Chereads / Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 121 - Ketulusan

Chapter 121 - Ketulusan

Up : Selasa, 26/01/2021 - Pukul 18.10 WIB

_____________________________________________

" Paaaaa! Telingaku sakit!" kata Reva kesal.

" Bangun dan bilang sama suamimu itu jangan berani membuat putriku kesakitan atau aku akan menghajarnya!" kata Valen keras. Glekkk! Andra menelan salivanya.

" Astaga, papa! Kayak papa nggak pernah aja! Emang Reva nggak tahu perbuatan papa ke mama? Dasar pria-pria mesum!" ucap Reva kesal.

" Itu beda, sayang!" kata Valen berubah lembut.

" Beda apanya? Ckk! Kalian pria hanya bisa membuat istri-istri kalian nggak bisa turun dari ranjang!" decak Reva sebel.

" Mana suamimu? Aku mau bicara sama dia! Apa dia lupa kalo kamu harus merawat anak kalian?" tutur Valen kesal. Deg! Andra menelan lagi salivanya. Dia lupa jika mereka telah memiliki anak.

" Sudah! Aku akan pulang sebentar lagi!" kata Reva menutup panggilannya lalu kembali tidur agar tenaganya bisa pulih..

" Sayang! Bagaimana dengan suamimu? Apa dia tidak akan marah kamu disini?" tanya Andra sambil memeluk tubuh Reva.

" Astaga, Andraaaa! Apa kamu mau aku bilang kalo papaku bener? Kalo kamu itu memang pria bodoh!" kata Reva kesal lalu memutar tubuhnya menghadap pada Andra.

" Apa maksudmu, sayang! Apa yang salah?" tanya Andra mengerutkan dahinya dan bibirnya cemberut.

" Apa kamu mau jadi simpananku?" tanya Reva kesal.

" Iya!" jawab Andra pelan sambil menundukkan kepalanya. Deg! Hati Reva berdesir, pria besar ini, pria yang ada di hadapannya ini, mau menjadi simpanannya? batin Reva.

" Kenapa?" tanya Reva pelan.

" Karena aku mencintaimu? Karena anak kita? Karena aku tidak bisa jauh darimu! Aku rela jadi apapun itu asalkan aku bisa bersamamu seperti ini!" jelas Andra menatap sayu pada Reva.

" Walau kita hanya bisa bertemu saat aku luang?" tanya Reva memancing.

" Iya! Aku akan selalu siap kapanpun kamu butuh aku!" jawab Andra jujur.

" Aku semakin mencintaimu...suamiku!" ucap Reva mengecup bibir Andra.

" Seandainya benar aku adalah suamimu dan bukan si brengsek Bayu itu!" jawab Andra.

" Jangan mengatai Ayah baptis putramu!" ucap Reva.

" Ckkk!" decak Andra. Reva kembali memejamkan matanya membelakangi Andra dengan tersenyum.

" Tunggu!! Tunggu! Bagaimana mungkin seorang ayah bisa menjadi ayah baptis untuk putranya sendiri? Sayang! Apa kamu sedang membodohiku?" tanya Andra berpikir.

" Sudah! Aku lelah! Jangan menambah lelahku dengan sikapmu yang benar-benar bodoh!" Reva benar-benar kesal pada suaminya.

Reva sudah membersihkan tubuhnya walau harus digendong Andra ke kamar mandi akibat tubuhnya benar-benar terasa remuk redam. Setelah berendam dengan ramuan penyegar tubuh dan meminum vitamin, Reva merasa sedikit memiliki tenaga. Dia memakai pakaiannya di walk in closet Andra, tidak mau memancing singa lapar lagi. Andra yang duduk di sofa menatap istrinya yang sedang berhias di depan meja rias dengan wajah murung.

" Apakah kamu benar-benar harus pergi?" tanya Andra.

" Aku hanya akan mengambil putra kita. Apa kamu tidak memiliki rumah sehingga keluargamu harus tinggal disini?" tanya Reva.

" Tentu saja ada! Rumah itu sudah aku persiapkan jauh-jauh hari sebelum acara pernikahan kita dulu!" tutur Andra.

" Pulanglah kesana, aku tidak mau tinggal disini! Dan siapkan kamar untuk putramu di dekat kamar kita, agar aku mudah untuk menggendongnya jika dia menangis!" ujar Reva.

" Iya!" jawab Andra tidak bersemangat.

" Apa kamu tidak suka jika aku dan Andy tinggal disana?" tanya Reva kesal.

" Aku suka, sangat berharap malah!" jawab Andra.

" Ckkk! Aku heran kenapa sampai saat ini kamu bisa menjadi CEO perusahaan besar? Sudahlah, aku akan pulang! Dasar bodoh!" kata Reva sebel sama kebodohan suaminya. Reva meraih tasnya dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

" Boris akan mengantarku pulang, jangan lupa pesanku!" ucap Reva sambil meletakkan sebuah buku kecil di depan Andra, tapi pria itu tidak perduli dan hanya berdiri mengikuti langkah Reva keluar kamar.

