Rintik air hujan yang begitu tipis, mulai berjatuhan, membasahi jalanan kota sore ini, menemani langkah seorang gadis cantik, yang tengah berjalan menyusuri trotoar, hendak kembali ke rumah sewanya.
Namun sayang, bulir-bulir tipis itu, perlahan mulai membesar, hingga membuat Shania segera berlari, untuk berteduh di halaman gedung pertokoan yang sudah tutup.
Hujan, adalah hal yang paling disukai gadis itu, sejak kepergian kedua orang tuanya. Karena bagi Shania, hanya hujan lah yang mampu menghantarkan rasa rindu, selain pelantara lantunan doa. Walau nyatanya, hujan hanya kiasan semu, yang menyamarkan luka dan air mata.
Netra kecoklatan yang terlihat sayu itu, terlihat menikmati pemandangan setiap tetesan hujan, yang berjatuhan dengan cepat, dan mengganggu orang-orang yang tengah beraktivitas di jalanan. Ia tengadahkan telapak tangannya, hingga tetesan air tersebut membelai kulitnya.