"tante rara pulang dulu ya, kasian dinda udah nungguin"
ucap rara berpamitan sambil mencium punggung tangan ibu digo..
"iya sayang, hati hati ya
digo pergi sana anterin rara"
ucap mama digo
"iya ma" ucap digo
rara dan digopun pergi menuju mobil digo
dalam perjalanan tidak ada yang berbicara,
suasana terasa begitu hening..
"digo, kenapa kamu mau dijodohin sama aku??" tanya rara
"kamu sendiri gimana??" tanya digo balik
"aku karna terpaksa, malas ribut ribut sama orang tua, toh ujung ujungnya bakalan dijodohin juga sama kamu"
ucap rara dengan polosnya..
"ya begitu juga dengan ku" ucap digo..
tiba tiba ponsel digo bergetar tanda ada yang memanggil,
digo mengkerutkan keningnya dan menatap rara...
"ada apa kenapa menatap ku begitu?? kenapa ponselnya gk diangkat?" tanya rara pada digo
"emmm tidak siapa siapa, gk penting"
ucap digo sambil menggaruk kepalanya
"pacar kamu ya, tadi aku gak sengaja liat namanya sayang diponsel kamu"
ucap rara sewot...
"iya dia pacar aku, namanya ramona"
ucap digo..
entah mengapa hati rara sangat sakit saat mendengarnya, bagaikan disayat sembilu..
"oooo, jadi kamu punya pacar tapi nerima
peejodohan ini, dimana hati nurani kamu digo"
ketus rara dengan wajahnya yang memerah.
"loh kok kamu bentak aku sih ra, kan kamu tau aku nerima ini dengan alasan apa"
ucap digo..
rara hanya diam tak mau menjawab digo lagi,,,,
dia hanya memalingkan wajahnya melihat keluar dari kaca mobil digo..
suasana pun kembali hening lagi..
setelah sampai dirumah
rara langsung keluar dan membanting pintu mobil digo dengan kuat lalu masuk kedalam rumah...
"astaga, apa salah yang aku ucap kan tadi"
gumam digo, dan langsung meninggalkan kediaman rara...