Chereads / Guntur & Shabi / Chapter 36 - Tamu Tak diundang

Chapter 36 - Tamu Tak diundang

Guntur masih belum bisa memejankan kedua matanya, padahal sekarang sudah pukul 1 malam.

Besok pagi dia harus kuliah, shit...jika begini terus yang ada dia bakal begadang semalam.

"Nih minum." Brian memberikan sebutir pil pada sepupunya ini.

"Apa nih?Nyet."  sekarang muka ganteng Guntur berubah curiga.

Brian tertawa...

Tahu bahwa sepupunya pasti berfikir macam-macam.

Cowok itu dudum disamping sepupung, satu tangan merangkul pundak Guntur dan satu tangannya memegang pil.

"Obat tidur, biasanya kalo nggak bisa tidur gue komsumsi nih obat."

Guntur meraih pil dari tangan saudaranya, menelan pil itu dan menengak air mineral yang terletak diatas meja nakas samping ranjangnya.

"Bentar lagi lo bakal K.O."  kata Brian , menggerakan tangannya seolah mengiris lehernya sendiri dan memasang muka menakutkan.

Tertawa usil...

Bbbuk..

Satu pukulan dari bantal milik Guntur mendarat dibelakang kepala Brian, Brian melotot sambil mengusap-ngusap kepalanya.

Jangan tanyankan berapa BT nya cowok pada ulah sepupunya..

Giliran Guntur ketawa puas..

Memasang muka menyebalkan.

"Gue mati, gue hantuin sampe lo nyusul gue."

"Wah ....nyari ribut lo."

Brian menarik paksa Guntur dan memaksa sepupunya mencium keteknya,

Brian memang mengenakan kaos singlet tanpa lengan dan celana bokser.

Berhasil...

Meski dengan susah payah Brian sukses bikin sepupunya mencium aroma keteknya secara paksa.

Baru saja Guntur akan beranjak dari tempat tidur tiba-tiba saja dia ambruk, ya cowok itu meminum obat tidur premium dimana cara kerjanya seperti obat bius.

Brian merasa lega karena lolos dari misi bales dendam sepupunya.

Brian membetulkan posisi tidur Guntur, menyelimutkan cowok itu dengan selimut hangat.

Melihat waajah Guntur dan berkata:

"Shabi ga anata no manonara, shin wa kanojo anata to issho ni torimodosudeshou(Kalo shabi emang buat lo,Tuhan bakal bikin dia balik sama lo)

-

-

-

Athur memeluk tubuh telanjang Shabi dari belakang, menciumi teguk leher cewek cantik itu dua kali.

Posisi mereka sedang menyamping.

Sebelah tangannya dengan nakal meremas-remas sebelah payudara milik Shabi, sesekali memainkan atau memecet puting cewek itu.

Dan sebelah lagi menopang kepala Shabi.

Hal yang biasa Athur lakukan setelah mereka selesai bercinta.

"Kamu mau outdoor apa indoor pas acara tunangan kita nanti?sayang."

Shabi tak mengubris ucapan Athur, berpura-pura tidur.

Athur tahu cewek itu bersandiwara seolah telah tidur.

Athur  buka tipe pria yang mempermasalahkan hal kecil seperti ini, Dia mencium kening Shabi dan tidur.

Dia merasa mengatuk..

Tak butuh waktu lama Athur tertidur sambil memeluk Shabi,dengan posisi yang tidak berubah.

Dari tarikan nafasnya Shabi tahu Athur sudah terlelap.

Shabi membuka mata, ingatannya kembali pada Guntur beberapa waktu lalu.

Dia masih mengingat dengan jelas raut muka Guntur saat itu.

Berkata dalam hati :

'Kenapa si kita harus ketemu lagi?bikin gue ngerasa kacau.'

_

_

_

_

Pagi ini seperti biasa Brian menata sarapan pagi diatas meja makan, penampilan cowok itu telah rapih dan siap untuk berangkat kuliah.

"Pagi,Nyet." Sapa Guntur, memijat jidat.

Duduk bangku meja makan...

Kebiasaan Guntur yaitu sarapan dulu baru mandi.

berbanding terbalik dengan Bria.

Cowok itu bangun tidur, cuci muka dan memasak.

Setelah selesai masak pergi mandi kemudian sarapan.

"Pagi,Nyet." Sapa balik Brian.

Mereka memang telah berbagi tugas, dikarena Briam jago masak maka dia bertugas bikin makanan untuk mereka.

Dan dikarenakan Guntur lebih suka cuci baju maka tugas mencuci dilakukan oleh Guntur.

