Rachel sibuk menggoreskan pensil pada kanvas di depannya, ia duduk di balik jendela dan membiarkan angin siang itu berembus masuk menyentuh kulit yang hanya dibalut tanktop abu-abu serta celana pendek, Rachel juga mencepol rambutnya persis seperti sketsa wajah sendiri yang tengah ia gambar.
Instrumen musik yang terdengar dari ponsel Rachel turut serta menemani ketenangannya hari itu, setelah tiga hari berlalu tanpa Raka, semua mulai tampak berbeda.
Ia sendiri, benar-benar merasa sendiri tanpa seorang pasangan.
Pernah dua tahunan menjalin hubungan dengan Leo, lalu sebulan bersama Raka, dan sekarang hati itu perlahan mulai kosong ketika perasaan yang Rachel miliki lambat laun terkikis seiring berlalunya waktu.
Entah kenapa Rachel begitu mudah melupakan, atau mungkin karena ia sempat kecewa sebelum kata break itu meluncur dari bibirnya dan membuat sesuatu yang disebut bersama menjadi drama luka.
Setiap orang akan akrab dengan kesendirian, entah sekarang, setiap waktunya atau besok.