Rin's Apartmen.
Jarum jam baru menunjukkan pukul empat pagi. Namun Yoonhee terpaksa harus terusik dari tidur nyenyaknya. Dan itu semua dikarenakan oleh suara gedoran dari luar pintu apartemen. Entah orang gila mana yang menggedor pintu di pagi buta seperti ini. Yang jelas hal itu berhasil membuat Yoonhee geram setengah mati.
"Rin-ah bangunlah. Seseorang menggedor pintu apartemen kita dengan sangat keras. Temani aku melihatnya."
Alih-alih menjawab, Rin justru mendengkur. Dan hal itu benar-benar sukses memuat Yoonhee kesal.
"Dasar babi. Saat tidur kau benar-benar persis seperti seekor baby."
Dan kekesalahan Yoonhee semakin bertambah parah mana kala gedoran di pintu apartemenya semakin bertambah keras.
"Apa dirumahmu tidak ada jam hah! Kau pikir apa yang_____p-presdir Cho?"
Tubuh Yoonhee seketika menegang. Keringat dingin mulai bermunculan di keningnya yang indah begitu melihat pelaku di balik pembuat onar di apartemenya dan juga Rin.
"Kau kehilangan tiga puluh persen dari gajimu atas ketidak-sopananmu padaku nona Yoon."
"APA!"
"Sekarang jadi delapan puluh persen. Itu karena kau sudah berani meneriaki-ku."
"J-Jeongsohamnida presdir. Tolong jangan potong gaji saya. Saya benar-benar tidak bermaksud seperti itu."
Kyuhyun tidak menggubris. Pria itu lebih memilih menghampiri Rin yang tengah terlelap di dalam kamarnya.
"Kau membiarkan gadisku tidur dengan jendela terbuka?"
"Itu____" Yoonhee menelan ludah gugup. Tatapan tajam yang Kyuhyun lemparkan berhasil mematikan seluruh sistem syaraf-nya.
"_S-Sebenarnya AC di apartemen kami rusak. Karena itulah kami tidur dengan jendela terbuka."
"Kenapa kau tidak melapor? Bukankah aku sudah menugaskan-mu untuk menjaga milikku dengan baik? Sepertinya kau sudah mulai bosan bekerja di perusahaan-ku. Haruskah aku memecatmu?"
"A-Aniyo presdir. Sebenarnya saya sudah ingin memberitau anda, tapi..... tapi Rin melarangnya. Rin bilang dia tidak ingin menganggu waktu istirahat anda yang minim."
"Aku selalu memiliki waktu luang untuknya. Haruskah aku menempelkan kalimat itu diatas jidatmu agar kau bisa selalu mengingatnya?"
"Saya benar-benar minta maaf, presdir. Tolong ampuni ke-lalaian saya kali ini. Dan kalau bisa tolong jangan pecat saya."
Yoonhee membungkuk sembilan puluh derajat. Gadis itu benar-benar tidak ingin sampai kehilangan pekerjaanya yang sangat berharga.
"Ck. Sekali lagi kau berani mengulangi kesalahan seperti ini, aku benar-benar tidak akan segan menendangmu dari dalam perusahaan. Ingat itu."
Yoonhee mengangguk patuh. Ia sedikit terkesiap saat tiba-tiba saja Kyuhyun mengangkat tubuh Rin dengan kedua tanganya yang besar.
"P-Presdir ingin membawa Rin kemana?"
Kyuhyun melemparkan tatapan tajamnya pada Yoonhee yang berakibat buruk untuk kondisi tubuh gadis tersebut.
"Apa kau pikir aku akan membiarkan gadisku tidur tanpa pendingin ruangan? Mimpi saja kau."
Yoonhee mendesah lemas. Aura Kyuhyun benar-benar sangat menyeramkan. Untunglah Kyuhyun cepat pergi. Jika tidak, bisa Yoonhee pastikan ia akan segera menderita kekurangan oksigen.
