Laki-laki itu berlari tunggang-langgang menerobos koridor rumah sakit, ia sempat menabrak beberapa orang yang berjalan di sana sampai-sampai menumpahkan menu makan siang di sebuah troli hingga keluhan terdengar, tapi ia tak bisa berhenti untuk sekadar meminta maaf, ia tak mungkin melakukannya sekarang setelah mendengar jika sang ayah masuk rumah sakit. Raka kelimpungan, ia benar-benar takut sesuatu yang buruk terjadi pada Erga, laki-laki itu masih rutin melakoni cuci darah untuk donor ginjal yang ia dapatkan dari Raka.
Setibanya di ruang IGD, Raka berdiri di depan pintu, ingin sekali tangannya terulur untuk membuka agar ia bisa melihat langsung keadaan Erga di dalam sana, tapi peraturan rumah sakit tetap mengikat jika belum diizinkan masuk apabila dokter belum mempersilakan.