Reista masuk kedalam kamar yang memang di peruntukkan baginya, ini adalah kamar saat Ramelson dulu membawanya kerumah ibu mertuanya. rasanya sudah sangat lama sekali tidak masuk ke kamar ini, Reista merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan mengelus pelan kasur disebelahnya. rasanya seperti mimpi, suaminya masih hidup dan semoga saja cepat sembuh, Reista merasa dunianya pernah hancur, namun ternyata tidak lama. Reista hanya perlu menunggu badai berlalu dan melihat pelangi. Ya satu kali lagi badai yang harus Reista lewati, yaitu menunggu kesembuhan suami dan putranya. maka semua akan baik baik saja.
Ketukan dari luar kamar Reista membuat Reista hanya menengok ke sumber suara.
"Masuk saja". teriak Reista, Reista sangat malas untuk bangun dari tempatnya. punggungnya terasa lengket saja dengan kasur. Reista kira hanya satu orang yang berkunjung ke kamar Reista, tapi ternyata ada kedua mertuanya dan juga Clarke. Reista langsung bangun dan duduk di kasurnya.