Kyuhyun sangat menyeramkan saat sedang marah. Terlebih lagi.... Kyuhyun terlihat begitu sangat mencintai Rin-nya. Entah mala petaka macam apa yang akan terjadi seandainya saja presdir-nya itu sampai tau jika ternyata dirinya hanya dijadikan selingkuhan oleh sang kekasih.
Akankah dunia akan kiamat saat itu juga?
Entahlah.
Yoonhee tidak bisa membayangkan hal mengerikan apa saja yang akan terjadi saat hari itu tiba.
Yang jelas... Rin benar-benar akan tamat saat itu juga.
Kyuhyun's Apartmen.
Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit lebih, Kyuhyun akhirnya sampai di apartemen pribadi milikya. Apartemen mewah yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang dari kalangan kelas atas seperti dirinya.
Sejak kepulanganya dari Jepang, perasaan Kyuhyun memang sudah tidak enak. Terlebih lagi saat ponsel gadisnya itu sama sekali tidak bisa di hubungi. Hal itu juga-lah yang membuat Kyuhyun nekat mendatangi apartemen Rin di pagi hari buta. Dan ternyata dugaan Kyuhyun terbukti benar. Pendingin ruangan di kamar Rin rusak. Dan Kyuhyun tidak bisa membayangkan betapa tersiksanya gadisnya itu saat harus tidur tanpa pendingin ruangan. Yang jelas itu benar-benar seperti mimpi buruk.
Jika saja Kyuhyun tau dari awal jika AC di apartmen Rin rusak, Kyuhyun bersumpah akan memaksa gadisnya itu untuk tidur di dalam apartemen miliknya. Jika perlu Kyuhyun bahkan akan mengosongkan salah satu hotel bintang lima miliknya untuk gadisnya itu tempati.
Kyuhyun bukan pria yang pelit. ia bahkan sangat loyal dengan kekasihnya itu. Hanya saja Rin-lah yang menolak untuk tinggal di apartemen Kyuhyun. Gadisnya itu bahkan menolak menempati apartemen baru. Hal itu jugalah yang membuat Rin sampai saat ini masih tinggal di apartemen menengah keatas miliknya. Dan Kyuhyun tidak punya pilihan lain selain menghormati keputusan sang kekasih.
"Kau bisa tidur nyenyak sekarang."
Kyuhyun menyingirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Rin dengan sayang. Sungguh Kyuhyun sangat amat mencintai gadisnya itu. Dan Kyuhyun rela menukar apa saja demi bisa terus bersama dengan Rin-nya.
"Kau tau sayang? Denganmu, jatuh cinta adalah kebahagiaan yang paling indah."
Kyuhyun kembali mengelus kepala Rin dengan sayang. Pria itu tersenyum kecil melihat tidur Rin yang sama sekali tidak terusik bahkan dari semenjak Kyuhyun memindahkan Rin dari dalam apartemen gadis tersebut.
"Melihat cara tidurmu yang begitu sangat lelap terkadang membuatku takut. Aku takut kalau suatu hari nanti kau tidak akan bisa bangun lagi." Kyuhyun berucap lirih. Lengkap dengan ekspresi wajahnya yang sendu. "_Tapi kau tidak perlu hawatir. Selama aku masih hidup tidak akan aku biarkan hal buruk apapun terjadi padamu. Aku berjanji. "
Kyuhyun melayangkan kecupan-kecupan manis di sekitar wajah Rin. Kyuhyun tidak sadar jika aksinya itu sedikit banyak berhasil mengusik tidur nyenyak sang gadis.
"Mmhh____lima menit lagi oppa. Aku masih sangat mengantuk."
Kyuhyun tidak bisa untuk tidak tersenyum. Gadisnya benar-benar sangat menggemaskan. "Kau bisa tidur sebanyak apapun yang kau inginkan sayang. Aku tidak akan menganggumu."
"Hmm____Kau yang terbaik Suho oppa."
DEG!
Suho oppa?
Siapa dia?
Kyuhyun termangu di tempat. Percayalah. Ucapan Rin benar-benar sukses menganggu pikiran pria tersebut.
Siapa itu Suho?
