Chereads / Guntur & Shabi / Chapter 37 - Cekcok!

Chapter 37 - Cekcok!

"Berhentilah mengikutiku!!" Bentak Shabi menatap satu per satu dua bodyguard nya yang bertubuh tinggi besar.

Dia merasa risih karena kedua body guard tersebut mau ikut dengannya masuk ke toilet perempuan, padahal mereka laki-laki.

"Stop following me dan tunggu aku diluar!!!" Emosinya sudah tidak bisa ditahan lagi.

Dua bodyguard berwajah ganteng plus bertubuh atletis itu menganggukan kepala secara bersamaan, tak berani membantah perkataan cewek cantik itu.

Shabi pun bisa bernafas lega dan langsung masuk ke dalam toilet mall.

Tapi...

Bbbbbuuukk....

tiba-tiba tidak sengaja dia menyenggol seseorang sehingga mereka pun terjatuh secara bersamaan ke lantai.

"Are you blind? Walking is using eyes, not just feet !! Bentak seorang cewek yang tak sengaja disenggolnya, suaranya tak asing ditelinga shabi.

Shabi menoleh pada cewek yang tidak sengaja ditabrak olehnya, dan dia terkejut ternyata itu adalah Felicia.

Keduanya sama-sama terlihat syok  karena bisa bertemu di sini.

"Gue pikir siapa? Ternyata lo toh, bener ya kata pepatah dunia tuh sempit. dasar cewek miskin ceroboh."

Tak terima dengan umpatan yang diucapkan oleh cewek itu Shabi pun membalas ucapan Felicia tidak kalah ketus.

"Apa kata loh? Cewek miskin! Kayaknya lo harus pake kacamata deh karena mata lo itu rabun parah! lo nggak lihat penampilan gua jelas jauh lebih wow dari lo!"

Felicia melirik Shabi dari ujung kaki sampai ujung kepala dan dia baru menyadari bahwa seluruh tubuh gadis itu dihiasi benda-benda branded.

Bahkan jam tangan yang dipakai Shabi adalah merk Gucci terbaru limited edition, hanya terdapat 5 buah di seluruh dunia.

Dia sendiri belum memilikinya karena tidak kebagian.

Felicia jadi malu sendiri menyadari fakta ini, tapi rasa gengsi nya tidak membiarkannya malu dihadapan saingannya itu.

"Yang lo pake itu asli semua? nggak yakin gue." Ledek Felicia disertai mimik meremehkan.

"Itu sih urusan lo mau percaya apa enggak tapi faktanya semua barang gue asli nggak ada yang KW, lagian kalau misalnya lo suka beli barang branded harusnya lo tau dong yang gua pakai ini asli apa nggak? Atau jangan-jangan lo sebenarnya barang-barang yang lo beli barang KW kualitas tinggi tapi ngaku original?" Sahut Shabi sengaja menekan setiap kalimat seolah-olah meragukan keaslian barang yang dipakai cewek di depannya ini.

Tidak lupa memasang mimik muka menyebalkan.

Mendapat ucapan seperti itu membuat Felicia jadi emosi dan mendorong Shabi cukup keras sehingga cewek itu kembali terjatuh.

"Denger ya, Semua barang yang gue pakai itu asli nggak mungkin lah cewek kayak gue pakai barang KW !!! Gue itu udah kaya raya dari lahir nggak kayak lo yang jual diri biar bisa pakai branded kayak gue."

Tak terima penghinaan dari cewek itu Shabi pun berdiri lalu mendorong cewek itu dengan kasar sehingga terjatuh dan kepalanya terbentur dinding toilet.

Felicia tampak kesakitan dan mengelus-ngelus kepalanya.

"Gue nggak perlu jual diri cuman buat beli barang branded, tau kenapa? Karena dengan kecantikan gue ,gue bisa dapetin laki-laki kaya raya manapun yang bersedia beliin gua barang-barang branded yang nggak bisa lo beli kecuali pake duit ortu lo! Satu hal lagi meskipun gue enggak terlahir dari keluarga kaya raya kayak lo paling nggak gue punya pria kaya raya."

Pembalasan Shabi berhasil membuat cewek itu merasa kesal karena telah meremehkan seorang Felicia.

