Chereads / Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 30 - Ada Kelainan?!

Chapter 30 - Ada Kelainan?!

Tata meraih tasnya, dan Valen menarik dress Tata hingga terlihat tubuh mulus dan seksinya. Tata berdiri saat Valen membuka celananya. Tata meraih ponselnya dan menjawab panggilan Lewis.

" Halo! Lewis! ...

Valen cemburu, dia memeluk Tata dari belakang lalu menjilat telinga

...Ya? Baik! ...Reva? Ti ..dur!...

Jawab tata terbata karena tangan jahil Valen yang meremas dada Tata. Katakan Tata gila, tapi dia memang gila, gila akan pria yang bernama Valentino Abiseka! Gila karena cinta yang dirasakannya tidak pernah bisa hilang dan semakin kuat! Maaf Lewis! batin Tata Valen menjilat lehernya.

...Aku ...sedang memasak! Bi..sa...nanti...telpon,,,lag,,,gi? ...

Valen benar-benar membuat Tata luruh.

...Daaa!"

" Val! Ahhh!" desahan kembali lolos dari bibir Tata saat Valen menyesap puncak dadanya. Valen mendorong Tata hingga jatuh ke atas ranjang, lalu dia menyusuri perut Tata dan mengecupnya perlahan. Tata yang memejamkan mata sambil menggigit bibirnya seketika tersentak saat Valen mencium milik Tata yang masih tertutup celana dalam. Tata menampar Valen! Plakkk! Valen kaget, dia menatap Tata sedih. Tata meraih pakaiannya dan memakainya lalu dia meninggalkan kamar itu. Sementara Valen terduduk dengan pikiran dan hati yang kacau. Dia berdiri dan masuk ke dalam shower lalu mengguyur tubuhnya dengan air dingin untuk meredakan nafsunya. Sementara Tata yang merasa bahwa dia telah bersalah pada Lewis, menangis di dalam mobilnya. Ada apa dengan diriku? Aku seperti wanita sedang selingkuh dengan kekasih gelapnya. Astaga! Kenapa denganku? Kenapa aku seperti ini? batin Tata. Tata berperang dengan batinnya, dia berada di persimpangan jalan antara Valen dan Lewis.

Reva membuka matanya, dia menguap sebentar lalu duduk di tempat tidurnya. Nanik yang melihat anak majikannya bangun segera mendekati dan duduk di depannya.

" Mama temana, mbak?" tanya reva saat bangun dari tidurnya.

" Mama masih keluar sebentar!" jawab Nanik.

" Leva lapal!" kata reva.

" Ayuk, makan!" ajak Nanik, lalu dia menggendong reva, dibasuhnya wajah reva dengan air dan dicucinya juga tangannya, kemudian dia membawanya ke dapur. Murni sedang sibuk mencuci perkakas kotor dan mengeringkannya. Dia melihat Reva digendong oleh Nanik menuju ke meja makan.

" Waduhhhh! Anak cantik sudah bangun!" sapa Murni.

" Lapar, ya?" tanya Murni lagi.

" Iya mbok! Lepa lapal!" kata Reva.

" Mbok siapin makannya ya!" kata murni.

" Iya, mbok!" jawab Reva.

" Mbok cama Mbak nanik itutan makan ya!" ajak reva.

" Boleh!" jawab Murni. Dirumah Valen memang tidak membedakan pembantu dan majikan dalam hal makan, tapi para pembantu itu yang merasa tidak enak jika harus makan bareng majikannya di meja yang sama.

" Mbak Tata kemana, ya? Kok, belum datang juga?"

" Iya! Katanya sebentar! Mungkin jalanan macet!" kata Nanik. Lalu mereka makan bersama dan Reva masih disuapin oleh Nanik karena dai masih belum begitu bisa makan sendiri.

Sementara itu Ben di kantor sedang menghandle pekerjaan Valen, dia dari pagi sudah meeting dengan para karyawan kantor, karena Valen yang sedang sakit tidak bisa datang ke kantor. Setelah selesai rapat dia kembali ke ruangan Valen dan melihat Sonya telah duduk dikursinya..

" Lo kenapa? Katanya ke tempat Bos?" tanya Ben pada Sonya yang terlihat tak bersemangat.

" Sudah!" jawab Sonya.

" Kok, cepet?" tanya Ben.

" Gue diusir!" jawab Sonya.

" Kenapa" tanya Ben lagi.

" Katanya dia nggak suka gue keluar saat jam kerja!" jawab Sonya lagi.

