Sebuah Lamborghini putih terlihat berhenti di depan sebuah perusahaan ternama. Memunculkan sesosok gadis cantik dengan kaca mata hitam yang bertengger manis di hidungnya yang mancung.
Gadis itu berjalan santai memasuki area perusahaan tanpa memperdulikan tatapan penasaran dari beberapa karyawan yang mengira jika dirinya adalah seorang sosialita kelas atas atau bahkan seorang selebritis ternama.
Namun...saat gadis itu membuka kaca mata hitam keluaran terbaru merek Chopard De Rigo asal Swiss miliknya, semua karyawan yang sejak tadi memandang kearah gadis tersebut seketika langsung mendengus kesal.
Pupus sudah harapan mereka yang sempat mengira bahwa Rin adalah seorang selebritis kelas atas. Karena pada kenyataanya gadis itu hanyalah seorang karyawan biasa. Sama seperti mereka yang tergabung dalam Cho Corp.
"Ck. Selamat nona Song. Kau berhasil membuat seluruh orang disini berfikir bahwa kau adalah sosialita kelas atas."
Rin mengangkat bahunya acuh. Sama sekali tidak ingin menanggapi sindiran dari Park Yoonhe. Si manager keuangan yang sudah sejak kecil menjadi sahabatnya.
"Mobil baru lagi?"
Rin mengangguk malas. "Hadiah ulangtahun-ku yang ke 23."
"Pemberian siapa?"
Rin tertawa renyah. "Tentu saja kekasihku."
"Luar biasa. Itu adalah Lamborghini keluaran terbaru yang bahkan belum diturunkan ke pasaran."
"Well, kau tau betul jika keberuntungan selalu berpihak padaku."
"Ck. Kita lihat saja sampai kapan keberuntunganmu akan terus bertahan nona Song."
"Rin adalah nama lain dari sebuah keberuntungan. Mustahil rasanya jika semua keberuntungan itu akan meninggalkanku."
"Dasar gadis gila. Sudahlah, lebih baik kau segera pergi menghadap presdir. Aku harap kau tidak lupa jika hari ini kau terlambat tiga puluh menit."
"Aishh tiga puluh menit terlalu lama. Menurutmu apa yang akan terjadi padaku oeh?"
"Apalagi? Tentu saja presdir dingin kita itu akan memarahimu."
"Presdir sangat menyeramkan saat sedang marah. Ya tuhan apa yang harus aku lakukan agar terhindar dari kemarahanya itu oeh?"
"Mengangkang saja di bawah kungkungan tubuhnya. Aku yakin presdir tidak akan memarahimu. Jika beruntung, kau bahkan bisa bercinta dengan presdir kita yang tampan namun sangat dingin itu."
"Aissh kau membuatku takut. Sudahlah aku akan menemui presdir dulu. Aku harap dia bisa menerima alasan dibalik keterlambatanku kali ini."
CEO's Room.
"Jeongsohamnida presdir, saya minta maaf untuk keterlambatan saya hari ini."
Pria yang di panggil presdir itu mengalihkan tatapan tajamnya dari layar Macbook yang sedang ia pegang kearah seorang gadis yang tengah berdiri kaku di depan pintu ruangan.
Pria itu, Cho Kyuhyun. Menatap sekertarisnya dengan kesal. Pasalnya ini bukan kali pertama sekertarisnya itu terlambat masuk kerja. Bahkan sangat terlambat. Jauh melebihi jam ketentuan kantor.
"Aku harap kau memiliki alasan yang masuk akal untuk keterlambatanmu hari ini nona Song."
"Sebenarnya hari ini nenek saya meninggal. Karena itulah saya terlambat datang."
"Kau selalu mengatakan hal itu setiap kali terlambat. Aku jadi penasaran,"
Kyuhyun bangkit dari kursi kebesaranya. Berdiri angkuh di depan sang sekertaris dengan kedua tangan yang sengaja dimasukkan kedalam saku celana.
Dari tempatnya berdiri sekarang Kyuhyun bisa melihat tangan Rin yang saling meremas satu sama lain. Terlihat sekali jika gadis itu tengah gugup.
"_Sebenarnya kau memiliki berapa banyak nenek heum?"
"I-Itu?"
"Apakah 100? Atau justru 200? Karena seingatku kau selalu mengatakan alasan yang sama semenjak lima bulan terakhir ini."