Anak tunggal dari salah seorang CEO ternama di dunia.

baru saja Felicia akan membalas ucapan Shabi tapi cewek itu langsung pergi meninggalkan Felicia begitu saja seolah malas untuk berbicara dengan cewek itu lagi.

"Denger ya, gue juga punya calon suami yang bisa beliin gue apapun yang gue mau!! Dan lo nggak pantes sombong cuma karena sekarang lo simpenan om-om." Penuh emosi Felicia pun mengeluarkan isi hatinya.

malas menanggapi Felica, Shabi memutuskan tidak mempedulikan semua omong kosong cewek kaya raya yang bertingkah sangat menyebalkan tersebut.

dia tidak peduli jika Felicia menganggapnya sebagai simpanan pria hidung belang meskipun pada kenyataannya itu tidak benar karena calon suaminya adalah pria muda dan tampan.

Selesai membuang air kecil cewek cantik ini pun keluar dari toilet perempuan dan mendapati dua bodyguard-nya masih setia menunggunya di depan.

"Nona Billa, kenapa gaun anda jadi kotor? Nanti kalau tuan Athur melihat kami akan dibunuh." Ucap salah satu bodyguard Shabi bernama Yosuke dengan wajah pucat.

"Saya rasa sebaiknya kita membeli gaun baru untuk anda,Nona." Sambung Tomo, yang wajahnya tak kalah pucat dengan Yosuke.

Membayangkan kemurkaan Athur saat mendapatkan kondisi calon istrinya terlihat berantakan, bisa-bisa mereka mendapat hukuman berat sekaligus caci maki.

Mungkin mereka akan kembali digantung terbalik dibawah jembatan seperti dulu, saat mereka tidak sengaja melakukan kesalahan tidak menjaga Shabi dengan baik menyebabkan cewek cantik itu terserempet mobil.padahal kala itu Luka Shabi tidak terlalu parah tapi Athur sudah terlihat sangat murka.

Jika bukan karena Shabi yang melarang Athur mematahkan kaki mereka pasti riwayat mereka sudah tamat.

"Kau tidak perlu khawatir Yosuke aku tidak apa-apa, yah kau benar Tomo kita harus membeli baju baru karena aku tidak mau kalian mendapatkan masalah dengan bos kalian yang gila itu."

Sebenarnya Yosuke dan Tomo merasa beruntung karena calon istri bosnya ini memiliki karakter yang jauh berbeda dengan bos mereka, calon istri bosnya ini memiliki hati yang baik dan selalu mencoba melindungi mereka jika tak sengaja melakukan kesalahan.

"Nona siapa pelaku yang membuat Anda seperti ini? Kami akan membuat perhitungan dengan orang itu! Berani sekali dia memperlakukan anda seperti ini!jika anda mengenal orang itu maka kami akan langsung mencarinya dan membuat pelajaran pada ada orang tersebut." Kata Tomo berapi-api, merasa tidak suka karena bosnya ini dibuat jadi berantakan.

"Benar apa kata Tomo,kita akan  membuat perhitungan pada orang  yang sudah berani membuat anda menjadi berantakan seperti ini!"  Sahut Yosuke terlihat sangat kesal.

Cewek cantik ini segera menggelengkan kepalanya. "Kalau tidak perlu melakukan hal itu karena ini hanya pertengkaran yang biasa terjadi antara sesama wanita jadi jangan terlalu berlebihan."

Mendengar perkataan dari calon istri bosnya tersebut mereka pun ada pilihan lain selain melupakan masalah ini.

"Baiklah, sebelum kita pulang aku rasa Aku membutuhkan baju baru." Shabi tersenyum.

"Kita akan mampir dulu ke butik ternama di sekitar sini sebelum pulang ke rumah."

Yosuke dan Tomo pun secara bersamaan menganggukkan kepala mereka dan menjawab ucapan dari calon istri bosnya ini dengan penuh semangat.

"Baiklah,Nona Billa. Maaf kan kami."

layaknya orang Jepang pada umumnya mereka pun membungkukkan badan tanda menyesal.

"Berhentilah meminta maaf akan sesuatu hal yang bukan kesalahan kalian karena itu membuatku merasa kesal."

Mereka berdua pun kembali menganggukkan kepala secara bersamaan.

"Baik,Nona."