" Udah gue bilang!" kata Ben.

" Iya! Gue heran sama Bos kita! Diperhatikan kekasihnya kok nggak suka!" kata Sonya jengkel. Ben hanya diam saja, karena dia tahu Bosnya sangat frustasi dengan keberadaan Tata bersama keluarganya. Ben tahu jika tiap malam semenjak keluar dari rumahnya, Valen selalu minum-minum dan pergi ke club.

" Apa dia ada kelainan?" tanya Sonya pada Ben yang sedikit terkejut.

" Maksud lo?" tanya Ben.

" Ya mungkin dia nggak suka sama wanita!" jawab Sonya.

" Menurut lo selama jadi kekasihnya gimana?" tanya Ben.

" Gue kasih tahu, ya! Selama jadi pacar dia, nggak pernah sekalipun dia menyentuh gue!" tutur Tata.

" Apa lo minta disentuh?" sindir Ben.

" Maksud gue bukan gitu! Kita emang berciuman, tapi hanya sekedar ciuman biasa!" jawab Sonya lagi.

" Lo maunya ciuman yang gimana?" tanya Ben pura-pura nggak tahu.

" Ya gitu deh! Susah ngomong sama jomblo! Biar dibilangin juga nggak akan ngerti!" kata Sonya sewot. Ben hanya tersenyum sinis, lalu melanjutkan memeriksa beberapa dokumen. Dia sempet mengirim pesan kepada Valen jika besok ada rekan bisnis dari Negara N akan datang untuk menandatangani kerja sama dengan perusahaan mereka. Dan orang tersebut hanya mau jika Valen datang sendiri.

Lewis sedang ada di sebuah pegunungan saat ini, dia sedang ada proyek untuk memotret pemandangan disitu. Dia bersama tujuh orang pekerjanya sedang mendirikan tenda di atas situ. Dan kebetulan sekali saat itu cuaca cerah, jadi mereka tidak akan kesulitan dalam mengambil gambar.

" Sekali-sekali ajak istri lo kerja, biar dia tahu!" ucap Mark asistennya.

" Terus anak gue gimana?" tanya Lewis.

" Ya kalo kerjanya lagi nggak disini!" kata Mark.

" Bos Lewis! Mau kopi?" tanya Donna, sekretarisnya dengan tiba-tiba. Mereka saat itu sedang makan siang dan hawa disitu memang sedang lumayan dingin.

" Boleh!" jawab Lewis.

" Kamu nggak nawarin saya?" tanya Mark.

" Kalo kamu bisa minta sama Celine!" jawab Donna.

" Ah, kamu! Selalu Bos yang diperhatikan! Inget, dia sudah beristri!" sindir Mark.

" Biarin!" jawab Donna. Donna seorang wanita yang cantik, dia memang mencintai Lewis sejak dia bekerja dengannya 5 tahun yang lalu, tapi dia kecewa saat dia tahu Lewis menikah dengan pilihan orang tuanya dan lebih kecewa saat tahu kalo lewis benar-benar mencintai istrinya itu. Tapi dia tidak perduli dengan semua itu, selama dia bisa bersama dengan Lewis dan bisa melayaninya seperti seorang istri saat sedang bekerja, dia sudah merasa bahagia. Lewis menatap Donna, dan Donna menunduk malu karenanya. Mereka pernah secara tidak sengaja berciuman, dan Donna sangat menikmati hal itu, tapi lewis hanya menganggapnya biasa saja. Karena dia mencium juga karena sedang sedikit mabuk.

" Kapan kira-kira kita selesai?" tanya Lewis.

" Sudah kangen sama istri, Bos?" goda Nick. Lewis hanya tersenyum.

" Iya lah! Orang istri cantik gitu! Jangan sampai ditinggal lama-lama! Nanti ada yang nyamber!" sahut Ken. Deg! Hati Lewis jadi gelisah, karena Valen. Donna yang melihat raut wajah Lewis seketika menjadi sedih.

" Kira-kira nggak sampai seminggu Bos! Karena cuaca sangat bagus!" jawab Nick.

" Mungkin lusa juga sudah bisa turun!" kata Dean.

" Ok! Kita mulai!" ucap Lewis.

Valen masih betah berlama-lama di kamar mandi, tiba-tiba sebuah tangan memeluknya dari belakang. Valen terkejut dan merasakan benda kenyal menempel di punggungnya. Valen langsung memutar tubuhnya dan menatapnya.

" Kamu!" ucap Valen.