"Ayah, jangan menuduh anak sendiri yang tidak-tidak. Selama Berliana di Inggris, dia juga tinggal di rumah Nenek. Kalau dia mendatangi kelab malam, mungkin hanya untuk hangout semata, sama sepertiku di sini. Dan mengenai video sialan yang kita terima, aku yakin kalau itu hanya rekayasa. Sekarang ini teknologi sudah sangat canggih, Ayah." Bram tidak terima saat adiknya dijelek-jelekan, terlebih oleh ayahnya sendiri.
"Kamu!" Bagas menuding Bram dengan penuh amarah.
"Aku hanya mengingatkan agar Ayah tidak menyesal untuk ke depannya akan keputusan yang telah diambil. Berhati-hatilah, Ayah, anjing yang dipelihara dengan kasih sayang pun bisa menggigit majikannya tanpa belas kasihan. Permisi," Bram mengingatkan sang ayah sebelum keluar ruangan.
Bagas termenung mendengar ucapan anak sulungnya. Namun karena kekecewaan dan kemarahan masih meliputi hati serta pikirannya, kata-kata Bram hanya dia anggap angin lalu.