Chereads / BIBIR CANDU MRS.DEALOVA : Candu bagi Seorang Presdir / Chapter 11 - PEMBALASAN BERUJUNG PENYESALAN (2)

Chapter 11 - PEMBALASAN BERUJUNG PENYESALAN (2)

"Ya Son, mulai sekarang kita akan makan siang bersama di rumah." ucap Bara sambil mengambil sedikit nasi dan kuah kare ayam kesukaannya.

"Kamu ingin apa Son?" tanya Bara sambil mengambil piring untuk Chelo.

"Aku ingin ayam goreng Papi." jawab Chelo dengan perasaan gembira.

"Tante Nita, ayo makan.. duduk di sini." ucap Chelo pada Dealova yang berdiri di samping Chelo.

"Duduklah Nona Nita." perintah Bara menatap wajah Dealova yang terlihat gugup.

Dealova duduk tanpa berniat membantah sebenarnya dia merasa gugup menunggu apa yang nanti terjadi.

"Cepat ambil makananmu." ucap Bara sambil memegang sendoknya memulai makan.

Namun tiba-tiba terdengar suara tepukan tangan yang cukup keras seiring suara seseorang yang berjalan mendekat ke arah Bara berada.

"Hm, sangat bagus..di saat istri tidak di rumah, suami mempekerjakan baby sitter tanpa persetujuan istri dan sekarang pemandangan yang cukup bagus, seorang presdir bersama baby sitter sedang makan siang bersama di hadapan putranya,..apa hal itu di benarkan suamiku Bara Febriansyah?" tanya Georgina yang tiba-tiba datang dengan sebuah kata-kata sindiran.

Dealova cukup terkejut, tapi tidak bagi Bara.

"Kamu kalau ikut makan siang, duduk saja." ucap Bara dengan tenang.

"Aku!! duduk bersama dengan seorang baby sitter?? yang benar saja kamu Bara!" teriak Georgina menatap Bara penuh emosi kemudian beralih menatap Dealova.

"Kamu!! siapa namamu? cepat kamu makan di dapur." ucap Georgina sebagai keras.

Kedua tangan Dealova terkepal ingin sekali merobek bibir Georgina yang pandai berakting.

Dengan hati kesal, Dealova berdiri dari duduknya, namun suara Bara menahannya.

"Kamu tidak perlu kemana-mana, tetap duduk dan makanlah." ucap Bara dengan suara datar.

Dealova melihat Bara kemudian melihat ke arah Chelo yang terdiam dengan wajah yang sangat terpukul dan terluka.

"Chelo, sini sayang duduk sama Tante." ucap Dealova berniat memangku Chelo agar tidak terguncang hatinya dengan semua yang di dengar dan di lihatnya.

Dengan wajah tertunduk Chelo bangun dari duduknya menghampiri Dealova dan duduk di atas pangkuan Dealova.

"Tante suapi ya sayang?" ucap Dealova sambil memulai menyuapi Chelo dengan setulus hati lepas dari tugasnya untuk menjebak Bara.

Dalam hati Georgina tersenyum puas melihat Dealova yang ternyata kemampuannya tidak di ragukan lagi belum ada beberapa hari, Dealova sudah bisa duduk makan siang bersama suaminya.

Melihat perhatian Dealova yang terlihat tulus saat menyuapi Chelo, hati Bara sedikit tenang. Tanpa memperdulikan Georgina yang masih berdiri di tempatnya, Bara memulai makan siangnya dengan tenang.

Tanpa merasa curiga atau merasakan rasa yang lain pada makanannya Bara menghabiskan makanannya.

Dealova menatap Bara tanpa berkedip saat Bara menghabiskan makanannya, memang Dealova sudah merasakan kare ayam itu sebelumnya dan rasanya tetap tidak berubah karena Dealova memakai susu tanpa gula dan memberi tambahan bumbu kare agar rasa tetap sama.

Tidak menunggu lama, Dealova di kejutkan dengan tubuh Bara yang ambruk ke lantai dengan menahan dadanya seolah tidak bisa bernafas.

Georgina yang berada di ruang tengah berlari ke ruang makan saat mendengar sesuatu yang terjadi. Bik Narti pun yang berada di dapur berlari menghampiri Bara.

"Bara!!!" teriak Georgina menghampiri Bara yang kesulitan bernafas dengan wajah yang memerah.

"Bik Narti!! segera telpon dokter Bagus!! sepertinya Bara mengalami alergi." ucap Georgina.

