Chereads / Kisah Cinta Gadis Pemimpi / Chapter 4 - 4. Mencintaimu

Chapter 4 - 4. Mencintaimu

Asisten Joshua masuk.. "Maaf bos saya mengganggu, ada meeting jam 13.00 sekarang di Ruang meeting,, "Shitt kamu mengganggu saja "kata Joshua kesal yang tak berhasil mencium bibir Vina.

"Maaf bos tapi semua sudah berkumpul di ruangan, "kata doni asisten setianya sudah 5thn Doni mendampingi pekerjaan Joshua..

"Oke.. Ayo kita mulai "kata Joshua beranjak ke ruang meeting.

*********

Sesampai di Resto, Cici bertanya "Vin, sepertinya Tuan Joshua itu tertarik padamu yah?

"Ga tau Ci, "kata Vina tertunduk malu,,

"Cici tau dari gerak geriknya dia memang tertarik sama kamu, cuma kamu harus hati-hati , kamu sama dia beda kelas, beda status mungkin Joshua tidak memikirkan hal itu, tapi keluarga besarnya orang terpandang blom tentu menerima kamu Vin, pikirkan itu sebelum kamu menyesal nanti "kata Cici menasehati.

"Iya, Ci apa aku harus mengubur rasa cintaku ini karna perbedaan status? Vina tertunduk dan hampir menangis, baru saja dia bahagia bisa bersama pujaan hatinya sekarang mendapat omongan seperti ini seperti di angkat ke atas lalu di hempaskan ke bumi. Sakitnya tuh disini... Aduuuh kaya lagu...

"Kalo kamu mau berjuang bersama dia memperjuangkan cinta kalian bisa aja. Cici doakan yang terbaik aja buat kamu,, Vin.. kata Cici.. "Makasih Ci,, kata Vina agak bersemangat kembali.

******

Pulangnya, Yuni di jemput tunangannya. dengan motor, "Aku pulang duluan Vin, dadah... "kata Yuni melambaikan tangannya.. "Dadah... hati-hati di jalan Yun "kata Vina melambaikan tangannya juga.. Ketika Vina mulai berjalan, tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti,, membuka kaca jendelanya, "Ya Tuhan itu kan Joshua "kata Vina dlm hati. "Masuk Vin, aku antar kamu pulang, "kata Joshua.. "Ga usah, aku jalan kaki saja, "kata Vina, "Ayolah.. masuk atau harus ku paksa "kata Joshua. "Baik,, Baik "kata Vina segera masuk ke dalam mobil.

"Pasang sabuk pengamannya, "kata Joshua. Vina menarik tapi ga tau caranya, Akhirnya Joshua menarik dan memasangkan sabuk pengaman membuat muka Joshua dekat sekali dengan wajah Vina nafas hangat Joshua terasa di wajah Vina.

Wajah Vina merah merona, membuat gemas Joshua di tambah Vina malah menggigit bibir bawahnya menambah greget Joshua.. "Jangan lakuin itu Vina.. kamu membangunkan hasratku "Gumam Joshua, setelah memasang sabuk pengaman. Vina memegang kedua tangannya yang mulai keringatan karena tegang.

"Vin, kok kamu tegang gitu, tenang aja aku ga akan menggigitmu, "kata Joshua mencairkan suasana,

"Hmmm, Ya ga apa-apa "kata Vina gugup..

"Kamu tinggal sama Siapa Vin? "Tanya Joshua ingin lebih mengenal Vina, "Aku.. Aku tinggal sendiri,, sejak 2 tahun lalu nenekku meninggal aku kelas 1 SMU waktu itu baru masuk.

"Ketika Nenek meninggal aku tidak meneruskan sekolahku aku memulung sampah plastik, dus, tapi ada tetanggaku yang baik ngasih kerjaan di Toko baju sampai setahun tapi bangkrut, lalu aku ketemy Cici, di pasar waktu aku nemuin dompetnya yang jatuh trus aku di kasih kerjaan di Restonya, sampai saat ini udah mau setahun.

Seharusnya sekarang aku kls 3 SMU mau lulus, soalnya temanku Winda bentar lagi lulus SMU, "kata Vina bercerita yang sebenarnya. "Ooh begitu, jadi kamu hidup sebatang kara sekarang "kata Joshua semakin bersimpati "kepada Vina. Vina mengangguk dan tertunduk dengan wajah sedih.

"Berapa Usiamu sekarang?

"18 tahun sebentar lagi 19 tahun, "Kata Vina.

