" Andy mau lihat mama!" kata putranya cepat. Andy memang sangat menyayangi mamanya itu.
" No, son! Mama sedang tidur! Habis minum obat! Nanti setelah pulang sekolah saja kamu bisa menemui mamamu!" kata Andra mencegah putranya, karena Andra ingat jika Reva masih dalam keadaan toples di ranjang.
" No, Pa! Andy maunya sekarang!" kata Andy marah. Gawat! Ini anak 11/12 sama mamanya, kalo sudah maunya sekarang ya artinya sekarang! batin Andra.
" Ada apa pagi-pagi kok sudah marah-marah, sayang?" tanya sebuah suara.
" Mama! Kata Papa mama sakit!" kata Andy berhambur ke mamanya.
" Ckkk! Manja sekali!" kata Amy sinis. Reva menggendong putranya dan mendudukkan di kursinya.
" Apa kamu sudah baikan, sayang?" tanya Andra.
" Sedikit!" jawab Reva kesal.
" Mama kenapa jalannya pelan banget? Apanya yang sakit?" tanya Amy.
" Uhukkk!" Andra tersedak mendengar pertanyaan putrinya.
" Papa kenapa? Ikutan sakit?' tanya Amy cuek.
" Nggak, sayang! Habiskan sarapanmu!" kata Andra melihat wajah kesal istrinya.
Amy dan Andy berangkat ke sekolah dengan diantar oleh Susi babysitter mereka dan Denny sopir Reva. Andra masuk ke dalam ruang kerjanya untuk menyelesaikan berkas semalam yang belum selesai. Satu jam kemudian Andra keluar dari kamarnya dengan membawa tas kerjanya yang biasa di bawa oleh Boris, tapi karena Boris sedang ke negara Y, maka Andra membawa sendiri tasnya. Andra tidak melihat lagi istrinya di ruang makan atau ruang keluarga. Dia masuk ke dalam kamarnya dan melihat Reva sedang berbaring miring dan tertidur dengan pulas. Andra menelan salivanya saat melihat paha mulus istrinya yang tersingkap hingga memperlihatkan bokong seksi Reva. Andra ndekati Reva dan mengusap keatas paha istrinya itu. Entah kenapa, akhir-akhir ini birahi Andra mudah sekali naik. Tangannya langsung masuk ke dalam celana dalam Reva.
" Ahhhh!" desah Reva yang merasakan ada yang meremas bagian intinya. Lalu Andra memasukkan jari tengahnya ke dalam milik Reva dan Reva membuka matanya karena merasa perih.
" Andra! Masih sakit, ndra!" kata Reva yang menggigit bibirnya tapi tidak berusaha melepaskan tangan suaminya. Reva malah membuka kakinya agar Andra semakin dalam memasukkan jari-jarinya.
" Ahhhh!" Reva mengerang lalu melentangkan tubuhnya, dengan mudah Andra menaikkan kaos dan bra Reva lalu melumat dadanya yang masih memerah akibat perbuatan Andra semalam.
" Jangan digigit, masih sakit!" kata Reva. Andra menghisap lalu mengulum puncak dada Reva sambil tangannya mulai bergerak keluae masuk dan memutar.
" Ahhh...kamu membuatku gila, Ndraaaa!" kata Reva. Reva menjambak rambut Andra menurunkan ke bawah agar bisa menghisap miliknya.
" Kamu memang liar, sayang!" kata Andra. Tanpa menunggu lagi, Andra memainkan milik Reva dengan bibir dan lidahnya. Reva mendesar, mendesis dan mengerang. Mereka kembali mengulangi kegiatan semalam hingga satu jam karena ponsel Andra tidak berhenti berdering sejak miliknya menggoyang milik Reva.
" Ponselmu, sayang!" kata Reva yang merasa miliknya sangat kebas.
" Biar saja! Ini sangat nikmat, sayang!" kata Andra tidak perduli dan hanya mendorong miliknya hingga menyemprotkan habis cairan miliknya. Andra menarik pelan miliknya karena dia tadi melihat milik Reva yang memerah. Dia masuk ke dalam kamar mandi dan menyalakan air di bathtub.
" Berendamlah air hangat, sayang! Aku sudah memberikan obat yang biasa kamu pakai untuk mengobati luka di milikmu!" kata Andra mengangkat tubuh Reva dan memasukkan ke dalam bathtub.
" Aku membersihkan tubuhku dulu!" kata Andra mengecup kening istrinya. Andra membilas tubuh bawahnya dengan air shower dan mengeringkannya lalu dia mengambil celana dalam di dalam walk in closetnya. Setelah itu memakai celana dan merapikan pakaiannya dan jasnya. Dibukanya ponselnya yang ada di atas meja.