Dealova yang masih memangku Chelo hanya diam dan terpaku dengan kakinya yang gemetar, Dealova memeluk erat tubuh mungil Chelo. Sungguh Dealova tidak berpikir kalau alergi yang di alami Bara sampai seperti itu.

"Hai kamu cepat turunkan Chelo, bantu aku mengangkat Bara ke kamar." teriak Georgina pada Dealova saat melihat Bara yang sudah pingsan.

Masih dengan tubuh gemetar, Dealova menurunkan Chelo dan ikut membantu Georgina mengangkat Bara dan membaringkannya di atas ranjang.

Tidak berapa lama, Dokter Bagus datang dan memeriksa keadaan Bara.

Dealova berdiri di samping pintu tidak bisa berkata-kata selain ada rasa penyesalan. Perasaan takut mulai menyergapnya pasti Bara dan Georgina tidak akan melepaskannya.

Bayangan terali besi sudah terbayang di matanya.

Karena perasaan takut membelenggunya, Dealova sampai tidak bergerak sedikitpun saat ponselnya berbunyi berkali-kali dari Johan.

Setelah Dokter Bagus memeriksa Bara, Dokter Bagus menyuntikkan suntikan Epinephrine, karena Dokter Bagus mengetahui riwayat Bara tentang alergi parahnya yang sudah syok anafilaktif.

"Bagaimana keadaan Bara Gus?" tanya Georgina pada Dokter Bagus teman Bara.

"Sudah tidak apa-apa, sepertinya Bara makan makanan yang membuatnya alergi." jawab Dokter Bagus sambil melihat Bara yang masih belum sadar.

"Oke Gina, karena Bara sudah baik-baik saja aku permisi pulang." ucap Dokter Bagus sambil menatap Dealova dan memberikan sebuah senyuman.

Setelah Dokter Bagus meninggalkan kamar Bara, Georgina berteriak keras memanggil Bik Narti.

"Bik Nartiiiii!!!"

Bik Narti yang sedang menggendong Chelo datang tergopoh-gopoh.

Melihat Bik Narti yang menggendong Chelo, Dealova mengambil alih Chelo dan menggendongnya.

"Ya saya Nyonya besar." sahut Bik Narti dengan wajah penuh ketakutan.

"Makanan apa yang kamu berikan pada Bara sampai dia alergi lagi?" tanya Georgina dengan wajah marah.

"Saya hanya memasak kare ayam saja Nyonya." ucap Bik Narti dengan airmata yang sudah mengalir.

"Sudah berapa tahun Bik Narti ikut Bara, masak tidak tahu makanan apa yang tidak boleh di makan Bara!" ucap Georgina tanpa rasa sopan pada orang yang lebih tua.

"Saya tahu Nyonya." sahut Bik Narti dengan tubuh gemetar.

"Sebaiknya kemasi barang Bibik sekarang dan tinggalkan rumah ini." ucap Georgina tanpa hati, Georgina punya ide dari masalah yang ada dia bisa mengusir Bik Narti agar Dealova bisa bebas untuk menjalankan tugasnya membuat skandal di rumah tangganya.

"Maafkan saya Nyonya, sungguh saya tidak tahu apa-apa." ucap Bik Narti memohon maaf sambil bersimpuh di kaki Georgina.

"Bik Narti? apa yang Bik Narti lakukan?" ucap Dealova sambil menarik pergelangan tangan Bik Narti agar bangun.

"Nyonya Georgina, apa yang di katakan Bik Narti benar, Bik Narti memang tidak tahu apa-apa." ucap Dealova berniat mengaku di hadapan Georgina kalau dirinya yang sengaja memberi susu pada makanan Bara.

"Lalu siapa kalau bukan Bik Narti?" tanya Georgina dengan geram karena Dealova membuyarkan rencanakannya.

Dealova menurunkan Chelo, kemudian menatap dalam ke wajah Georgina, dengan hati pasrah Dealova mengambil nafas panjang.

"Yang melakukannya adalah..." belum selesai Dealova bicara, suara berat Bara terdengar di telinga Dealova.

"Tidak perlu di lanjutkan lagi masalah ini, aku tidak apa-apa, Bik Narti dan kamu Nona Nita bawa Chelo ke kamar." ucap Bara dengan nafasnya yang sudah mulai normal.

"Bara!! tidak bisa ini di biarkan, aku akan melaporkan hal ini pada polisi." ucap Georgina dengan amarah yang menjadi-jadi karena di hadapan Dealova dia di remehkan Bara.

"Sudah Gina, jangan membuat sesuatu yang akan kamu sesali, pergilah ke kamarmu..aku mau istirahat." ucap Bara dengan suara dingin.