Hal pertama dilihat Guntur ketika tersadar adalah ibunya,Natali.
Wanita cantik itu tersenyum bahagia lalu memeluk anaknya dengan rasa haru.
Cowok itu memegang perutnya yang dibalut perban,dia ingat penyebab bisa sampai ke rumah sakit seperti sekarang ini.
"Mi,Aku udah berapa lama nggak siuman?" Dengan nada sedikit terbata Guntur menanyakan hal tersebut pada ibunya.
Natali melepaskan pelukannya. "Seharian,kata dokter kamu bakal cepat pulih asal patuh mengikuti perintah dokter."
Guntur menanyakan hp nya, Natali memberikannya.
Mengambil sebuah jeruk lalu mengupasnya, Menyuapi anaknya dan Guntur memakan dengan lahap.
"Kamu mau makan apa?Sayang, Mami pesenin." Kata Natali lembut dan masih menyuapi Guntur jeruk.
Setelah menyalahkan iphone 11 pro nya,Banyak chat yang masuk memberikan ucapan cepat sembuh tapi tak ada satupun chat masuk dari pacarnya sandiri.
Biasanya cewek cantik itu akan menelpon atau mengirimkan chat jika Guntur tak mengabarinya seharian.
Guntur tetap berfikir positif, Mungkin saja Shabi tidak tahu dia tengah mengalami musibah.
Guntur mengunyah jeruk sambil sibuk mengetik chat.
To Mine:
Sha,Gue dari kemarin dirawat di rumah sakit dan baru siuman.Lo lagi di mana ?kok seharian nggak ada kabar?lo baik-baik aja kan?"
Dan cowok itu terkejut saat mendapati ceklis satu artinya hp Shabi sedang tak aktif meskipun merasa bingung bercampur cemas cowok ini memutuskan menunggu balasan beberapa waktu kedepan.
Tak lama kemudian pintu terbuka muncul keempat sahabat Guntur membawakan parsel buah berukuran besar.
"Siang Tan." Sapa mereka berempat serempak.
Natali membalas sapaan mereka dan menitipkan Guntur karena harus pergi ke kantin mencari udara segar.
Setelah kepergian wanita cantik itu, Mereka merasa jauh lebih santai.
Leax duduk disamping Guntur. "Gimana kondisi lo?Menurut lo si Hebe pelaku utama dibelakang ini semua?"
Jujur Guntur sendiri tak mau menuduh seseorang tanpa bukti.
"Nggak tahu, Gue harap si nggak." Hanya itu yang mampu dikatakan untuk menjawab pertanyaan sahabatnya ini.
Gordan mengambil sebuah jeruk, Memakannya sambil bersandar di dinding.
"Kapan lo bisa pulang?Nyet."
Guntur menghardikkan bahu."Nggak tahu, Gue lupa nanya sama nyokap tadi."
Guntur kembali mengecek hp sudah 10 menit berlalu tapi chat untuj Shabi masih centang satu.
Ini sungguh aneh.
Sejujurnya Guhtur mulai tak tenang.
"Kok muka lo jadi kusut gitu?" Selidik Mehdi merasa aneh.
"Jangan-jangan si Shabi belum nengokin lo kan?" tebak Wingki benar.
Guntur mengusap mukanya. "Gue chat dia tapi masih centang satu, ini udah 10 menit sejak gue kirim chat ke dia.Tumben hp nya nggak aktif gini" jelas sekali mimik Guntur terlihat khawatir campur bingung.
Leax merangkul pundak Guntur."Mungkin Shabi kehilangan hp, dan nomornya diganti nomor si pencuri atau si penemu hp nya."
Mereka semua setuju dengan perkataan Leax.
Guntur hanya berharap Shabi baik-baik saja dan saat dia keluar dari rumah sakit, Guntur bakal segera mendatangi Shabi lalu menjelaskan persoalan sebenarnya.
Siang ini Guntur sudah diizinkan untuk pulang,Dia langsung pulang ke rusun penuh semangat berharap Shabi tidak ngambek apalagi sampai berfikir macam-macam karena dua hari ini tak ada kabar darinya.
