"Anak baru?" aku mengangkat kepalaku untuk menatap kapten.
"Ya. Mau menjemputnya bersamaku?" jawab kapten sambil memindahkan berkasnya ke hadapanku.
Aku menatapnya dengan tatapan bingung yang bahkan tidak coba kusembunyikan.
Dia hanya menyeringai. "Kamu akan menyukainya." bisiknya sebelum meninggalkanku dan keluar dari ruangannya.
"Kapteeen!!" teriakku ketika menyadari ia meninggalkan pekerjaannya lagi untukku.
Dia benar benar pergi.
Aku hanya bisa menghela nafas sambil menyusun laporan laporan yang menumpuk karena kapten tidak menyentuhnya sama sekali setelah kuberikan kepadanya.
Sudah sebulan berlalu sejak kejadian hari itu.
Aku hanya menusuk nusuk tumpukan berkas yang ada dihadapanku dengan enggan dan berharap mereka akan berkurang atau hilang.
Mungkin karena pekerjaan yang tidak ada habisnya ini makanya aku tidak memikirkan tentangnya lagi.
Diantara tumpukkan itu aku mengambil berkas penerimaan anak baru yang disebutkan kapten tadi dan membukanya.
"Anastasia?" namanya terdengar manis.
Dia dari divisi kelima. Loncat tingkat.
Kami sedang sangat kekurangan tenaga sih, wajar saja kalau mereka secepat mungkin mengirimkan semua personil yang bisa mereka tawarkan kepada kami. Tapi, kenapa dari begitu banyaknya aplikasi semua ditolak???
Aku benar benar sangat membutuhkan bantuan disini kapteeeeennn! Satu bantuan sangatlah kurang bagiku. Aku sangat tergoda untuk mencap semua aplikasi perekrutan anggota yang ada dihadapanku saat ini. Andai saja mereka mengirimkan foto foto mereka juga. Aku mungkin dapat sedikit memindai apakah mereka cocok disini atau tidak.
Tapi semua yang ada disini hanya kata kata rekomendasi yang dituliskan oleh para kapten mereka. Aku bahkan tidak yakin apakah yang dituliskan disini sepenuhnya benar atau tidak.
Tapi surat rekomendasi Anastasia ini, terlalu kurang ngak sih? Gimana mengatakannya ya? Rasanya kapten divisi kelima ini ogah ogahan atau gimana ya? Hanya beberapa baris saja. Kalimatnya pun terkesan klise.
Seolah hanya memindahkan kalimat baku yang ada dibuku langsing tanpa menyaringnya sama sekali.
Apa Anastasia ini anggota yang ingin dipindahkannya? Kalau begitu setidaknya tuliskan sesuatu yang menarik dong! Buatkan pencapaianya gitu atau sebagainya.
Aku jadi lumayan menaruh rasa penasaran terhadapnya. Kenapa dari semua yang ada kapten memilih dia ya? Bahkan kapten mempertahankan kekosongan disini begitu lama hingga aku memohon berulang kali baru ia mau menerima anggota baru, itupun hanya satu.
Anak seperti apa ya dia?
Aku membayangkan bermacam macam kemungkinan sambil mengerjakan laporan yang seharusnya disusun kapten itu. Mungkin saja anak yang berwajah mungil atau feminim. Ahh.. akan lebih baik bila dia pandai mengerjakan laporan juga lalu dia bisa membantuku menyusun laporan laporan ini atau mengerjakan tugas tertulis lainnya. Disini hanya tinggal aku sendiri dan kapten.
Rasanya sepi.
Aku menatap keluar jendela dan memandang daun daun yang bergemerisik ketika ditiup angin.
"Baiklah, laporan takkan bisa selesai kalau tidak dikerjakan! Ayo mulai!" aku mengangkat kedua lenganku keatas dan mulai menuliskan beberapa kalimat sebelum perhatianku teralihkan lagi.
"Ahhh.. Jadi tak sabar menanti hari esok." aku tersenyum membayangkan akhirnya akan mendapat teman baru yang bisa membantuku keluar dari tumpukkan pekerjaan ini.
"Ternyata begitu." kapten meletakkan kembali gelas minumnya ke meja. "Ternyata Rigyna lebih suka pria gagah berotot yang masku-"
"Bukan begitu!!" aku menyela kapten sebelum ia selesai mengucapkan kalimatnya. Busa bertebaran dari spons cuci piring yang kuremas ditanganku.
"Aku hanya kepikiran saja, kenapa merekrut perempuan? bukankah kita lebih membutuhkan anggota garis depan???" lanjutku sambil kembali mencuci piring makan malam kami.
"Kalau tentang hal itu tenang saja, dia memang kupilih dengan mempertimbangkan hal tersebut juga kok."
"Tunggu.. maksudnya?" aku membalikkan badan menatap kapten dengan tidak percaya.
"Ya." jawab kapten tegas. ".. dia front liner kita yang baru."