Kenapa nama itu bisa muncul dalam tidur gadisnya?
Tanpa sadar Kyuhyun menggeram. Ia bahkan refleks menggenggam tangan Rin erat. Cukup erat hingga membuat sang kekasih menggeliat dalam tidurnya.
"Kau tau betul kan jika aku sangat amat mencintaimu? Tolong jagalah hatiku dengan baik. Karena semenjak aku memutuskan untuk jatuh cinta padamu, semenjak itu pula aku menggantungkan hidupku ditanganmu."
Kyuhyun mengecup bibir Rin lama sebelum akhirnya kembali memandangi wajah lelap sang gadis. "Tidurlah yang nyenyak. Aku akan menyiapkan sarapan untukmu, tuan putriku."
*******
Sementara itu suasana berbeda terlihat dari dalam sebuah apartemen menengah keatas di daerah Seoul. Tepatnya di dalam apartemen Rin dan juga Yoonhee.
Gadis pemilik marga Park itu tak henti-hentinya mengumpat kesal saat lagi dan lagi ponsel Rin terus saja berdering. Dan sialnya lagi itu bukanlah deringan biasa. Melainkan dering telefon dari Kim Suho. Tunangan Rin yang tengah sibuk mengurusi perusahaan kecil-nya di Rusia.
Semua mungkin tidak akan jadi serumit ini jika saja Rin ada disini. Namun masalah terbesarnya adalah gadis itu sedang tidak berada di apartemen. Dia tengah sibuk menikmati perselingkuhanya dengan CEO Cho Corp yang tampan. Dan meninggalkan ponselnya di apartemen.
I'm OK
wirohaji ma dongjeonghaji ma gyeote isseo jul piryo eopseo gwaenchanheunikka.
I'm OK
geokjeonghaji ma singyeong sseuji macharari honja issneun ge naniksukhanikka.
I'm OK.
Alunan lagu dari boyband Ikon menandakan adanya panggilan masuk pada ponsel Yoonhee. Membuat kedua mata hazel gadis tersebut sontak membulat sempurna begitu tau id si penelefon.
Yoonhee merasa bimbang. Ia tidak tau apakah ia harus mengangkat panggilan tersebut ataukah tidak.
Namun jika Yoonhee tidak mengangkatnya, itu justru akan membuat Suho curiga. Karena itulah dengan memantapkan hati Yoonhee akhirnya memilih untuk menjawab panggilan tersebut.
"Y-Yoboseyo Suho-ssi?"
"....."
"R-Rin_____Rin____sedang di toilet. Mungkin karena itulah dia tidak mengangkat panggilan darimu."
"..."
"Ne. Saat dia sudah selesai nanti aku akan menyuruhnya untuk menelefon-mu. Anyeong. Klik."
Hufftt.
Yoonhee menghela nafasnya lega. Untunglah Suho mempercayainya. Jika tidak, Yoonhee tidak tau masalah apa lagi yang akan terjadi ke depanya nanti.
"Kau membuatku lagi dan lagi harus ikut berbohong karena perselingkuhan-mu itu Rin. Kau benar-benar harus membayar mahal untuk semua jasaku ini."
Kyuhyun's Apartmen.
"Selamat pagi."
Senyum di bibir Kyuhyun terbit melihat tangan Rin yang melingkar erat pada pinggang-nya. Gadis itu memeluknya dari belakang dengan kepala yang bersender manja pada punggung tegap Kyuhyuh.
"Masih terlalu pagi untukmu bangun sayang."
"Aku mencium aroma masakanmu yang begitu sangat membangkitkan selera. Karena itulah aku terbangun."
"Benarkah?"
Rin mengangguk. "Mau aku beritau sebuah rahasia."
"Apa itu?"
"Oppa terlihat sangat seksi saat sedang memasak."
Kyuhyun tertawa renyah. "Aku pikir saat paling seksi adalah saat kita berdua sama-sama bertenjang bulat tanpa sehelai benang pun di tubuh kita."
"Ck. Sudah ku duga kau akan berkata seperti itu. Dasar mister pervert."
