"Iya ini anakmu, tapi kau tidak usah khawatir. aku tidak akan memaksa dirimu untuk mengingatnya, aku mengerti dan paham akan kondisi yang kau alami". ujar Reista lembut, kelembutan yang ditampilkan Reista membuat Ramel sedikit tersentuh dan merasa sesuatu berbeda di dalam hatinya.
"Boleh aku menyentuh perutmu?". Ramel berkata dengan pelan, ada perasaan takut dan aneh saat dirinya berkata hal yang mungkin sudah lama tidak pernah Ramel katakan.
"Tentu". Reista mendekatkan perutnya agar Ramel bisa menyentuhnya dengan bebas, Tangan Ramel yang besar perlahan mengelus lembut perut Reista. Reista hampir menangis kesenangan karena merasakan perasaan yang begitu bahagia dalam hidupnya. helusan di perutnya seperti sesuatu yang baru bagi Reista, karena selama hamil Ramel tidak pernah menyentuhnya sama sekali. hari ini Reista merasa ingin banyak bersyukur pada Tuhan, bersyukur karena diberi satu kebahagiaan kecil yang tidak pernah Reista harapkan.