Sisanya keduanya bekerja sama dalam urusan apartemen.

"Malam ini gue bakal telat pulang, gue ada kencan sama pacar gue.""

Guntur pun mengangguk, mulai menyatap sarapan paginya.

"Makanya lo punya pacar dong, biar nggak gabut dan hidup lo lebih indah." Lanjut ucapan Brian.

Mendengar hal ini Guntur malah bertingkah cuek.

Tiba-tiba bell interkom apartemen mereka berbunyi.

Aneh siapa tamu yang datang sepagi ini?

Pikir keduanya.

Kedua saling berpadanga sesaat..

Sekarang jam 7 pagi..

Bell interkom kembali berbunyi..kali ini sebanyak 4 kali..

Sepertinya siapapun tamu itu sedang kesal karena dibuat menunggu.

Guntur beranjak dari kursi, memeriksa lewat monitor.

Seseorang dari balik pintu malah sedang menunduk..

Saat Guntur bertanya " siapa?"

Dalam bahasa jepang.

Seseorang itu memperlihatkan mukanya, ternyata Felicia.

Gadis cantik itu tersenyum sambil melabaikan tangan.

"Siapa?" Tanya Brian, terlihat penasaran.

"Felicia." Sahut Guntur singkat.

Membuka pintu..

Felicia langsung memeluk Guntur.

Mencium bibir Guntur sekilas..

Guntur syok...

Tak menyangka aka disosor Felicia..

"Ohayogozimasu (selamat pagi)

Memeluk Guntur erat..

Brian menutup pintu dan memisahkan Felicia dari Guntur, berhasil.

Meskipum cewek itu memberontak dan ngambek.

"Lo gila ya?main nyosor aja kalo ada lihat orang malu, bego." Sahut Brian kesal.

" I don't care!! " balas Felicia jutek, bertingkah cuek.

"Kok lo ada disini?" Tanya Guntur bingung.

"Gue bakal dua hari nih sini, gue.kangen sama lo." Dengan enteng Felicia mengatakaan alesannnya.

Brian menggelengkan kepala."Terus lo mau tidur disini?"

Felicia menganggguk. "Its okay dong."

Dengan sikap manja merangkul pergelangan tangan Guntur, menuadarkan kepalanya pada bahu cowok itu.

"Disini nggak tempat buat lo tidur, mending tinggal di hotel aja."

"Nggak mau ah, pokoknya gue mau disini kan bisa tidur sama lo."

Guntur mengacak rambutnya karena kesal atas keras kepalanya cewek cantik itu.

" Kasur gue cuma cukup buat satu orang doang, begitupun kasur Brian."

Tak mau percaya begitu saja, Felicia langsung memeriksa kebenarannya.

Dan ternyata 100% benar.

Felicia kembali merangkul tangan Guntur.

"Suruh aja dua hari ini Brian ngungsi bereskan." 

"Wah..parah lo, udah tamu nggak diundang malah ngusir gue lagi."

Brian kesal dengan tingkah seenaknya Felicia.

"Lo tuh...reseh banget si! Harusnya lo jadi temen itu PENGERTIAN! Oon banget deh jadi cowok kok nggak bisa ngalah sama cewek."

Sekarang Felicia ngambek..

"Gini aja deh, lo di hotel dan gue bakal temenin."

Mendengar usulan Guntur udah pasti Felicia senang.

"Benaran?janji lo."

Guntur mengangguk. "Iya gue janji."

"Makasi ya...calon tunangan gue tersayang."

Kambali mencium bibir Guntur.

Brian terkejut...

"Tunangan?lo berdua mau tunangan?"

Cowok itu tak menyangka Guntur akhirnya menerima ditunagkan dengan Felicia.

"Kapan?" Lanjut Brian masih syok.

Felicia menganguk penuh semangat. "Kepoooo."

Guntur memberikan isyarat pada sepupunya bahwa dia akan menjelaskan semuaya nanti.

"Lo pasti belum sarapan,kan?" Guntur menggenggam jemari Felicia.

Bikin Brian yang melihat itu jadi kaget..

"Belum, makanya laper banget."

"Yaudah , kita sarapan dulu." Ajak Guntur.

Penuh sikap manja Felicia mengikuti langkah kaki Guntur.

"Gue senang deh , kita bakal tunangan habis itu kita nikah deh."

Guntur mendorong bangku untuk Felicia duduk.

Dan Felicia duduk disusul Guntur dan Brian.

"Lo makan yang banyak ya, habis itu istirahat. Balik kuliah nanti kita booking hotel."

Felicia tersenyum. "Oke."

Guntur membalas senyuman Felicia..

Tbc