Semua mahasiswa/mahasiswi universitas Tokyo sudah berkumpul dilapangan yang telah dihiasi ornament, bangku, meja beserta aneka hidangan lezat.
Untuk para senior ini bukan kali pertama buat mereka bertatap muka dengan Athur yang tak lain alumnus sekaligus tombak tolak ukur untuk mereka.
Sosok Athur adalah panutan untuk mereka semua.
Dia sangat sukses.
Kaya raya.
Cerdas dan ambisius.
Alumnus terbaik.
Berasal dari keturunan bangsawan.
Dan secara fisik serta penampilan dia sangat mengagumkan.
Kabar beredar bahwa pria tampan blesteran Jepang-Amerika itu sudah mempunyai calon istri berasal dari Asia.
Tapi belum ada yang tahu siapa perempuan beruntung tersebut?
Hari ini kabarnya dia akan memperkenalkan istrinya, karena itu banyak para senior penasaran.
Ingin mengetahui sosok calon istri Athur sebenarnya.
Waktu yang dinanti pun tiba Athur datang dengan didampingi Shabi, pria itu menggenggam jemari cewek itu erat seolah enggan jauh dari calon istrinya.
Penampilan Shabi memang sangat mengagumkan dengan memakai short dress silver, rambut panjangnya dikepang seperti seorang bride dihiasi poni tipis.
Memakai make-up cukup menor tapi malah makin terkesan cantik menawan.
Shabi benar-benar menawan, laki-laki normal manapun pasti tertarik pada cewek itu.
Athur mengenakan kemeja tanpa dasi hanya jas, membuka dua kancing atas kemejanya.
Tubuh atletis pria itu terpampang jelas dari balik outfit yang dikenakannya.
Wajah tampan blesteran bule-asia nya sangat mampu menarik perhatian lawan jenis.
Guntur dan Brian yang kebetulan duduk dibangku paling depan, keduanya bahkan saling berpandangan dengan Shabi yang sedang duduk diatas panggung.
Athur menggunakan bahasa jepang berpidato, sesekali disambut tepukan riuh dari para hadirin.
Dari cara bicaranya jelas sekali Athur luar biasa hebat.
"Pantes aja Shabi kabur dan lebih milih Athur, Secara tuh orang jauh lebih unggul dari lo bro."
Brian memang selalu memakai bahasa indonesia saat mereka sedang mengobrol.
"Gue tahu banget dia bukan tipe cewek matre, dulu pas pacaran sama gue aja dia nggak pernah minta ini itu. Jadi jangan sok tahu lo." Guntur tak terima sepupunya mengatakan hal seenaknya tentang Shabi yang jelas tidak benar.
Tak mau ngalah, Brian kembali menyerang sepupunya. "Tapi nyatanya dia ninggalin lo kan."
Guntur melotot kesal. "Itu beda pembahasan,Bro."
Shabi yang mengetahui sedang menjadi objek pandang kedua laki-laki dari masa lalunya itu tetap bersikap tenang, berakting seolah-olah dia tak terganggu akan tatapan kedua laki-laki tersebut.
Sesi ditunggupun tiba, Athur memanggil Shabi dan memperkenalkan cewek itu dengan nama "Billa." Masih dalam bahasa jepang, seorang transeletot berdiri disamping cewek itu untuk menerjemahkan setiap ucapan Shabi nanti.
Shabi memperkenalkan diri dan mulai berpidato dalam bahasa inggris, semua orang semakin kagum.
"Ini adalah calon istri saya, kami akan melangsungkan pertunangan bulan depan. Saya meminta doa untuk kelancaran acara kami nanti dan suatu kebanggaan buat saya bisa memeperkenal calon istri saya pada kalian hari ini."
Semua orang bertepuk tangan dengan riuh kecuali Guntur dan Brian.
Giliran Shabi yang berbicara. "Suatu kehormatan untuk saya bisa datang ke tempat dimana calon suami saya pernah mengenyam pendidikan disini. Saya sangat senang bisa bertemu dengan mahasiwa/mahasiswi di universitas hebat ini."
Meskipun terbata-bata Shabi berhasil mengucapkan kalimatnya dalam bahasa jepang, kembali tepuk tangan bergemuruh.
Banyak pujian diterima Shabi,
Tanpa cewek itu sadari Guntur masih menatapnya dengan perasaan cemburu bercampur marah.
-
-
-
Athur sibuk berbicara dengan mantan dosen-dosen dan petinggi kampus, sedangkan Shabi memilih berkeliling kampus ditemani dua bodyguard bertubuh tinggi besar.
