"Sudah Gina, jangan membuat sesuatu yang akan kamu sesali, pergilah ke kamarmu..aku mau istirahat." ucap Bara dengan suara dingin.
Dengan hati penuh amarah, Georgina pergi ke kamarnya, memang beberapa bulan terakhir hubungannya dirinya sama Bara sudah di ujung tanduk, karena Georgina sudah tidak kuat dengan sikap dinginnya Bara.
Dealova yang masih berdiri di samping kamar menghampiri Bara dengan rasa bersalah.
"Tuan Bara, saya akan menjelaskannya." ucap Dealova sambil menatap Bara yang menatapnya dengan dingin.
"Kenapa kamu melakukannya? apa kamu menginginkan kematianku?" tanya Bara dengan wajah merah.
"Tidak, saya tidak ada maksud seperti itu, saya hanya kesal saja padamu, sampai saya tahu kalau Tuan Bara alergi sama susu dari Bik Narti, Bik Narti memang tidak tahu apa-apa." ucap Dealova dengan wajah tertunduk.
Bara mendengarkan dengan seksama tanpa ada sebuah senyuman.
"Jadi apa yang akan kamu lakukan untuk menebus kesalahanmu? aku bisa saja melaporkanmu seperti yang di bilang Georgina tadi." tanya Bara tak lepas dari pandangannya pada Dealova.
"Aku akan melakukan apa yang kamu inginkan Tuan Bara, tapi tolong jangan laporkan aku ke kantor polisi.'' ucap Dealova dengan wajah penuh penyesalan karena harus menghadapi masalah dengan orang kaya dan ternama.
"Kamu yakin? mau melakukan apa yang aku inginkan?" tanya Bara dengan wajah serius.
Dealova mengangguk, kendati hatinya ragu tapi bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur, Dealova tidak menyangka akan menjadi seperti ini.
"Layani aku siang ini sampai nanti malam?" ucap Bara sebagai tenang.
"Apa???? maaf Tuan Bara yang terhormat! saya bukan wanita sebagai pemuas nafsu anda, saya tidak menyangka ternyata otak anda otak mesum." ucap Dealova dengan mata memerah. Walaupun Dealova ingin tugasnya selesai tapi tidak ada di pikirannya untuk bercinta dengan seorang Bara yang sombong.
Tiba-tiba terdengar suara tawa kekehan Bara terdengar jelas di telinga Dealova.
"Nona Nita, makanya punya pikiran jangan yang kotor terus, aku tidak memintamu untuk bercinta denganku, aku ingin kamu melayaniku dengan menjaga dan merawatku seharian hari ini." ucap Bara dengan sebuah senyuman kemenangan.
Wajah Dealova memerah menahan malu, merasa di permainkan Bara dengan kesal Dealova ngeloyor pergi tanpa bilang apa-apa.
Bara tersenyum senang melihat wajah Dealova yang seperti kepiting rebus, sambil menatap langit-langit kamarnya.
Di dalam kamarnya Dealova ingin berteriak namun kekesalannya di tahannya saat ada Chelo yang tengah menunggunya.
"Tante Nita, bolehkah aku tidur siang di sini?" tanya Chelo dengan tatapan mata yang begitu sangat polos.
"Tentu saja boleh sayang, kemarilah." jawab Dealova penuh kasih sayang, sambil memberi tempat yang lebih luas untuk Chelo tidur.
Dengan cepat Chelo naik ke atas tempat tidur dan berbaring sambil memeluk guling Dealova.
"Sekarang pejamkan matamu ya sayang? nanti malam Tante akan bercerita kisah yang sangat bagus untukmu." ucap Dealova agar Chelo bisa tidur dengan cepat.
Sambil membelai rambut kepala Chelo, Dealova bersenandung kecil, suara Dealova yang merdu dan lembut akhirnya membuat Chelo tertidur.
Setelah melihat Chelo tertidur pulas, Dealova mengambil ponselnya dan melihat panggilan dari Johan yang beberapa kali, dan beberapa pesan yang belum di bacanya.
Tanpa menimbulkan suara Dealova menelepon balik Johan yang pasti uring-uringan karenanya.
"Hallo Johan, kamu di mana sekarang?" tanya Dealova dengan cemas, karena tidak ada suara dari Johan walau sudah di terima panggilannya.
