Chereads / Secret In Love / Chapter 24 - Awal Konflik

Chapter 24 - Awal Konflik

Author Pov

"jadi bagaimana?",

"..."

"Ya bagus terus awasi perkembangannya",

"...."

"Tenang saja ini tinggal sedikit lagi, permainan yang sebenarnya akan dimulai".

"...."

"Ya baiklah, kututup telfonnya".

Di ujung telpon sana seorang perempuan cantik sedang tersenyum licik, semua kejadian demi kejadian sudah berjalan sesuai dengan rencananya.

Ramel sudah menikah dan itu adalah hal yang sangat bagus, aku semakin mudah menghancurkan hidupnya.

Tinggal sedikit lagi, ya sedikit lagi ia akan menjadi pemeran utama yang akan memainkan peran nya dan menjadi tokoh yang memenangkan drama ini.

Ini semua karena sebuah balas dendam di masa lalu yang tak akan pernah dia lupakan.

Meninggalnya kedua orangtuanya, selalu membekas sampai sekarang. Masih ia ingat hembusan nafas terakhir orangtuanya menyebut keluarga iblis itu.

Kebaikanya hanya topeng belaka, kehangatan kekeluargaannya hanya kamuflase yang abstrak.

Flassback off.

Seorang anak perempuan berusia 12 tahun berlari tergesa gesa menyusuri lorong-lorong rumah sakit. Air matanya bercucuran tak henti henti pakaiannya telah basah oleh keringat,

Dia sudah tak memperdulikan bagaimana orang orang sekitar memandangnya,

Dia hanya harus menemui kedua orang tuanya, ia berlari sedari tadi saat mendengar kabar kecelakaan yang menimpa kedua orangtuanya. Sampai lah dia di kamar yang di tempati kedua orangtuanya, saat dia memasuki kamar tersebut keluarga besarnya telah menangis tersedu-sedu.

Ia berjalan perlahan ke bangkar yang ditiduri orang tuanya, tenggorokannya tercekat saat melihat kondisi orangtuanya yang memprihatinkan. Semua di penuhi dengan bekas luka yang sudah merobek kulit mereka.

Bau amis karena darah telah memenuhi seisi kamar.

Nafas mereka terengah-engah naik turun.

"Mom,dad? Aku disini, kalian kenapa bagaimana bisa ini terjadi?", Air matanya turun lebih deras, ia memegang tangan kedua orang tuanya.

"Sa...ya..nggg itu kau kah nak.?", Seorang laki laki paruh baya membuka sedikit matanya dia adalah orang yang disebut Daddy oleh anak kecil tadi.

"Iya ini aku dad",

"Jangan menangis sayang, kau sudah besar kuatlah nak. Daddy dan mommy ingin pergi".

"A..paaaa.,. Tidak mommy dan daddy harus mengajak aku juga".

"Hei kau harus menjaga adikmu sayang", timpal perempuan yang terbaring di bangkar samping, dia mommy nya. Kondisi nya sama sama mengenaskan.

Semua orang yang ada diruangan itu keluar dari kamar tersebut, untuk memberikan privasi kepada mereka bertiga.

"Tidak tidak biar adik ku ikut bersama kita juga mom". anak kecil itu sudah menangis histeris, ia hanya mampu mengenggam tangan ibunya dengan kuat, ada perasaan yang benar-benar hancur saat ini.

"Tidak sa...yanggg...".Ukh ukh ukh.. darah segar keluar dari dalam mulut perempuan tua itu.

"Berjanjilah untuk menjaga adikmu jika kau memang mencintai kami orang tuamu nak",

"Mommy lelah nak, bolehkah mommy tidur sekarang?" Anak kecil itu hanya menggelengkan kepala sambil menangis tertahan.

"Tumbuhlah menjadi perempuan hebat, mommy istirahat ya nak, selamat tinggal", perempuan yang dipanggil mommy itu menutup matanya perlahan, nafas nya berangsur angsur berhenti secara dan menipis, sampai sudah tak terdengar lagi.

Anak 12 tahun ini tak bisa berkata apa apa lagi dia menghapus air matanya tanpa suara.

Ia menoleh ke bangkar Daddy nya, laki laki itu meneteskan air mata.

"Dad? Apakah kau benar benar akan ikut mommy?",

"Iya sayang, tumbuhlah besar dan menjadi perempuan cantik dan jaga adikmu. Dan ya satu lagi sayang, tentang kecelakaan Daddy dan mommy ini semua karena teman rekan kerja Daddy. Ukh... Ukh...

Berjanjilah kau akan membalaskan semua tangis dan air mata keluarga kita..ukhh..ukhh .... Dan saat kau sudah besar nanti kau pasti akan tau siapa orang itu.. akhhh... Daddy sudah lelah nak. Daddy istirahat ya.. Daddy dan mommy selalu mencintaimu dan adikmu..", nafasnya berhenti di ujung suara, matanya tertutup rapat.

Anak yang berumur12 tahun, ia harus melihat kedua orang yang sangat dia cintai sudah berhenti bernafas dan pergi dari dunia ini. ia tidak menangis saat ini, ia hanya memandang mereka dengan kemarahan yang sangat hebat. kemarahan yang harus dia balaskan kepada orang yang membuat mereka tak berdaya dan meninggalkan kedua anaknya.

Tanganya mengepal dan nafasnya benar-benar menggebu, tidak ada kebahagiaan yang akan ia dapatkan sebelum ia membalas dendam kematian orangtuanya. siapapun orang itu, ia berjanji akan membalasnya.

Ia berjanji siapapun orang yang sudah melakukan ini, ia akan membuatnya merasakan hal yang sama dengannya, ya harus merasakan hal yang sama.

Ditinggalkan orang orang tercintanya.

Flassback on

Kejadiannya sudah terjadi 15 tahun yang lalu namun rasa itu masih membekas begitu dalam di hatinya. Saat mengingat kejadian demi kejadian air matanya selalu turun dengan derasnya .

Ini sudah saatnya ia akan membalaskan dendam kedua orangtuanya. orang yang telah membunuh orangtuanya. Ya mereka harus merasakan bagaimana perasaanku saat ini.

Aku sudah menyusun rencana ini dari bertahun tahun yang lalu dan sudah cukup mereka merasakan kebahagiaan selama ini.

Tidak lagi, tidak lagi mereka akan merasakan kebahagiaan.

Aku harus menghancurkannya, sebagaimana mereka menghancurkan masa kecilku.

Matanya menatap jalanan kota London, ia akan pergi ke amsterdam jika waktunya sudah tiba, hari spesial untuk menghancurkan keluarga Ramelsom. keluarga yang selama ini tercatat dalam buku hitam miliknya.