"Ini cincin pernikahan kita, kamu menaruhnya di dalam laci setelah menikah denganku. aku melihat ini setiap mengambil parfum, aku tidak tau kenapa kamu menaruhnya di tempat yang bisa aku liat setiap hari. apakah kamu memang berniat menyakiti hatiku dengan terang-terangan?." Tanyanya padaku, aku yang mendengar hal itu hanya bisa menelan ludah susah payah.
"Aku.. aku..tidak bermaksud seperti itu." kataku padanya.
"Aku tau, kamu memang tidak pernah bermaksud apa apa, kamu hanya mengikuti kata hatimu saja, kamu hanya mengikuti semua pemikiranmu saja. Memang apa salahnya mengikuti itu semua?." Rizal Tersenyum padaku, dia memainkan cincin itu dan menatapnya dengan pandangan terluka.
Sebenarnya selama ini aku lupa dimana aku menaruh cincin itu, aku kira cincin tersebut sudah hilang, jadi aku tidak mencari lagi. Ternyata selama ini selalu Rizal bawa?.
"Aku minta maaf.", Kataku yang tidak tau harus berkata apa lagi.