Lalu Joshua memberhentikan mobilnya di parkiran sebuah Resto, "Kita makan dulu yuk sebelum pulang "kata Joshua. Joshua keluar dari mobil lalu membuka pintu mobil Vina. Dan memggenggam tangan Vina, Vina dag dig dug ga karuan. "Tangan kamu dingin "kata Joshua sambil tersenyum. Mereka memasuki Resto dan memesan makan malam.

Vina, makan dengan canggung karena tidak bisa menggunakan sendok dan garfu apalagi pisau, akhirnya Vina makan menggunakan tangannya, seperti waktu makan di kantor Joshua tadi Siang.

Joshua mengajari Vina cara memotong daging, Joshua berada di belakang Vina seperti memeluk tubuh Vina tangan nya menempel di tangan Vina di arahkan dan di gerakkan tangan Vina cara memotong steak, cara menggunakan garfu juga sendok,, dengan sabar Joshua ajari Vina semua.

Vina yang kaku perlahan-lahan bisa mengikuti cara makan Joshua meski masih berantakan.

Joshua membersihkan mulut Vina dengan tisu, sambil jari-jari menyapu bibir Vina, membuat desiran seperti aliran listrik ke jari Joshua. ingin rasanya melumat bibir ini "Gumam joshua.

Setelah selesai makan Joshua mengungkapkan perasaannya. "Vin, kamu tau sudah lama aku tertarik padamu, makanya setiap hari aku makan di tempat kamu bekerja hanya untuk dapat melihatmu, "kata Joshua berdebar, begitu pula dengan debaran jantung Vina, mendengar pengakuan Joshua dalam hati Vina ternyata cintanya tidak bertepuk sebah tangan, ternyata cintanya berbalas, cintanya pada pangeran bukan hanya mimpi tapi kenyataan betapa bahagianya hati Vina mendengar itu semua.

"Tapi kalau kamu suka sama saya mengapa sikapmu cuex dan tidak ramah, kadang di tegurpun tidak menjawab "kata Vina. "Karna waktu itu aku belum ada keberanian untuk mendekatimu, "kata Joshua.

"Apakah kamu mau jadi kekasihku Vin? "Tanya Joshua,

"Tapi aku takut, keluargamu tidak menerima aku, apalah aku yang hanya orang kecil tanpa status sosial, pasti keluargamu akan meremehkan aku, "kata Vina. "Aku akan memperjuangkan Cinta kita .. asalkan kita bersama .. pasti rintangan apapun bisa kita lewati, percaya deh sama aku "kata Joshua, Aku akan meyakinkan kedua orang tuaku.

Vina hanya mengangguk tanpa bicara..

"Jadi kamu menerima aku Vin "kata Joshua "Iya .. "kata Vina malu-malu.. Joshua memeluk Vina dan mengecup bibirnya.. membuat pipinya Vina memerah.

"Ayooo kita pulang sudah malam, "kata Vina. "Ayo saya antar, "kata Joshua bersemangat,, Mereka pulang dengan hati bahagia.

Sesampainya di Rumah Vina "Aku masuk yah, maaf aku ga ngajak mampir sudah malam takut ganggu tetangga, "kata Vina menjelaskan.

"Ya udah aku jemput kamu besok yah jam berapa? "kata Joshua, "Ga usah aku kerja jalan kaki saja, "kata Vina. Akhirnya Joshua pulang ke rumah nya.

********

Di kediaman rumah Joshua. Keluarga sedang makan malam, ada papi dan mami tirinyanya adapula adik tiri perempuannya yang bernama Emily. "Kamu sudah makan nak ? ayo gabung dengan kami "kata ibu tiri Joshua, "Ga mom, aku sudah makan di luar "kata Joshua dingin sambil naik ke kamarnya. Yah, Joshua sejak kecil sudah di tinggal ibu nya meninggal, ayahnya menikah lagi dengan seorang janda beranak satu yaitu Emily.

Joshua tidak mendapatkan kasih sayang orang tua, Ayahnya sibuk dengan pekerjaannya dan ibu tirinya tidak pernah menyayangi seperti ibu kandungnya, Dia hanya mengurus anak perempuannya dan menghabiskan kekayaan ayah nya.

Joshua tidak dekat dengan Ayahnya, apalagi dengan ibu tirinya, apalagi Adik tirinya, Joshua menganggap Emily merebut kasih sayang ayahnya, sehingga Joshua menutup diri, Joshua mendirikan perusahaan sendiri dan sudah mempunyai rumah sendiri untuk tempat tinggal dengan istrinya kelak, Dia tidak bergantung kepada orang tuanya meski kekayaan orang tuanya berlimpah.