"Kamu dengar Riri? kamu dengarkan di dalam? Surya akan menikah dengan orang lain!! lalu aku harus apa? aku harus bagaimana? aku harus melakukan apa? apakah aku akan diam saja!? apakah aku akan baik baik saja?". Nia sudah menangis, menjatuhkan dirinya di atas rerumputan basah. Mereka masih di rumah Romeo, namun sedang berada di taman belakang.. di belakang rumah Romeo terdapat danau yang cukup luas dan indah.. danau yang bersebrangan dengan rumah Romeo..
Danau yang memang milik keluarga Romeo, danau yang pertama kali menjadi Saksi saat Nia begitu menganggumi Surya.. Namun danau Ini sekarang menjadi saksi lagi atas kesedihan Nia atas perilaku Surya.
"Aku tidak tau apa yang harus kau lakukan, tapi bisakah kita berpikir baik baik terlebih dahulu? Nia! kamu wanita berpendidikan! kamu terlahir menjadi wanita kuat! jika hanya karena rasa sakit hati seperti ini saja kamu ingin bunuh diri! Maka kamu bodoh! kamu wanita bodoh, aku bahkan menyesal pernah mengenal dirimu!",. Perkataan Riri membuat Nia semakin menangis, memang benar.. Nia memang berniat menceburkan dirinya ke dalam Danau dan mati kehabisan nafas.. Nia bahkan berpikir mayatnya akan di temukan oleh Surya dan Surya menangis karena kepergian Nia..
Se-frustasi itu Nia terhadap keadaan, entah apa yang terjadi. Tapi hati Nia seperti berada dalam kegelapan mendengar kabar tidak baik ini.
Hanya mendengar, belum melihat Surya benar-benar menikah dengan Lina..
"Aku lebih baik mati! untuk apa aku hidup lagi! aku bahkan tidak di cintai oleh siapapun! Surya meninggalkan aku hanya untuk Perempuan tidak ada apa-apanya itu!". Nia semakin histeris, Riri malah tertawa..
"Kamu bilang tidak ada yang mencintai dirimu? lalu kamu anggap apa aku selama ini?". Suara Romeo menginterupsi teriakan Nia dan tawa dari Riri..
Dua perempuan yang berbeda pemikiran dan sama-sama egois.. mereka menjadi sahabat, mereka saling bersama.. namun sebenarnya hati mereka bertolak belakang. sebenarnya mereka tidak bisa saling melengkapi..
Di saat seperti ini mereka tidak bisa saling mengasihi, disini Romeo datang dengan wajah datarnya. berada di depan Nia yang masih saja menangis, bahkan wajahnya sudah berantakan.. kerudungnya lepas. Romeo menyayangkan Nia yang tidak bisa mengontrol emosinya sendiri..
Romeo menyayangkan Nia yang lupa akan kebesaran Tuhan, kenapa? kenapa Nia bisa tersesat sampai sejauh ini? apakah hatinya benar benar di selimuti cinta palsu? apakah hatinya tidak benar benar mencintai Surya dengan tulus?
Karena Nia seperti memiliki obsesi semata, bukan cinta..
Romeo tidak melihat adanya Perempuan yang sangat Romeo cintai, Romeo tidak melihat Nia yang dulu begitu kuat..
Nia adalah perempuan yang tidak pernah selemah ini, tidak pernah menangis dan ingin bunuh diri..
Kemana Nia yang dulu?
Romeo membenarkan kerudung yang Nia pakai, Merapikan anak rambut yang keluar dari kerudung indahnya.. Romeo tidak tau apakah ini sebuah dosa terlarang, tapi Romeo tidak ingin rambut Nia terlihat orang lain..
walaupun Romeo juga tidak membenarkan perilakunya saat ini, Tapi mau bagaimana lagi? dua perempuan di depannya sama-sama kehilangan arah..
Riri bahkan tidak membantu sama sekali sahabatnya yang berjalan dalam kegelapan, Riri malah ikut masuk bersama Nia. Apakah Riri hanya sedang kesal? atau Riri juga ikut merasakan kesedihan Nia?
Romeo sakit kepala memikirkan kedua Perempuan ini, yang satu tertawa dan yang satu menangis..
"Lebih baik kalian berdua pulang saja, kalian disini hanya menyusahkan aku!". Kata Romeo akhirnya, menarik kedua tangan Perempuan itu. mereka mengikuti saja, diam dan memandang ke arah depan dengan tatapan kosong.