Anastasia yang lembut diotakku itu apakah sebenarnya gadis kekar berumur 17an?? Serius??
Tidak banyak ada wanita yang bertarung sebagai front liner dsini. Bisa dibilang cukup langka.
Ah.. aku tidak bisa membayangkan apapun lagi. Semua image yang ada dikepalaku kacau balau.
"Yah, walaupun aku lebih suka berdua saja denganmu seperti sekarang ini." kapten mengantarkan gelasnya kepadaku.
"Tidak! Mengurus semua pekerjaan ini terlalu berat bagiku! Kapten juga, berhentilah berkeliaran dan bantu aku menyelesaikan laporan laporan itu atau tolong segera tambah anggota yang ada, setidaknya kita butuh 5-6 anggota lagi." aku tidak bisa berhenti meluapkan kekesalanku.
"Rigyna.."
"Ya?!" jawabku tegas.
"Kamu benar benar capek ya?" aku tahu dia tidak bermaksud buruk, tapi ini surah keterlaluan.
"KAPTEENNN!!!!"
Keesokan paginya aku segera membangunkan kapten dan menyusun semua persiapan kami hari itu.
Ruangan utama bersih dan rapi.
Oke.
Kamar untuk anggota baru.
Oke.
Cucian.
Oke.
Sarapan.
Oke.
Laporan yang segunung.
Sudah oke!
Kapten.
"Kapten!!! Itu kamarku! Berhentilah pura pura ngelindur dan cepat siap siap!"
Ah. Pagiku yang indah.
Tapi tidak mengapa! Hari ini anggota baru akan segera datang. Juru selamatku akan segera sampai. Setidaknya kapten tidak bersikap seperti ini jika ada orang lain. Semuanya akan baik baik saja. Kedepannya semua akan lebih baik.
Aku bisa merasakan kapten yang melihatku dengan mata ngantuknya sambil mengosok gigi dibelakangku, tapi aku tak peduli.
Semakin banyak aku merespon. Dia semakin sengaja bermanja manja padaku seperti anak kecil.
Karena itu respon seadanya saja! Jangan pedulikan!
Aku sangat antusias menunggu anak baru tsb. Badanku tidak bisa berhenti bergerak dan melihat kesana kemari.
"Keretanya bahkan belum sampai, Rigyna." kapten bersandar sambil menguap.
"Tinggal beberapa menit saja dan lagipula kita setidaknya harus sampai lebih dulu kan?"
Kapten hanya menganguk.
Ia terlihat tidak peduli. Sedikit berbeda dari yang kubayangkan. Bukankah saat menjemputku kemarin dia juga duluan sampai? bahkan sepertinya sudah menunggu lama di stasiun.
Rasanya seperti mendapat perlakuan spesial.
Mungkin karena itu anggota yang lain tidak menerimaku.
...
Sebelum kusadari kapten bersandar disisiku.
Badannya yang tinggi besar tidak sesuai bila bersanding denganku. Aku harus menopangnya dengan segenap tenaga agar kami berdua tidak jatuh.
".. datang." kapten bergumam. Ia berdiri tegak kembali.
Tak lama berselang, terdengar suara kereta api menghampiri.
Jantungku berdebar kencang, apakah aku terlalu antusias menunggu keretanya berhenti sempurna dan pintu gerbongnya terbuka?
Orang orang mulai berjalan keluar dan aku menatap dengat teliti, menunggu anggota baru kami.
Tapi entah mengapa, orang orang sudah hampir keluar seluruhnya.
Mana anggota baru kami?
Tidak mungkin dia ketinggalan kereta kan?
Ini bahkan bukan trip yang terlalu pagi. Apa ada kereta susulan? atau kami menunggu ditempat yang salah?
Tapi sudah pasti kereta dari distrik kelima berhenti disini. Dimana ya dia?
"Rigyna. Hei, Rigyna." kapten memanggilku beberapa kali, aku tak menghiraukan karena fokus menunggu.
"Rigyna. Hei!" kapten memutar kepalaku.
"Apa?" tanyaku.
"Kamu melihat kemana?" tanya kapten.
"Mencari anggota baru." jawabku dengan pipi yang ditekan.
"Ya itu maksudku. Dia sudah sampai." jawab kapten. Aku melihatnya dengan tidak percaya. Ia mengisyaratkan sisi kanannya.
Ternyata sosok yang kucari dengan susah payah sudah berdiri disamping kapten.
"Hai, umm.. wakil kapten?" sapanya ramah.
Aku terbelalak.
Anastasia yang datang ternyata jauh berbeda dari bayanganku. Ia gadis muda yang bergaya. Mata yang tajam, rambut pendek yang bergaya. Pakaiannya juga menunjukan kalau dia orang yang modis.
Semua itu sangat sepadan dengan badannya yang langsing. Bagaimana gadis seperti ini menjadi front liner kami??!
SERIUSS??
***