"Aishh. Berhentilah memojokkanku oppa."
Kyuhyun tertawa pelan. "Kau terlihat sangat menggemaskan saat sedang terpojok seperti tadi sayang."
"Kau menyebalkan."
Kyuhyun mengangkat bahunya acuh. Ia lantas kembali mendudukkan diri di kursi kebesaranya. Tentunya dengan Rin yang kini sudah berada diatas pangkuan pria tersebut.
"Jangan terlambat lagi. Kau membuatku kesal setiap kali tidak menemukanmu di meja sekertaris."
"Benarkah?"
"Hmm." Kyuhyun bergumam asal. Ia sibuk mengecupi setiap inci tubuh Rin yang bisa pria itu jangkau dengan bibirnya. "_Hal pertama yang ingin aku lihat saat pagi adalah dirimu. Kau harusnya sudah tau itu."
"Kau berlebihan tuan Cho." Dengus Rin kesal. "_Dan lagi____cepat singkirkan tanganmu dari atas payudaraku. Kau membuat ukuran dadaku jadi bertambah besar setiap minggu-nya. "
"Benarkah? Itu artinya usahaku sepanjang dua tahun terakhir ini tidak berakhir percuma. Tidak sia-sia aku selalu meremas dadamu setiap kali kita sedang bercumbu."
"Ck. Dasar pervert."
"Aku hanya seperti ini saat bersamamu."
"Aku tau."
"Bagaimana mobil barumu? Kau menyukainya?"
"Kau bercanda? Tentu saja aku sangat menyukainya. Itu mobil yang sangat bagus."
"Tentu saja. Harga mobilmu bahkan tiga kali lipat lebih mahal dari Bugatti Chiron milikku."
"Wow. Kau sangat mencintaiku ternyata."
"Jika aku tidak mencintaimu aku tidak akan mungkin sudi mengencani sekertarisku sendiri."
"Ck. Ucapanmu membuat harga diriku terluka tuan Cho."
"Tidak selama aku masih ada."
"Oeh?"
"Selama aku masih hidup, aku pastikan harga dirimu yang sebesar gunung everest itu akan tetap aman."
"Apa karena itu kau merahasiakan hubungan kita dari semua karyawanmu?"
"Lebih tepatnya kau lah yang memintaku untuk merahasiakan hubungan kita dari semua orang."
"Ahh. Kau benar. Aku lupa tentang hal itu."
"Dasar gadis nakal."
"A-Apa yang kau lakukan?"
Rin cukup terkejut saat Kyuhyun membuka satu persatu kancing kemeja miliknya. Memperlihatkan buah dada Rin yang menyembul dari balik bra merah darah yang gadis itu kenakan.
"Merah sangat cocok untukmu."
Alih-alih menanggapi pertanyaan Rin, Kyuhyun justru bersiul nakal.
"Hentikan oppa. Bagaimana jika____
"Diamlah sayang. Aku berhak melakukan apapun pada kekasihku. Termasuk_____
"Termasuk apa?" Sela Rin cepat.
"Termasuk ini."
Tepat saat itulah Kyuhyun menempelkan bibirnya pada bibir Rin. Meraup bibir tipis gadis tersebut dengan sangat rakus hingga menimbulkan suara-suara decapan yang mampu memenuhi seisi ruangan.
"Morning kiss." Bisik Kyuhyun setelah melepaskan ciumanya.
"Aish. Sekarang aku tau kenapa stok lipstikku jadi cepat habis akhir-akhir ini."
Kyuhyun tertawa renyah. "Jangan hawatir. Aku tidak akan mungkin membiarkan kekasihku kekurangan satu apapun. Terlebih lagi itu hanya sebuah lipstick."
"Ck. Dasar tukang pam___yakkk! Hentikan oppa! Ini dikantor. Bagaimana jika ada yang masuk oeh? "
Ekspresi panik jelas terpampang di wajah Rin. Apalagi saat Kyuhyun sengaja mengeluarkan payudara Rin dari balik bra miliknya.
"Percayalah, aku akan memecat siapa pun yang berani memasuki ruanganku tanpa mengetuk pintu lebih dulu."
"Aku selalu melakukan hal itu selama ini. Lalu kenapa kau tidak pernah memecatku heum?"