Saat Romeo ingin berjalan melewati gerbang belakang, Nia menahan tangan Romeo dan memeluk Romeo dari belakang.
Romeo terkejut dan terdiam di tempatnya, Sedangkan Riri? Harus menahan keterkejutan juga dan menahan sakit di hatinya.
"Apakah cinta itu banyak bentuknya? kenapa? kenapa aku tidak bisa mencintai dirimu dan melupakan Surya? apakah cintaku setulus aku mencintai surya? apakah cintamu sebesar rembulan di langit? apakah cintamu secerah matahari di pagi ini?",. Pertanyaan Nia membuat Romeo bungkam, tidak mengerti kenapa Nia tiba tiba bertanya seperti itu..
"Kita sebaiknya pulang, kamu semakin tidak terkendali". Kata Romeo yang menarik tangan Nia dari pinggangnya dan Menatap Nia dengan pandangan Kecewa..
Kecewa karena Nia menganggap hati Romeo ini tidak berarti apa apa, apakah kurang semua perhatian Romeo selama ini pada Nia? hingga Nia tidak bisa melihat cinta Romeo sedikit saja? dan sekarang mempertanyakan perasaan itu.
Nia menatap mata Romeo, Riri di depan mereka dengan pandangan kosong.. hatinya tercabik, jiwanya seakan tercabut..
Saat dengan tiba tiba Nia mencium bibir Romeo dan melumatnya dengan cepat, Romeo terpengkur syok. sedangkan Riri, tangannya sudah bergetar.. matanya memanas, tanpa di duga Riri menangis..
Riri menangis dan Nia juga menangis dalam ciuman itu.. Romeo menyadarkan isi otaknya, menjauhkan wajahnya dari Nia dan memandangi Nia dengan tatapan tersakiti..
tersakiti karena Nia menjadikan Romeo pelampiasan, menjadikan Romeo tempat berbuat dosa..
apa Nia tidak ingat? tidak ingat akan janjinya ingin menjadi lebih baik? apakah Nia tidak merasa berdosa dengan apa yang dia lakukan?..
Romeo meninggalkan Nia begitu saja, Riri melihat kepergian Romeo dengan rasa sakit begitupula Nia..
Dua perempuan ini sama sama sakit hati, dua perempuan ini sama sama hancur..
Hancur dengan laki laki berbeda, hancur dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan..
kedua Perempuan ini seperti berada dalam lubang kegelapan yang sama, lubang yang membuat mereka salah arah dan lubang yang membuat mereka buta akan jalan pulang..
Angin berhembus menerbangkan rambut Riri yang panjang dan berkilau, Angin menerbangkan Kerudung Nia yang sudah rapih dan berantakan lagi..
Mereka berdua masih diam saja di tempatnya, mentari semakin naik dan membuat keadaan semakin panas. Riri lebih dulu tersadar, lalu menarik tangan Nia menjauh dari tempat itu..
Riri menarik sahabatnya untuk kembali ke dalam Rumah Romeo. "Tunjukan bahwa kamu adalah Nia yang kuat, kesakitan tidak bisa membawamu pergi jauh dari sebuah kesadaran.. Sadarlah Nia". Kata Riri yang menggoncang tubuh Nia dan memukul pelan pipi Nia yang masih terdiam.
"Aku harus apa sebenarnya Riri? Romeo bahkan tidak berkata apapun saat aku menciumnya? apakah aku memang tidak semenarik itu untuk di cintai? apakah karena kulitku tidak putih? apakah karena aku tidak cantik? apakah karena aku miskin dan tidak memiliki apa apa? kenapa? bahkan Romeo meninggalkan aku sekarang". Ucapan Nia membuat Riri terdiam, Nia bertanya kenapa? lalu Riri harus menjawab apa? Sedangkan Riri sendiri tidak dapat cinta Juga..
Riri harus apa saat sahabatnya bertanya tentang kenapa? karena Riri juga tidak punya jawaban yang benar.. karena Dalam hati Riri juga bertanya Kenapa? Kenapa Romeo lebih mencintai Nia dibandingkan Riri yang lebih cantik, lebih putih, lebih mempesona.. kenapa?
apakah kita akan selalu bertanya kenapa?