Tapi saat sampai dirusun Guntur sangat terkejut mendapati semua barang pribadi serta pakaian Shabi tidak ada dalam lemari.
Guntur panik sekaligus bingung.
Bertanya pada tetangga sebelah tapi mereka juga tidak tahu atau melihat saat cewek itu pergi.
Menyadari bahwa Shabi telah meninggalkannya tanpa sepatah kata cowok ganteng ini merasa sungguh marah, kesal dan benci.
Tak menyangka Shabi bisa meninggalkannya begitu saja.
Guntur menendang-nendang tembok penuh perasaan emosi sambil berteriak seperti orang gila.
Memanggil Shabi disertai airmata tanpa isakan.
A year later
-------------------
Guntur menatap fotonya bersama Shabi, cewek yang telah menghilang tanpa jejak sejak setahun lalu.
Dia tersenyum getir menyadari bahwa mungkin dia harus benar-benar melupakan cewek itu selamanya dalam pikirannya seperti kata keempat sahabatnya kemudian melanjutkan hidup.
Minggu depan Guntur akan melanjutkan kuliah di Jepang, universitas Tokyo(Jepang).
Dia bahkan sudah les privat baca dan tulis bahasa negeri sakura tersebut selama satu tahun belakangan ini, Dan berkat otak cerdasnya dia sudah mahir juga lancar berbahasa dan menulis bahasa jepang.
Padahal orangtuanya lebih suka jika dia kuliah di Los Angleles,New York City,Paris atau Australia karena selain kemampuan bahasa inggris Guntur sudah sangat bagus , Dia tak perlu membuang waktu untuk mengikuti les bahasa jepang tapi Guntur bersi keras kuliah mau kuliah di jepang alhasil Natali dan Rainan tak ada daya selain mengikuti keputusan anak mereka.
"Nggak kerasa kita udah lulus SMA dan minggu depan gue sama Mehdi harus ikhlas berpisah sama lo bertiga." Kata Leax mengangkat gelas berisi beer.
Dua sahabat Guntur memilih kuliah di tanah air saja sedangkan dua lainnya diluar negeri, Leax tak sanggup berpisah dengan Aruni dan menjalani LDR jika dia kuliah diluar negeri, Mehdi juga sama sebelas dua belas alesannya dia tak mau jauh dari Helena yang notabennya masih kelas 10 sekarang.
Wingki memutuskan kuliah di Australia karena menurutnya jaraknya tak terlalu jauh dengan indonesia jadi saat liburan kuliah tiba dan ingin balik ke jakarta dia tak perlu berlama-lama berada dalam pesawat.
Gordan sendiri memilih Los Angeles selain karena akan tinggal bersama kakaknya selama kuliah, Los Angeles adalah kota impian Gordan memulai kehidupan sebagai seorang mahasiswa.
Dia mempunya mimpi bisa bekerja ,tinggal kemudian menikah disana seperti kakak yaitu Garneta.
"Dari kecil sampai SMA kita berlima selalu bareng, jujur gue sedih banget berpisah sama kalian." Kata Mehdi terlihat murung tapi berusaha tetap tegar.
Guntur,Wingki dan Gordan juga terlihat tak kalah sedih.
Ketiganya harus meninggalkan kedua sahabat mereka untuk menimba ilmu dinegeri orang.
"Janji kita bakal harus menjaga komunikasi, ok." Kata Wingki bersemangat menegak beernya.
"Jarak nggak boleh bikin persahabatan kita hancur." Sambung Gordan berteriak, lalu menengak beernya.
Mereka pun bersulang.
"Gue beruntung Tuhan udah mempertemukan kita satu sama lain waktu SD dan akhirnya kita bersahabat sampai detik ini." Suara Guntur terdengar bergetar karena menahan kesedihan.
"Kita selalu ada satu sama lain dalam keadaan suka dan duga, ingat jangan biarkan apapun merusak persahabatan kita!" Penuh perasaan haru Gordan memberikan petuah pada sahabat-sahabatnya tersebut.
Wingki berganti posisi duduk menjadi didekat Guntur, merangkul pundak sahabatnya. "Gue doain di jepang nanti lo bakal ketemu cewek jauh lebih baik dan nggak akan pergi gitu aja tanpa alasan. Bakal selalu bersama lo saat lagi sakit atau kesusahan nggak kayak Shabi!"
