" Aku mencintaimu, Revalina Abiseka! Aku menginginkanmu! Aku tergila-gila padamu!" bisik Luke lalu mencium kembali dengan kasar bibir Reva. Reva seakan sudah gila, dia belum pernah diperlakukan kasar oleh seorang pria, ini adalah yang pertama kali. Tapi kenapa dia sangat menyukai sentuhan kasar Luke, kebrutalan Luke. Tangan luke mulai turun meremasa dadanya dan meremas miliknya.
" Ahhhh!" desahan lolos begitu saja dari bibir Reva. Tangan Luke masuk ke dalam rok Reva dan anehnya Reva hanya diam saja membiarkan tangan itu membelai kewanitaannya.
" Lu...keee!" erang Reva.
" Yes, baby! Say it!" bisik Luke lembut. Luke memasukkan satu jari tengahnya ke lubang Reva dan menggerakkannya di dalam sana.
" Achhhhh, Lukeee! I'm...!"
" Sorry, baby! Kamu harus datang padaku jika kamu menginginkan lebih!" bisik Luke lalu menjilat jari yang tadi dimasukkannya di lubang milik Reva dan merapikan pakaian Reva. Dengan santai dia membuka pintu toilet. Reva menelan salivanya melihat sikap Luke.
" Meet me at the suite at this resto! Don't worry, nobody will ask or care about it!" ucap Luke mengerlingkan matanya. Sementara Reva merasakan sesuatu yang kosong saat pelepasannya tidak tercapai, tubuhnya bergetar dan seperti ada yang hilang yang membuat dirinya gelisah. Reva merapikan pakaian dan riasannya, dia berjalan dengan gelisah kembali ke ruang meeting. Dilihatnya Luke yang duduk dikursinya sambil sesekali menghisap jarinya sendiri. Tubuh Reva bereaksi sangat aneh, dia merasa kewanitaannya berkedut saat melihat Luke melakukan itu. Damn you, Luke! What have you done to me! batin Reva. Reva sangat gelisah di tempatnya dan itu sangat terlihat oleh Sinta.
" Apa Bos sedang tidak enak badan?" tanya Sinta.
" Heh? Nggak! Aku hanya sedikit lelah saja!" kata Reva.
" Setelah meeting ini kita ada waktu istirahat untuk nanti malam, Bos!" kata Sinta.
" Ada apa memangnya?" tanya Reva tidak fokus.
" Pesta disini Bos! Yang diadakan oleh LNR!" kata Sinta heran yang melihat Bosnya seperti amnesia.
" Oh, ya!" jawab Reva. Meeting telah selesai dilakukan dan semua bersalam-salaman.
" I am waiting, baby!" bisik Luke saat bersalaman dengan Reva. Tangan Reva bergetar, dia meremas-remas tangannya dan berjalan keluar dari ruang meeting. Saat hampir sampai dipintu, Reva berhenti.
" Sin! Kamu balik dulu! Aku masih ada janji dengan seseorang!" kata Reva.
" Ha? Ok! Saya duluan, Bos!" kata Sinta. Reva menganggukkan kepalanya dan memutar tubuhnya masuk ke dalam lift.
" Suite floor, please!" ucap Reva pada seorang penjaga lift.
" Yes, madam!" jawab penjaga itu. Lift naik ke lantai 5 resto, saat pintu lift terbuka, Reva dengan ragu melangkah keluar, dilihatnya hanya terdapat sebuah pintu dengan 2 orang bodyguard disitu.
" Mr. Richard is waiting, Madam!" ucap salah satu dari mereka.
"Yes!" jawab Reva. Saat ini dia merasa seperti seorang wanita jalang yang sedang mengunjungi langganannya. Pintu terbuka dan Reva melihat ke dalam ruangan, sangat indah dan mengagumkan! Ruangan tersebut ditata sedemikian rupa untuk memuaskan mata siapa saja yang melihat. Reva berjalan mendekati dinding kamar yang terbuat dari kaca. Terlihat seluruh isi kota dari atas sini dan diluar terdapat balkon yang cukup luas dengan sebuah taman mini yang indah.
" Kamu datang juga , baby!" bisik Luke memeluk Reva dari belakang. Tubuh Reva meremang, kedua matanya terpejam merasakan sentuhan Luke yang berbeda. Luke memutar tubuh Reva dan melumat bibir gadis itu. Dengan panas Reva membalas lumatan Luke dan mereka saling mengabsen isi mulut dan bertukar saliva hingga terengah-engah. Suara decak mulut dan saliva terdengar bagai lagu pendek. Luke mendorong tubuh Reva ke dinding kamar dan meremas keras dada wanita itu.