"Jo, apa kamu marah?" tanya Dealova lagi namun tetap tidak ada suara dari Johan.
"Dengarkan aku Jo, aku tadi ada masalah dengan Bara, aku kesal padanya dan berniat mengerjainya, Bara punya alergi susu dan aku memberi susu pada kare ayamnya, ternyata alergi Bara bukan alergi biasa tapi alergi yang parah, hingga Gina memanggil dokter untuk menyadarkan Bara yang tidak bisa bernafas, dan sekarang Bara tahu kalau aku yang telah membuatnya pingsan." Jelas Dealova dengan perasaan bersalah pada johan.
"Apa Georgina sudah di rumah sekarang?" tanya Johan yang akhirnya bersuara dan bertanya tentang Georgina.
"Ya Georgina tadi siang pulang ke rumah, tapi aku sangat heran, mereka sudah tidak sekamar lagi." ucap Deloava dengan pikiran yang tak habis pikir kenapa mereka tidak bercerai saja kalau sudah tidak sekamar.
"Sebaiknya kita sudahi perkerjaan ini Love, aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu." ucap Johan yang takut kehilangan Dealova.
"Tapi aku sudah tinggal sedikit lagi Jo, dan aku tak bisa mundur lagi." ucap Dealova dengan sabar tak ingin menyakiti perasaan Johan.
"Aku tidak bisa jauh darimu Love, aku membutuhkanmu di sini, kamu harus ingat itu." ucap Johan berharap Dealova mau menerima perasaannya.
"Aku akan selalu mengingatnya Jo?" ucap Dealova dengan serius.
"Aku kesepian di sini tanpamu Love." ucap Johan dengan sungguh-sungguh.
"Aku juga merasa kesepian Jo, tapi itu tidak akan lama kok, besok malam aku akan tidur di sana." ucap Dealova yang juga merindukan Johan.
"Apa kamu juga merindukan aku Love?" tanya Johan dengan perasaan rindunya yang sangat menyiksa.
"Aku juga..." ucapan Dealova terhenti saat pintu kamar terbuka tanpa sempat mematikan ponselnya yang membuat Johan mendengar suara Bara yang memasuki kamarnya.
"Kenapa kamu masih di sini, aku menunggumu sedari tadi, apa kamu sudah lupa dengan janjimu untuk menjaga dan merawatku nona Nita?" ucap Bara sambil menghampiri Chelo dan mengecupnya dengan penuh kasih sayang.
"Aku masih menunggu Chelo tertidur, dan barusan saja aku menelepon nenekku." jawab Dealova yang bagi Johan jawaban Dealova sangat membuatnya kecewa dan terluka. "Kenapa kamu tidak jujur saja love? kenapa kamu harus mengatakan aku sebagai nenek kamu?" tanya Johan dalam hatinya yang tiba-tiba sangat terluka.
"Baiklah Nona Nita, aku tunggu di kamarku lima menit lagi." ucap Bara kemudian keluar dari Dealova.
Dealova mengambil Nafas lega, Bara tidak mengetahui ponselnya yang sedari tadi masih menyala.
"Hallo Johan, kamu masih mendengarku kan?" panggil Dealova ingin menjelaskan semuanya pada Johan, namun panggilannya keburu di matikan oleh Johan.
"Aahhhh, pasti Johan terluka dengan semua yang di dengarnya." gumam Dealova dalam hati sambil berjalan keluar kamar menyusul Bara.
***
"Sudah Jo, lebih baik kamu melupakan perasaanmu pada Dealova, dia tidak akan bisa mencintaimu Jo?" ucap Giant sahabat Johan yang sekarang menemani Johan yang lagi mabuk berat lagi.
"Aku tidak bisa melupakannya Giant, aku tidak bisa... aku sudah berusaha, tapi selalu saja hati dan perasaanku tertuju padanya." ucap Johan dengan matanya yang menerawang pedih.
"Tapi bagaimana kamu bisa bertahan Jo, kalau hati kamu selalu merasa tersakiti terus." ucap Giant yang merasa kasihan dengan kisah cinta Johan.
"Aku akan tetap bertahan walau aku mati sekalipun." sahut Johan dengan wajah serius.