" Ya, Beb?" kata Andra di telpon. Reva bisa mendengar dengan jelas jika Andra memanggil seseorang di telpon dengan panggilan babe. Siapa wanita itu? Apa maksudnya menelpon suamiku? Dan awas aja kalo kamu berani main di belakangku Andra Putra Nugraha. Aku akan langsung memotong milikmu! batin Reva.
" Iya, Beb! Aku akan kesana 10 menit lagi! Istriku bisa marah kalo aku tiba-tiba kesana!" kata Andra. Berani sekali menjelek-jelekkan aku, padahal semalam dan beberapa menit yang lalu mendesah-desah diatasku! Dasar laki-laki mata keranjang! ku harus mengikuti dia! batin Reva.
" Sayang! Aku pergi, ya! Sebentar lagi meeting akan dimulai!" kata Andra yang sudah di depan Reva.
" Iya!" jawab Reva ketus.
" Kamu kenapa, sayang? Kok, marah gitu?" tanya Andra yang menyadari sikap istrinya.
" Aku minta maaf! Aku nggak akan menyentuhmu lagi hingga kamu merasa baikan! Aku janji!" kata Andra.
" Pergilah!" kata Reva sewot mendengar perkataan Andra. Iya! Karena kamu akan naik di atas wanita itu'kan? Dasar pria brengsek! batin Reva.
" Aku pergi, sayang!" kata Andra mengecup kening Reva. Reva hanya diam saja dan beberapa saat kemudian setelah dia merasa Andra telah keluar, Reva keluar dari bathtub untuk melakukan rencanamya.
" Akhhh!" rintih Reva yang merasakan bagian bawahnya masih terasa nyeri. Bibirnya terkatup dan digigitnya menahan rasa sakit. Lalu perlahan dia membilas tubuhnya di shower lalu mengeringkannya.
Seorang pria tampan sedang duduk di balik meja kebesarannya, dia sedang serius dengan dokumen-dokumen yang sama setiap harinya. Sesekali keningnya berkerut saat berpikir tentang sesuatu. Tok! Tok!
" Masuk!" kata pria itu.
" Permisi, Pak!" kata seorang wanita sambil tersenyum membuka pintu ruangan itu.
" Mama?" sapa pria itu saat melihat wanita tengah baya yang masih terlihat cantik sedang berjalan masuk ke hadapannya.
" Sayang!" jawab mamanya. Pria itu berdiri dan menyambut kedatangan mamanya.
" Apa kabar, nak?" tanya mamanya.
" Varel baik, ma!" jawab Revan.
" Mama mau bilang aja kalo kamu nanti sore harus datang ke butik Tante Laura!" kata Tata.
" Iya, ma! Kebetulan Varel sore ini ada meeting di sekitar situ, jadi bisa mampir sebentar!" kata Revan.
" Rel!" panggil Tata.
" Ya?" balas Revan.
" Mama bahagia sekali melihatmu akan menikah!" kata Tata terharu.
" Iya, ma! Varel bahagia kalo mama bahagia!" kata Revan memegang tangan mamanya.
" Mama tahu kamu belum bisa mencintai Angel sepenuhnya, tapi dia adalah gadis yang baik!" kata Tata lagi.
" Iya, ma! Varel yakin dengan pilihan mama!" kata Revan.
" Kalo gitu mama pulang dulu! Jangan lupa nanti sore!" pamit Tata.
" Iya, ma! Hati-hati!" kata Revan mencium pipi mamanya.
" Daaa!" kta mamanya melenggang pergi setelah Revan membukakan pintu ruangannya. Kenapa hatiku merasa tidak nyaman dengan semua ini? Seperti ada sesuatu dari diriku yang tidak rela dengan pernikahan ini! batin Revan.
" Tante!" sapa seorang gadis cantik.
" Angel!" kata Tata yang duduk dan berbincang dengan Laura.
Angel berjalan mendekati Tata dan mencium kedua pipi calon mertuanya.
" Menantumu cantik sekali Ta!" kata Laura memuji.
" Tentu saja!" jawab Tata bangga.
" Apa Revan belum samapai, Tan?" tanya Angel.
" Masih meeting katanya!" jawab Tata.
" Kamu duluan saja, sayang!" kata Laura.
" Iya, Gel! Nanti Varel menyusul!" kata Tata lagi. Angel keluar beberapa menit kemudian dan berjalan ke arah cermin.
" Astaga! Cantik sekali!" kata Tata melihat calon menantuya yang sangat cantik dengan gaun pengantin itu.
" Mama!" sapa Revan yang baru saja datang kesitu. Angel memutar tubuhnya saat didengarnya nama calon suaminya.
" Sayang!" sapa Angel. Revan mengikuti arah datangnya suara yang memanggilnya, matanya membulat melihat betapa cantiknya Angel memakai pakaian itu.
" Masuklah! Coba pakaianmu!" kata Tataq pada Revan