Beberapa saat sebelumnya
Usai dengan pekerjaan yang sudah membuat Louis lelah, ia tidak langsung menuju kamarnya sendiri. Berada pada ruang perapian yang luas, namun sepi karena tidak ada siapapun selain Louis seorang, dengan pengawal yang berjaga di pintu masuk.
Sepertinya Louis sudah berada cukup lama didalam sana, ia baru saja bertengkar dengan Andrian. Penasihat pribadinya, dan sahabat yang sangat ia percayai.
Bayangan pertengkaran itu masih saja muncul pada benak Louis.
"Apa boleh aku mengatakan kalau kau kembali gila, setelah kepergian Revania? Louis sadarlah?" Ucap Andrian dengan lantang, merasa kesal karena Louis terus saja mengacuhkan dirinya. Dan lebih memilih memandang pada gelas anggurnya, yang berwarna merah pekat.
"Gila? Wah… berani sekali kau mengatakan seorang Raja Aarez gila? Apa kau ingin mati, Andrian? Dan… dimana tata kramamu berhadapan dengan Raja Aarez?" Louis terkekeh dengan wajahnya yang sudah merah padam, ia dalam keadaan separuh mabuk saat itu.