"Apa nih?" Leo duduk di tepi ranjang usai meraih dua tiket festival musik yang tergeletak di nakas, ia merasa baru melihat benda itu hari ini. Seharian memang Leo tak berada di rumah, ia masih sibuk dengan komunitas fotografernya. "Ini bukannya band indi kesukaan Rachel?"
Suara derit pintu terdengar hingga benda itu terbuka, tanpa ketuk pintu lebih dulu Ananta langsung masuk ke kamar sang kakak, untung saja laki-laki itu sedang tidak telanjang. Sekalipun Leo marah-marah pun kebiasaan buruk Ananta tak kunjung sirna, sabar dan tabah adalah sikap yang harus Leo tekankan ketika adiknya lagi-lagi berlaku ceroboh.
"Wah! Langsung dipegang!" seru Ananta sebelum naik ke ranjang Leo dan bersila di sebelah sang kakak yang menatapnya tanpa kedip, tentu saja bukan tatapan bersahabat. Ananta meraup wajah Leo seraya berkata, "Biasa aja kali, Bang. Nanta emang cantik, jadi nggak usah segitunya."
Leo berdecak. "Mau pergi pakai cara halus atau kasar?"