*************
Ada yang sedih gak sih baca chapter andine dan Ramelson yang saling berpelukan? kok author sedih ya hehehe...
Jadi ngerasa bahwa penyesalan itu ternyata sesakit ini ya, author sampe nangis dua kali nulis tentang Andine.. andine itu seperti sosok kita yang salah mengambil pilihan.
Author juga pengen tanya, bagusnya kedepannya andine dan Ramel menjadi apa ya? hanya sebagai sahabat atau mereka berdua tidak saling mengenal? kasih komentar nya ya..
Author tunggu, Terimakasih semuanya..
(tanda cium)
****************
Ramel kemudian melepaskan pelukan dari Andien, lalu mengusap pipi andine yang membekas air mata. Senyum terbit dari bibir Ramel.
"Jangan menangis lagi, tersenyumlah dan semua akan baik baik saja". Kata Ramel yang sudah mengelus rambut andine. Andine hanya bisa mengangguk dan tersenyum kecil. "Aku harus kembali ke Ruangan Reista, dia menungguku". Kata kata Ramel diangguki lagi oleh Andine. andine tidak bisa mengatakan apa-apa.