Kyuhyun mencubit puting Rin dengan gemas. Mengakibatkan desahan kecil keluar dari dalam mulut gadis tersebut.
"Itu karena kau adalah kekasihku. Selalu ada pengecualian khusus untuk orang-orang yang aku anggap spesial."
"Jadi aku juga termasuk kedalam kategori itu ya?"
"Jangan menanyakan sesuatu yang kau sendiri sudah tau pasti apa jawabanya."
"Aku hanya bercan____ahhh."
Rin tidak bisa untuk tidak mendesah. Terlebih lagi saat Kyuhyun membenamkan wajahnya di dalam belahan dada gadis tersebut. Desahan Rin bertambah keras saat Kyuhyun menyatukan kedua payudaranya. Tak tanggung-tanggung, pria itu bahkan memasukkan kedua puting Rin sekaligus kedalam mulutnya.
"Sshh____hentikan____oppah_____inihhh____kantor____hhh."
"Diamlah sayang. Kau menganggu kesenanganku."
"Tapi____ini____hhh____tidak___
"Aku tau batasanku. Aku hanya ingin bercumbu. Dan mendapatkan sedikit pelepasan mungkin."
"Oppahhhh."
Desahan Rin semakin keras. Kyuhyun sengaja mengerakkan pinggangnya naik turun. Mengakibatkan kejantanan Kyuhyun bergesekan langsung dengan daerah kewanitaan Rin. Posisi mereka saat ini persis seperti orang yang tengah bercinta sambil duduk. Hanya saja dengan pakaian lengkap yang melekat pada tubuh mereka masing-masing.
"Oppa____hhh___
"Sial. Ini sangat nikmat."
Kyuhyun menggeram. Meski tidak memasuki lubang sempit Rin, Kyuhyun tetap bisa merasakan betapa nikmatnya kemaluan gadisnya itu. Terbukti dari gerakan pinggul Rin yang juga semakin bertambah cepat.
"Lebih___hhhh_____cepat_____hh_____lagi____sayang___ini____hhh____sangat____nikmat____ahhhh."
Rin menurut. Kini bukan hanya Kyuhyun saja yang mempercepat gerakan pinggulnya, Rin pun ikut membantu agar mereka bisa secepatnya mendapatkan pelepasan yang mereka inginkan.
"Oppa____akuhhh____
"Bersa___ma____hhhh___
"Ahhhhhhhhhhh!"
Rin menyenderkan kepalanya di dada bidang Kyuhyun dengan lemas. Akhirnya puncak kenikmatan itu berhasil mereka raih secara bersamaan.
"Tidurlah. Aku tau kau lelah."
"Tapi_____
"Jangan membantah. Aku sangat tau kebiasan burukmu yang langsung tertidur setelah mendapatkan pelepasan."
"Bagaimana dengan pekerjaanku?"
Rin bertanya pelan. Terlihat sekali jika gadis itu sudah mulai mengantuk.
"Minho yang akan mengurusnya."
Kyuhyun tersenyum geli melihat Rin yang dalam sekejab sudah langsung tertidur pulas di dadanya.
Kyuhyun sengaja mengucapkan sesuatu melalui layar interkom. Tak lama kemudian Choi Minho, sekertaris Kyuhyun yang lain terlihat memasuki ruangan satu menit selang Kyuhyun mengakhiri ucapanya di layar interkom.
"Apakah presdir membutuhkan sesuatu?"
Minho sama sekali tidak merasa terkejut saat melihat Rin tertidur pulas di atas pangkuan sang presdir. Karena pada dasarnya Minho memang sudah tau hubungan yang terjadi antara bos dan sekertarisnya itu.
Sekertaris?
Jika memang Rin adalah sekertaris Kyuhyun, lalu bagaimana dengan Minho?
Jawabanya sama. Minho merupakan sekertaris Cho Kyuhyun yang lain. Kyuhyun sengaja menambahkan jumlah sekertarisnya hanya karena tidak ingin membuat sang kekasih kelelahan.
Benar-benar tipe kekasih yang sangat baik bukan?
"Ambil dress yang sudah aku pesan dari butik tempat biasa. Pastikan juga kau tidak melupakan bra dan celana dalamnya. Masalah ukuran, aku harap kau masih mengingatnya dengan baik."
Minho mengangguk. "Apa ada lagi yang presdir butuhkan?"
"Tidak ada. Kau bisa pergi sekarang."
