membahas Xu Weilai lagi, semua tentang Xu Weilai di otaknya seketika dihapus tanpa menyisakan kenangan sedikitpun. Apalagi, Gu Yu sekarang sudah punya gadis yang dicintainya, Su Ziqian.

Lin Sao sekarang paham niat Kakek Gu, tapi bukankah sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik?

Akan tetapi, Lin Sao tidak berani membantah perintah Kakek Gu. Dengan berat hati, ia menyelimuti badan Gu Yu dengan selimut dan berbalik badan untuk meninggalkan kamar tersebut. Tidak lupa setelah itu ia mengunci pintu kamar tersebut.

*****

Sejak dipaksa minum oleh Xu Shuai, Xu Weilai sudah lama tidak minum sampai mabuk. Terakhir ia minum hingga mabuk adalah saat tiga tahun yang lalu, dikala ia mencium Gu Yu. Setelah ciuman itu, terjadilah kejadian malam tersebut dan berlanjut pada pembatalan pertunangannya. Hal yang membuat keluarganya dicibir oleh banyak orang.

Selama tiga tahun di luar negeri, tidak peduli apapun yang terjadi dan ada atau tidaknya kesempatan, Xu Weilai berusaha menjaga titik kesadarannya dari minuman keras. Ia tidak mau terjatuh dalam kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya.

Namun malam ini, demi mendapatkan kontrak dari Xu Shuai dan demi kelangsungan hidup keluarganya. Tidak adanya pilihan lain membuatnya harus melakukan tantangan untuk minum 10 botol bir yang sangat keras.

Tidak tahu sudah berapa lama ia tidur, Xu Weilai akhirnya tersadar dan merasa bahwa kepalanya merasa kesakitan karena linglung. Kepalanya pusing bahkan kaki dan tangannya terasa lemas. Efek yang memabukkan masih bersemayam di dalam tubuhnya, seperti sedang mendidihkan darahnya, panasnya sampai membuat Xu Weilai menendang selimut.

Tiba-tiba, suara dengungan berat menyadarkan dirinya. Ia baru mengetahui bahwa ada benda lain yang ia tendang selain selimut yang menyelimuti tubuhnya.

Ia langsung membuka mata. Pandangannya memang masih buram, namun ia bisa melihat gambaran wajah yang tidak asing baginya.

'Siapa?' Xu Weilai mendekatinya dengan masih setengah sadar. Ia melihat mata, hidung, dan bibir seseorang yang dikenalnya. Setelah matanya menyusuri itu semua, ia langsung mengenalnya.

'Bagaimana bisa ada Gu Yu di sini?' Xu Weilai langsung kaget dengan keberadaan orang yang ada di dekatnya.