" Mama Wina!" sapa seorang anak laki-laki.
" Sayang! Kamu belum mandi?" tanya Wina melihat putranya yang masih memakai kaos bola yang kotor.
" Belum, Ma! David baru selesai main bola sama teman!" jawab David tersenyum.
" Mommy!" panggil seorang anak perempuan sambil berlari-lari mendekati wanita itu.
" Sayang! Hati-hati! Nggak usah lari-lari!" kata Wina.
" I miss you, mommy!" kata anak itu.
" Mommy juga, sayang! Apa Nina pintar di sekolah?" tanya Wina.
" Iya, mommy! Kata bu guru Nina nilainya paling bagus!" celoteh anak itu di gendongan mamanya.
" Pintar! David, kamu mandi dulu!" kata Wanita itu.
" Iya, ma!" jawab David lalu pergi ke lantai atas dimana kamarnya berada.
Wanita itu membawa anak perempuan itu naik ke lantai 2 dimana terletak kamarnya. Dia meletakkan putrinya yang masih berceloteh tentang kegiatannya sehari ini diatas ranjang.
" Nina sama mbak Sisi dulu, ya! Mama mau mandi!" kata Wina.
" Iya, ma! Nina mau gambar!" kata Nina lucu.
" Iya, sayang!" jawab Wina mengecup rambut putrinya. Wina memperhatikan putrinya dan tersenyum saat melihatnya asyik dengan crayonnya. Wina berjalan turun ke lantai satu rumahnya lalu masuk ke dalam kamarnya. Wina masuk ke dalam kamar mandi dan mengisi bathtub dengan air hangat dan aroma lavender kesukaannya.
Waktu sudah beranjak malam saat jam menunjuk pada angka 7, seorang wanita berjalan ke sebuah ruangan sambil membawa sebuah nampan yang berisikan secangkir kopi dan sepiring puding. Tok! Tok!
" Masuk!" jawab sebuah suara.
" Sayang!" sapa wanita itu saat dia membuka pintu dan melihat seorang pria duduk di meja sedang serius melihat ke meja.
" Apa masih banyak yang diurus?" tanya wanita itu menyajikan cangkir dan puding ke meja.
" Iya, sayang!" jawab pria itu tanpa melihat wanita itu. Tiba-tiba wanita itu mendekatinya dan duduk di pangkuan pria itu.
" Sayang! Aku lagi banyak kerjaan!" kata pria itu dengan sedikit kesal.
" Aku merindukanmu, sayang!" bisik wanita itu lalu meraba dada pria itu setelah memasukkan tangannya dari bawah kaosnya.
" Baby...aahhhh! Kamu tidak akan bisa berjalan, sayang!" kata pria itu yang sudah terpancing hasratnya dan mendesah karena wanita itu memilin puncak dadanya.
" Aku tidak percaya!" sahut wanita itu menggoda.
" Kamu yang menantang, sayang!" kata pria itu lalu dia melumat bibir wanita nya dengan lembut dan berubah cepat juga panas.
" Ahhh, Andy!" desah wanita itu akibat gigitan dan jilatan lidah pria itu. Andra memutar tubuh Reva menghadap padanya dan merobek pakaian Reva. Krekkk! Dengan buas Andra menarik tali bra yang reva kenakan hingga terputus. Lalu dengan panasnya Andra membuat kissmark dileher hingga dada Reva.
" Ahhh... Ndra! Sudah, sayang!... Aku minta ma'af!" desah Reva menyesal telah menggoda suaminya.
" Ini belum apa-apa, sayang! Kamu telah membangunkan dia!" kata Andra yang terus melumat dada Reva bahkan menyesapnya sangat dalam dan menggigitnya.
" Akhhh...Ndraaa! Ampunnnn!" erang Reva nikmat hingga dia mendapatkan pelepasannya.
" Kamu membuang sia-sia cairanmu, sayang!" kata Andra merasakan pahanya basah akibat pelepasan Reva yang kedua kali.
" Aku akan membuatmu memberikan adik lagi buat Amy!" kata Andra menaikkan Reva ke atas meja kerjanya.
" Tidak, Ndra! Please! Amy masih baru berjalan, sayang! Dan aku baru saja bernafas lega!" kata Reva kesal pada suaminya yang main minta anak aja.
" Tapi aku mau kamu hamil setahun sekali, sayang!" kata Andra.
" Apa kamu senang melihatku semakin lebar?" kata Reva ketus.
" Kamu semakin seksi saat hamil dan semuanya menjadi membesar dan sempit!" ucaqp Andra di sela sesapannya di bawah Reva. Reva semakin menggila akibat jari dan lidah Andra di bagian bawahnya.