"Kalau begitu saya permisi dulu."
Minho membungkuk 90 derajat sebelum akhirnya melangkah pergi.
"Mmmhh oppa."
"Ssstt. Kembalilah tidur sayang. Aku hanya ingin memindahkan-mu ke tempat yang lebih nyaman. "
Kyuhyun membawa Rin ke dalam kamar pribadi miliknya. Meletakkan tubuh gadis tersebut keatas ranjang dengan begitu sangat hati-hati, berikut dengan Kyuhyun yang ikut berbaring di sampingnya.
Namun... Sedetik kemudian pria itu langsung beranjak dari ranjang saat mengingat sesuatu. Kyuhyun baru saja ingat jika dirinya harus segera mengganti celananya yang basah akibat dari tumpahan sperma miliknya.
"Tidurlah yang nyenyak. Aku akan segera kembali."
Benar saja. Lima belas menit kemudian pria itu sudah berganti pakaian. Lebih rapi dan lebih segar dari sebelumnya. Kyuhyun menyempatkan diri untuk mandi sebelum kembali berkutat dengan tumpukan berkas miliknya. Akan amat sangat tidak lucu jika saat memimpin rapat nanti semua orang menggunjingkan dirinya hanya karena bau sperma.
Oh ayolah. Harga diri pria itu sangat tinggi. Tidak heran jika Kyuhyun mati-matian begitu sangat melindungi harga dirinya.
Akan tetapi____semua ketentuan itu seolah tidak berlaku jika sudah di depan Song Aerin. Satu-satunya gadis cantik yang berhasil mengambil alih seluruh kehidupan seorang Cho Kyuhyun.
Omong-omong soal sperma, Kyuhyun cukup puas bisa mendapatkan pelepasanya setiap hari. Yahhh meskipun tanpa adanya metode saling memasuki satu sama lain.
Rin tidak ingin Kyuhyun merenggut keperawan-nya sebelum mereka menikah. Terdengar kuno memang, tapi Kyuhyun sama sekali tidak keberatan dengan hal itu.
Meski pada kenyataanya nafsu Kyuhyun begitu sangat amat besar, Kyuhyun selalu bisa mengatasinya dengan baik. Tentunya dengan bantuan sang kekasih.
Akan ada saat-saat tertentu dimana Rin akan dengan senang hati melakukan oral dengan mulutnya. Namun terkadang mereka juga bercinta dengan hanya saling menggesekkan kelamin seperti tadi.
Well apapun itu selama ia melakukanya dengan Rin maka Kyuhyun sama sekali tidak keberatan. Toh ia juga bukan seorang penganut seks gila yang harus bercinta di setiap menitnya.
Bunyi suara ketukan pintu membawa langkah Kyuhyun kearah pintu. Disana sudah berdiri Minho dengan tiga buah paperbag di tanganya.
"Ini pesanan yang tadi presdir minta."
Kyuhyun mengangguk. "Apa jadwalku setelah ini?"
"Sepuluh menit lagi anda ada rapat dengan mister Yokohama dari Jepang ."
"Pastikan tidak ada berkas yang tertinggal. Aku tidak ingin terjadi masalah yang bisa membuatku menelantarkan Rin lebih dari sepuluh menit."
"Ne presdir. Saya mengerti."
*******
"Eunghh apa yang oppa lakukan?"
Tidur Rin sedikit terusik saat merasakan sentuhan-sentuhan aneh pada tubuhnya.
"Kembalilah tidur sayang. Aku hanya ingin melepaskan pakaianmu. Aku tidak ingin gadisku tidur dengan pakaian kotor."
Rin tidak melawan. Ia justru sangat menikmati menit demi menit dimana jemari Kyuhyun mulai melepaskan satu persatu pakaian yang melekat pada tubuhnya. Bulu kuduk gadis itu meremang merasakan kecupan singkat di daerah kewanitaan miliknya yang sudah tidak tertutup apapun. Dan benar saja, saat ia melihat kebawah ia bisa melihat Kyuhyun tengah menatap intens kearahnya.
"Rasanya aku sudah tidak sabar ingin segera memilikimu sepenuhnya,"
Melihat Kyuhyun yang tersenyum. Rin pun ikut mengeluarkan senyumanya.
"Setelah ini jangan lupa membersihkan diri. Aku akan kembali sebelum makan siang. Sekarang aku harus pergi untuk rapat penting."
