Ada yang paling gelisah dari tiga orang yang duduk di bawah atap mobil malam ini, sedari tadi bahasa tubuhnya menegaskan hal itu—lebih tepatnya sejak sepasang kaki berbalutkan heels yang jarang sekali dipakai pemiliknya—meninggalkan pelataran rumah sebab harus pergi ke suatu tempat untuk janji temu malam ini yang perlu ditepati.
Meski bola matanya terus menatap keadaan di luar jendela mobil, tapi gerak-gerik dari tubuh tak bisa berbohong. Sesekali ia bermain dengan jemarinya, menatap ke segala arah atau menggigit bibir serta menggaruk rambut yang setelahnya ia rapikan lagi. Sepasang suami istri di jok depan tak memperhatikan bahasa tubuh sang putri sebab keduanya terlalu larut dalam obrolan mereka. Jadi, Rachel menikmati sendiri keresahannya kali ini, ia mungkin terbiasa melakukannya.