" Aku akan megerjakan semua hari ini! Boris tahu dimana rumah kita! Dan aku harap malam ini kalian bisa menginap disana!" kata Andra memeluk pinggang Reva dari belakang.

" Besok malam saja! Ini sudah malam dan aku ingin istirahat di rumah mama!" kata Reva memutar tubuhnya. Reva mengecup bibir suaminya dan dengan cepat Andra membalasnya dengan lembut dan lebih dalam. Reva membiarkan saja ulah Andra yang menncium, melumat hingga membelit lidahnya, dia hanya membalas dan menikmati saja. Mereka saling melepaskan setelah 30 menit berlalu dengan bibir Reva yang terasa sangat kebas.

" Puas?" tanya Reva.

" Sama sekali tidak! Aku masih ingin menyentuh dan memasukimu!" bisik Andra di telinga Reva, membuat tubuh Reva meremang. Dengan cepat Reva mendorong Andra dan membuka pintu apartement itu sebelum dia juga tidak bisa menahan gejolak hasratnya.

" Sampai ketemu besok malam!" kata Reva. Andra hanya bisa diam mematung ditempatnya.

" Ckk! Aku hanyalah pria simpanan!" ucap Andra kesal, lalu dia berjalan masuk ke dalam kamarnya kembali. Andra menghempaskan tubuhnya ke atas sofa, lalu dia meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

" Buatkan kamar bayi di sebelah kamarku dan beri pintu penghubung!" kata Andra kemudian menutup panggilannya. Andra memejamkan matanya lalu tertidur karena merasa lelah pikiran.

Tengah malam Andra terbangun dari tidurnya, dia melihat ponselnya dan merasa kesal.

" Apa dia sedang diatas suaminya? Hingga jam segini nggak memberiku kabar sama sekali! Arghhhh! Revaaaa! Aku bisa gila karena menginginkanmu!" teriak Andra sambil menggosok-gosok kasar rambutnya hingga berantakan. Andra terdiam lalu mengirimkan pesan pada Reva, dia sudah tidak perduli lagi jika Bayu akan membaca atau bahkan marah pada dirinya.

@ Sayang aku merindukanmu

tulis Andra. Tapi Reva tidak membalasnya walau Andra telah menunggunya beberapa menit.

" Arrgghhhhh!" teriak Andra melempar ponselnya ke tembok hingga pecah berkeping-keping. Lalu Andra menundukkan kepalanya sambil menyugar rambutnya. Tatapannya tertuju pada sebuah buku kecil berwarna merah. Diraihnya buku tersebut lalu disandarkannya tubuhnya di sofa. Andra membuka buku itu tanpa melihat sampulnya, ada foto dia sama foto Reva didalamnya, lalu dibukanya lembar berikutnya.

" Buku apa'an, sih?" ucap Andra melempar buku tersebut ke atas meja lagi. Andra masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, lalu dia memakai boxer dan singlet. Andra keluar kamar untuk mengambil air minum. Terlihat Anzel yang sedang duduk di ruang tengah, kening Andra berkerut.

" Kenapa kamu nggak tidur-tidur?" tanya Andra.

" Bos nggak mau kemana-mana?" tanya Anzel.

" Nggak! Kenapa?" tanya Andra curiga.

" Apa Nyonya Bos nggak memberikan pada Bos?" tanya Anzel heran.

" Memberikan apa?" tanya Andra.

" Apa Nyonya Bos lupa, ya?" ucap Anzel pada dirinya sendiri.

" Apa ada yang kamu sembunyikan, Zel?" tanya Andra kesal.

" Sebentar, Bos!" kata Anzel membuka ponselnya dan menekan juga menggeser layar ponsel itu.

" Apa Nyonya Bos tidak memberikan ini pada Bos?" tanya Anzel memperlihatkan gambar di ponselnya pada Andra.

" Apa itu?" tanya Andra melihat layar ponsel Anzel.

" O, itu! Kirain apa! Ada di dalam!" kata Andra tenang sambil meminum air mineralnya.

" Jadi Bos sudah tahu kalo kalian sudah menikah?" tanya Anzel. Prottttt! Air yang ada di dalam mulut Andra seketika tersemprot keluar dari bibirnya.

" Apa maksud kamu menikah?" tanya Andra kaget.

" Astaga, Bos! Apa Bos nggak tahu buku apa itu?" kata Anzel menepuk jidatnya. Dia baru menyadari jika pria yang sudah tergila-gila karena cinta alis bucin itu berbahaya, karena dia bisa menjadi orang bodoh walaupun dia adalah pemimpin perusahaan besar.