" Andy! Ahhhh! Ahhhh!..."
" Sudah, sayang!" kata Reva memohon.
" Andra dengan cepat membuka celananya dan memasukkan miliknya ke milik Reva. Kali ini dia melakukannya dengan pelan.
" No, Andy! Faster!" kata Reva.
" Pleasure, baby!" jawab Andra lalu memompa bokongnya dengan cepat hingga menimbulkan suara yang berisik. Andra benar-benar tidak membuat Reva istirahat, dia memutar dan membolak-balik istrinya. Dari ruang kerja, sofa lalu di kamar, Andra membuat tubuh Reva remuk seperti tak bertulang.
Memang 2 minggu ini Andra sedang fokus pada pembangunan kantor cabang baru perusahaannya yang sangat menguras tenaga dan pikirannya. Bahkan hanya sekedar bertemu anak-anaknya saja dia tidak sempat, apalagi mau asik-asik dengan Reva. Dia berangkat saat anak dan istrinya masih tidur dan dia pulang juga saat mereka dalam keadaan yang sama.
" Andy...sto...pppp! I'm tired!" ucap Reva dengan tubuh yang telah lemas, padahal Andra masih memacu tubuhnya di atas tubuh Reva.
" No, baby! Aku masih menginginkan kamu!" kata Andra, padahal waktu sudah menunjukkan jam 5 dini hari. Andra hanya istirahat jam 2 tadi untuk mangambil makanan karena Reva merasa lapar. Setelah makan, Andra sengaja memberikan ijin pada Reva untuk berhenti dan berendam air hangat selama satu jam, sementara Andra mengistirahatnya juniornya. Tanpa basa-basi Andra segera mencumbu Reva saat wanita itu selesai mandi dan masih memakai bathrobe.
Dan Reva sudah kembali merasa lelah dan lemas akibat gempuran suaminya. Akhirnya Reva tertidur setelah Andra menyemprotkan cairannya dengan keras.
" Tidurlah, sayang! Aku selalu tidak bisa menahan diri jika kamu telah menyentuhku!" bisik Andra mengecup kening Reva yang telah berlayar di alam mimpinya.
Sebuah mobil mewah berhenti di depan sebuah rumah mewah yang berwarna krem. Seorang pria keluar dan membuka pintu mobil sebelahnya. Pria itu menopang tubuh pria satunya dan membawanya berjalan ke pintu rumah.
Wina terbangun mendengar ada suara mobil berhenti, lalu dia memakai outernya dan keluar dari kamarnya. Dilihatnya seorang pria berjalan masuk sambil menuntun pria lainnya.
" Selamat malam, Nyonya!" sapa pria itu.
" Pagi, Tony!" jawab Wina.
" Maaf, Nyonya!" jawab Tony.
" Apa dia tidak ada pekerjaan lain selain begini jika ada tamu?" tanya Wina.
" Ma'af, Nyonya!" jawab Tony lagi.
" Bawa masuk!" kata Wina lalu mengikuti Tony yang membawa suaminya masuk ke dalam kamar. Tony membaringkan William di ranjangnya lalu pamit pergi pada Wina. Wina membuka sepatu William dan mengambil washlap yang telah dibasahinya dengan air hangat. Diusapnya wajah suaminya yang tertidur dengan pelan hingga leher, lalu di tariknya selimut untuk menutupi tubuhnya. Setelah Wina meletakkan washlap kembali ke kamar mandi, dia membaringkan tubuhnya di samping suaminya.
" Selamat Pagi!" sapa Wina pada David yang menggendong Nina turun ke lantai bawah.
" Pagi, ma!" jawab David.
" Pagi, mommy!" jawab Nina. David dan Nina mencium pipi Wina dan duduk di kursinya masing-masing.
" Papa belum bangun, ma?" tanya David.
" Sudah!" jawab Wina.
" Pagi!" sapa William yang keluar dari kamarnya dan melihat semua sudah berkumpul di meja makan.
" Pagi, Pa!" jawab David dan Nina bersamaan.
" Kita sarapan!" kata William lalu meminum kopinya dan menikmati sandwichnya.
Sementara di tempat lain, seorang wanita tergolek di atas ranjang masih dalam keadaan tertidur dan kelelahan.
" Aku harap kamu akan hamil lagi, sayang!" kata Andra mengecup punggung Reva yang tidak tertutup selimut. Andra keluar dari kamarnya dan melihat Andy telah duduk di kursinya bersama Amy.
" Pagi, sayang!" sapa Andra.
" Pagi, papa!" sahut mereka berdua.
" Mama dimana?' tanya Amy.
" Mama sedang tidak enak badan, sayang!" jawab Andra.