Kata-kata cowok ganteng itu tersirat nada marah campur kesal, wajarlah.
Setahun lalu Shabi menghilang tanpa jejak begitu saja.
Bahkan cewek itu sudah mengganti no hp dan mengirimkan surat pengunduran diri dari sekolah.
Ekpresi Guntur terlihat sangat dingin lalu tersenyum kecut saat sahabatnya meyebutkan nama "Shabi" membuatnya kembali teringat akan sosok cewek yang masih begitu dirindukan dan dicintainya tersebut, shit!!
Bahkan setelah cewek itu menghilang begitu saja saat dia tengah dalam proses penyembuhan akibat korban tembakan.
Tak mampu membuat perasaan cinta dan sayang cowok itu jadi ikut menghilang.
"Jangan sebut nama dia lagi,Ok!" Bentak Guntur marah.
Wingki mengerti. "Ok, as you wish."
Ingin mencairkan suasana Leax mengambil gitar, memainkan lagu kesukaan mereka dan berhasil.
Iya mereka sepakat untuk beberapa hari berlibur bersama ke puncak dan tinggal di Villa milik Leax.
-
-
-
#Bandara
Rainan dan Natali sebenarnya berat untuk melepaskan Guntur tapi mereka tahu bahwa ini yang diinginkan anak mereka lagipula ada Brian bersama Guntur.
Iya, Brian memutuskan untuk kuliah satu universitas dengan Guntur.
Dikarenakan sudah mampu baca dan tulis jepang, Brian tak perlu melakukan les seperti Guntur.
Bahkan Brian membantu Guntur selama proses les.
"Mami dan papi bakal jenguk kamu kalo kami punya waktu senggang, ok. Ingat kamu dan Brian harus kuliah yang benar dan jaga pergaulan,ngerti." Natali mengecup kedua pipi anaknya, Menghapus airmatanya lalu tersenyum.
Guntur memeluk ibu ,ayah,kakak dan kakak iparnya yang sedang hamil muda.
Brian juga memeluk erat orangtua juga adiknya, mengucapkan kata-kata perpisahaan.
Iya Jena memaafkan suaminya dan memberikan kesempatan terakhir saat asisten pribadi Nathan mengungkapkan fakta bahwa sebenarnya Nathan tak sesering dugaan anak dan istrinya saat melakukan ML dengan cewek-cewek murahan sewaannya
Selama 18 tahun pernikahan, Pria itu hanya sesekali membooking cewek dan bahkan dalam setahun hanya 2 sampai 3 kali saja tak lebih.
Bahkan setelah ML dengan cewek-cewek itu Nathan pasti menangis dan meminta asisten pribadinya untuk memukulnya sebagai hukuman.
Nathan telah berjanji akan setia, Tidak akan mengulangi kesalahan.
"Papi percaya kamu nggak bakal ngecewain apalagi apalagi bikin malu keluarga." Ungkap Rainan setelah melepaskan pelukannya.
Viola tak bisa berhenti menangis. "Yang benar kuliah disana, nanti pas gue udah ngelahirin dan keponakan lo udah cukup umur buat naik pesawat, Kami bakal main ke sana"
Guntur tersenyum lalu menganguk." Siap bos, Jangan lupa kabarin kalo keponakan gue udah lahir."
"Iya,pastilah lo kan omnya dodol." Ujar Viola menjitak kepala adik iparnya.
"Gue pasti bakal kangen banget sama lo jaga diri baik-baik, ok." Kata Genta penuh rasa sedih dalam hati.
Jena dan Nathan juga ikut memeluk kemudian mengucapkan petuah untuk keponakan juga anak tercinta mereka.
"Kalian berdua harus akur ya jangan gampang ribut, harus saling menjaga." Nathan mengusap ubun-ubun anaknya lalu keponakannya.
"Pastinya,Om." Balas Guntur.
"Pi ,Mi jangan lupa transferin uang saku aku tepat waktu ya hehe." Bukannya kata-kata romantis Brian malah memberikan alarm pengingat pada kedua orangtuanya.