Athur memang bukan tipe pria harus ditemani Shabi setiap waktu, Dia membebaskan calon istrinya melakukan apapun dan pergi kemanapun yang dia mau asal harus ada bodyguard yang mendampingi.
Karena dia khawatir ada orang jahat menyerang atau menculik Shabi.
Tiba-tiba saat sedang asik duduk menikmati pemandangan, Guntur menghampiri Shabi.
Kedua bodyguard berusaha menahan Guntur tapi Shabi memerintah untuk membiarkan dia berbicara berdua dengan Guntur.
Kedua bodyguard itu mengikuti perintah Shabi tanpa protes.
Untuk beberapa saat keduanya saling diam, bahkan kecanggugan terasa diantara mereka.
Shabi menyadari waktu terbatas mereka akan terbuang sia-sia jika saling diam mengambil inisiatif memulai obrolan.
"Gue senang lo baik-baik aja, maaf udah pergi tanpa alesan."
Shabi pun mengutarakan perasaannya terlebih dulu, Guntur menoleh pada cewek itu.
"Kasih gue alesan, kenapa lo lakuin itu?Sha."
Berbeda dengan Shabi sikap Guntur terlihat emosi tapi masih bisa mengontrol diri.
"Nggak ada alesan khusus, itu udah jadi keputusan gue." Bohong Shabi dengan sikap sangat meyakinkan.
Cewek cantik ini membetulkan posisi duduknya agak menjauh, Guntur merasa sakit karena Shabi tak mau dekat dengannya meski hanya sekedar duduk.
"3 tahun kita pisah, Dan gue masih belum bisa ngelupain lo. Sering kali gue mikir apa salah gue?apa lo juga menderita kayak gue selama kita pisah?bisa nggak kita ketemu lagi?dll."
Cowok ganteng itu melempar pandangan marah, Jujur Shabi merasa semakin bersedih saat menatap raut muka Guntur yang begitu frustasi.
Jauh dalam hatinya cewek ini juga merasa tersiksa tapi harus tetap berpura-pura tenang.
"Sekarang lo udah tahu jawabannya kan, lo nggak salah apa-apa, gue nggak menderita karena ini udah keputusan gue, dan kita juga akhirnya bisa ketemu lagi. Oh ...iya lupain gue dan jalani hidup lo, kita berdua udah punya kehidupan berbeda sekarang."
Tanpa sadar Shabi tertawa emosi, Tak mau Guntur melihatnya menjadi melankolis Shabi pun pergi meninggalkan Guntur bagitu saja.
Cewek itu meninggalkan Guntur tanpa menoleh kebelakang, berusaha bersikap tegar padahal hatinya hancur.
Guntur terus memandangi punggung Shabi sampai punggung itu semakin menjauh lalu menghilang.
Tersenyum getir, beranjak dari bangku taman.
"Lo benar, sha. Kita berdua memang udah punya kehidupan berbeda sekarang."
Dan Guntur pun pergi meninggalkan taman dengan perasaan kacau, kembali ke acara kampus.
Suasana kampus semakin ramai banyak mahasiswa/mahasiswi berpartisipasi dalam memeriahkan acara.
Ada yang bernyanyi, berdansa dll.
Guntur duduk disamping salah seorang teman baiknya, Hiroto.
"Kau baik-baik saja?kok kelihatannya kurang enak badan?" Tanya cowok imut itu khawatir.
Memberikan Guntur segelas air mineral, Guntur meminum air mineral hingga habis.
Menggelengkan kepala. "Aku hanya sedikit pusing karena semalam terlalu banyak minum dan kurang tidur."
Mendengar penjelasan Guntur maka Hiroto merasa lega.
Hiroto memberikan saran. "Jangan terlalu banyak minum jika begitu."
Dengan senyuman Guntur mengangguk kepala. " Ya aku rasa lain kali aku akan minum sedikit saja, Aku tidak mau mabuk berat dan akhirnya salah masuk toilet lalu dipukuli pata gadis hehe."
Mendengar ledakan Guntur, Hiroto jadi malu karena seminggu lalu dia terlalu mabuk saat dalam klub malam alhasil salah masuk toilet.
Membuat Hiroto jadi bulan-bulanan para cewek di sana untung ada Guntur dan teman lainya yang membantu menjelaskan persoalan sebenarnya sehingga para cewek itu berhenti memukul Hiroto.
Keduanya pun tertawa mengenang kembali kejadian itu lalu memutuskan untuk bergabung dengan teman-temannya yang lain.
Tbc