"Apakah rapat dengan tuan Yokohama?"
Kyuhyun mengangguk.
"Seharusnya aku menemanimu dalam rapat itu."
"Tidak masalah. Ada Minho yang akan menggantikanmu."
"Kau terlalu banyak merepotkanya."
Kyuhyun mengangkat bahunya acuh. "Memang untuk itulah dia aku pekerjakan."
"Omong-omong itu apa? Tunjuk Rin pada tiga buah paperbag di depanya.
"Kau bisa melihatnya sendiri. Itu pakaian untukmu."
Rin mengangguk. Dengan cepat paperbag itu sudah berpindah tempat keatas pangkunya.
"Kenapa oppa membeli gaun? Oppa seharusnya membeli pakaian kerja untukku."
"Kau akan terlihat seribu kali lipat lebih cantik dengan gaun itu."
"Haisshh kalau seperti caranya pasti karyawanmu yang sangat menyebalkan itu akan menggosipkanku lagi."
"Aku bisa memecat mereka jika kau mau. Lagipula aku tidak menggaji mereka untuk bergosip."
"Itu terdengar sangat bagus. Tapi itu juga terdengar sangat berlebihan. Jadi____akan lebih baik jika oppa tidak memecat mereka."
"Permintaan dikabulkan. Sekarang persiapkan dirimu. Kita akan langsung pergi ke Jepang begitu rapatku selesai."
"Oeh? Untuk apa kita ke Jepang? Apakah ada rapat penting yang mengharuskan kita pergi kesana?"
"Kita tidak pergi kesana untuk rapat sayang. Melainkan untuk makan siang."
"Ke Jepang hanya untuk makan siang? Kau pasti sudah gila."
"Wae? Kalau kau mau setelah dari Jepang kita bisa langsung pergi ke Paris untuk makan malam."
"Jinjja? Kau ingin membuatku sakit kepala ya?" Rin berdecak sebal. "Sudahlah. Lebih baik oppa segera pergi. Tidak baik membuat klien sepenting tuan Yohokama menunggu terlalu lama."
Kyuhyun mengangguk. "Aku tidak main-main tentang makan siang kita di Jepang. Pastikan kau sudah siap saat aku kembali nanti."
Rin's Apartmen.
"Kau pergi berkencan dengan presdir Cho lagi?"
"Untuk apa bertanya jika kau sudah tau jawabanya, Yoon."
"Ck. Kapan kau akan menghentikan kegilaanmu ini Rin? Kau bisa membuat banyak pihak tersakiti karena ulahmu itu."
"Kau tau betul aku tidak bisa melakukan itu Yoon. Tidak untuk sekarang."
"Apa kau sudah tidak mencintai Suho oppa-mu lagi?"
"Kau bercanda? Kau tau betul betapa aku sangat mencintai tunanganku itu."
"Lantas kenapa kau justru berselingkuh di belakangnya hah?"
Pertanyaan yang Yoonhee ajukan membuat Rin memutar kedua bola matanya malas. menurut Rin, sahabatnya itu terlalu mendramatisir suasana.
"Aku hanya ingin bersenang-senang."
"Apakah berselingkuh masuk kedalam kategori bersenang-senang?
"Tentu saja." Jawab Rin enteng. "_Selingkuh itu sangat menantang. Dan aku menyukainya."
"Kau benar-benar sudah gila. "
"Aku tidak gila Yoon. Aku hanya.....maksudku, kau tau sendiri kan seperti apa tunanganku itu? Suho oppa____dia terlalu pasif. Dan jujur saja hal itu benar-benar membuatku sangat bosan. Aku menyukai pria liar sekaligus panas seperti Cho Kyuhyun. Karena itulah aku nekat berselingkuh denganya."
"Apa kau sudah tidur dengan presdir Cho?"
"Hanya bercumbu. Kami belum sampai pada tahap saling memasuki satu sama lain. Itu terlalu berani."
"Berhenti bermain-main. Kau sudah bertunangan. Suho akan sakit hati saat tau kau berselingkuh di belakangnya. Dan lagi____presdir Cho pasti juga akan sangat murka begitu tau kau hanya menjadikanya sebagai seorang selingkuhan."
"Jangan hawatir. Semua akan tetap terkendali selama kau bisa terus tutup mulut."
TBC.