" Ahhhh!" desah Reva tanpa malu-malu lagi. Tangan Luke yang lain meremas kembali kewanitaan Reva. Reva merasakan sesuatu yang nikmat dalm tubuhnya yang belum pernah dia rasakan. Luke menjilat seluruh leher dan telinganya lalu menggigit telinga Reva.
" No kissmark!" ucap Reva saat Luke akan membuat tanda pada leher Reva. Luke tersenyum licik, dia menjilat kembali leher Reva dan tulang selangkanya. Di bukanya blazer Reva dan dibuangnya asal, lalu di robeknya kemeja gadis itu. Dijilatnya bahu putih mulus itu dan dengan sekali tarik, bra milik Reva telah terlepas dari tubuhnya.
" Dadamu sangat kenyal, baby!" ucap Luke, membuat Reva merona. Dengan rakusnya Luke menyesap puncak dada Reva dan meremas sebelahnya, Reva hanya bisa mendesah dan mengerang walau Luke melakukannya dengan kasar, tapi gilanya Reva menyukainya. Reva merasakan sakit tapi nikmat di dadanya karena ulah kasar Luke yang memainkan mulut dan tangannya disana.
" Lukeee! Ohhhh!" ucap Reva. Luke tahu jika Reva telah basah. tanpa menunggu lama, Luke melepaskan rok yang dipakai Reva dan merobek G-String milik Reva. Mata Luke membulat melihat kewanitaan Reva yang menurutnya sangat indah. Luke bersimpuh di bawah Reva lalu dengan cepat diangkatnya satu kaki Reva dan diletakkannya di atas bahunya.
" You so wet, baby!" ucap Luke, Reva sudah tidak tahu lagi apa yang dirasakan tubuhnya, dia hanya diam menggigit bibirnya dan menyandarkan tubuhnya ke dinding kaca. Dengan rakusnya Luke mengexplore kewanitaan Reva hingga membuat tubuh gadis itu bergetar.
" Aku...Lukeeee! Stoppp ittt!" teriak Reva saat tubuhnya akan mendapatkan pelepasan. Luke segera menopang Reva yang hampir jatuh karena lemas akibat pelepasan tersebut. Luke segera membawa Reva ke lantai atas dan membaringkannya di atas ranjang. Dibukanya handuk yang melilit pinggangnya, terlihat pusakanya telah menegang sempurna. Reva yang masih lemas, hanya bisa meringkuk merasakan semua otot perut bagian bawahnya tegang. Luke mencium kembali bibir Reva sambil memainkan kembali kewanitaan Reva dengan jarinya, Reva terkejut, tapi dia merasakan kenikmatan dengan semua itu.
" Ahhhh! Sshhhhh!" desis Reva. Luke semakin mempercepat gerakannya.
" Yes, Luke! Stop there!" ucap Reva, tapi Luke menarik jarinya dan itu membuat Reva meremang.
" Please!" pinta Reva.
" What, baby! Say it!" tanya Luke.
" Jangan siksa aku, Luke!" ucap Reva memelas.
" Apa kamu benar-benar menginginkannya, baby?" tanya Luke.
" Yes, Luke! I wany it!" kata Reva, tanpa menunggu lagi, Luke menghujamkan pusakanya ke liang Reva.
" Kamu sempit, baby!" kata Luke memaksa pusakanya masuk.
" Akhhh!" jerit Reva yang ternyata milik Luke sama besar dengan milik Andra. Luke memompa tubuhnya dengan kasar dan Reva sangat menikmatinya. Luke membuat Reva mendapatkan pelepasan berkali-kali dan Luke membuat Reva melayaninya dengan berbagai gaya.
" Akhhhhhh!" keduanya mendapatkan pelepasan bersama-sama. Reva tersentak, dia lupa jika Luke tidak memakai pengaman, dan dia saat ini dalam masa suburnya.
" Apa kamu memiliki pil kb?" tanya Reva.
" Aku lupa membawa milikku!" kata Reva lagi.
" Untuk apa Pil KB? Aku menginginkan benih itu tumbuh di rahimmu!" bisik Luke sambil memeluk Reva.
" No, Luke! Aku sudah bertunangan dan akan menikah bulan depan!" kata Reva yang bangun dari ranjangnya dengan susah payah akibat permainan Luke yang brutal.
" So what? Putuskan! Atau aku akn mengirim video kita pada tunanganmu!" ancam Luke.
" What? You bastard!" kata Reva merasa dijebak.
" You mine, Reva!" ucap Luke tegas.
" I'm nobody property!" ucap Reva berjalan ke lemari Luke dan meraih kemeja pria itu dan memakainya. Lalu dia turun dan berusaha keluar dari kamar tersebut, tapi pintunya terkunci.
" I told you i want you!" kata Luke dari atas.