Mendengar hal itu Natali hanya tertawa dan menggelengkan kepala. "Iya sayang, mami dan papi pasti tepat waktu kok." Jena menjawab dengan nada lembut ciri khasnya.
Breta merengek minta digendong, Brian melakukan keinginan sang adik.
"Kakak , Emang mau pergi kemana si?lama nggak perginya?" Tanya Breta dengan mimik polos bercampur mengemaskan.
Brian mengecup bibir adiknya ini , Tersenyum lalu membelai rambut adiknya. "Kakak mau pergi jauh buat kuliah, ya lama tapi kakak bakal pulang pas liburan sambil bawa permen dan coklat buat Breta."
"Asik kakak bakal bawain Breta permen sama cokelat" celoteh Breta ceria.
Pandangan Guntur beralih pada Leax, Mehdi,Aruni dan Helena.
Cowok itu memeluk keempat orang tersebut satu persatu,Gordan dan Wingki yang memliki jadwal penerbangan selisih satu jam,pertama wingki yang pergi kedua baru Gordan.
Wingki dan Gordan berangkat kemarin malam ditemani sanak saudara juga Guntur, Leax dan Mehdi.
Mereka menangis dan hari ini pun kembali menangis.
Aruni memberikan sesuatu dalam papper bag. "Ini ada baju hangat plus sapu tangan buat musim dingin nanti, Gue pasti bakal kangen lo deh"
Guntur dan Aruni berpelukan.
"Gue juga bakal kangen lo and thank buat hadiahnya." Balas Guntur lalu melepaskan pelukan.
Giliran Helena memeluk Guntur sambil nangis. "Kak coba kalo lo kuliah di jakarta pasti gue nggak bakal nangis kayak gini."
"Gue sengaja kuliah diluar negeri biar stop ketemu lo habis bosen." Guntur berbohong berpura-pura senang.
Helena cemberut sambil menangis. "Jahat banget si lo, Kak."
Tak tega melihat ekpresi Helena, Guntur mengecup dahi cewek itu.
"Bohong kok, Gue nggak pernah bosen ketemu lo karena buat gue lo udah kayak adik gue sendiri jadi suatu kebahagian saat gue ketemu lo." Senyuman manis terbentuk pada bibir cowok ganteng itu.
Mengusap punggung Helena. "Gue bakal kangen sama lo, jangan selingkuhin sahabat gue."
Helena menganguk lalu melepaskan pelukannya. "Gue tuh setia tahu."
"Iya gue percaya." Sahut Guntur cepat.
Leax dan Mehdi bersamaan memeluk Guntur.
Bertiga berpelukan erat dan cukup lama.
"Jangan lupa chat atau call pas sampai apartemen nanti." Kata Mehdi kembali mengingatkan agar tidak lupa.
Guntur menganguk. "Iya, Nyet."
"Ingat meski kita berlima terpisah jarak tapi komunikasi tetap harus terjaga." Leax melepaskan pelukannya, menepuk bahu Guntur disertai airmata menetes.
Untuk keskian kalinya Guntur mengangguk.
"Iya, Nyet gue pasti ingat."
Dan panggilan suara menyatakan pesawat Guntur dan Brian sudah masuk terminal bandara.
Guntur dan Brian pun pergi dengan terus melangkah ke depan tanpa menoleh kembali ke belakang.
Diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun dalam penyamaran Shabi melihat mereka semua dengan jarak lumayan jauh, Tapi masih dapat dengan jelas melihat mereka diantara kurumulan orang banyak yang berlalu-lalang.
Dia manangis pilu dibalik kacamata hitamnya sambil tertunduk lemas beberapa saat,menghapus airmatanya.
Dan pergi bersama seorang pria berpostur tubuh gagah juga berwajah sangat tampan pergi menuju ke terminal penerbangan internasional yang berbeda arah.
Tamat.
Akhirnya bisa kelarin cerita season 1 ini
Thanks you banget buat kalian udah setia baca dan mendukung season 1 ini.
Sampai jumpa di season ke 2 ya.
Yang sampai saat ini aku masih belum tahu bakal ngasih judul apa bagusnya?atau judulnya samain aja?
Jangan lupa komentar,share dan ps,ok.