"Kau harusnya bersyukur bisa menjadi satu-satunya wanita yang bisa melihat sisi lain dari diriku."
"Aku tau tuan Cho. Omong-omong apa yang kau masak itu? Aroma-nya benar-benar sangat harum."
"Pancake strawberry."
"Woahh. Itu adalah menu sarapan kesukaanku."
"Aku tau sayang. Karena itulah aku sengaja membuatnya untukmu."
"Kau yang terbaik Kyuhyun oppa."
Kau yang terbaik Suho oppa.
Kyuhyun terdiam. Ucapan Rin mengingatkanya akan igau-an gadis itu tadi pagi.
"Waeyo? Kenapa kau mendadak diam?"
Kyuhyun berdehem tidak nyaman. "Saat tidur kau sempat mengigau dan menyembut nama Suho oppa. Omong-omong siapa itu Suho oppa?"
Nafas Rin tercekat. Benarkah ia mengigau seperti itu?
Sial. Rin tidak pernah menyangka jika dirinya akan mengigau seperti itu. Terlebih lagi saat sedang bersama dengan Kyuhyun-nya. Shittt! Mati saja kau Rin. Alasan apa yang akan kau katakan pada selingkuhanmu itu hah?
"Sayang?"
"Oeh itu_____sebenarnya Suho adalah sepupuku. Ya dia adalah sepupuku. Dia pria yang sangat baik. Karena itulah tak jarang aku sering mengigau-kanya. Sebaiknya jangan terlalu di pikirkan. Aku sudah biasa seperti itu. Kau bisa bertanya pada Yoonhee jika memang tidak percaya."
"Kau jelas tau betul kalau aku selalu percaya padamu. Bahkan melebihi diriku sendiri."
Itu benar. Kyuhyun memang sangat mempercayai gadisnya. Karena itulah Kyuhyun tidak pernah menaruh curiga sedikit pun kepada Rin.
Diam-diam Kyuhyun bernafas lega. Ia benar-benar merutuki kebodohanya karena sempat berfikir yang tidak-tidak tentang gadisnya.
Tidak jauh berbeda dengan Kyuhyun, Rin pun diam-diam juga menghela nafas lega. Ia sangat beruntung karena Kyuhyun begitu mudah percaya padanya. Dan Rin bersumpah tidak akan mengulangi kebodohanya itu lagi. Tidak saat ia sedang bersama dengan Kyuhyun.
"Duduklah sayang. Masakanku sebentar lagi akan siap."
"Tidak mau. Aku ingin melihat oppa memasak."
"Apa kau tidak bosan? Kau selalu melakukan itu setiap kali aku sedang memasak. "
"Tidak pernah ada kata bosan untukmu, tuan Cho."
"Ck. Dasar perayu ulung."
"Well. Kau membuatku belajar dengan baik."
"Omong-omong hari ini aku belum mendapatkan jatah morning kiss-ku."
Rin mendengus. Namun ia tetap mencium bibir Kyuhyun. Dan tentu saja hal itu tidak Kyuhyun biarkan berakhir begitu saja. Dengan cepat pria itu mendudukkan Rin di atas meja dapur. Tangan kirinya ia gunakan untuk menekan tengkuk gadis tersebut agar ciuman mereka tidak terlepas. Sedangkan tangan kanan pria itu sibuk mematikan api kompor.
"Eungh."
"Mmhhh____mmmhhh."
Suara decapan bibir mereka berdua behasil memenuhi seisi dapur. Tangan kanan Kyuhyun kini bahkan sudah meremas kedua payudara Rin secara bergantian.
"Eungghh____oppa___hhh___"
"Sebut namaku."
"Eunghh____hhh____Kyuhyun___oppa____hhhh."
"Bagus. Teruslah sebut namaku seperti itu."
Ciuman Kyuhyun beralih pada leher jenjang Rin. Desahan tertahan lolos begitu saja dari dalam mulut Kyuhyun saat tangan nakal Rin sengaja meremas kejantanan milik pria tersebut.
"Kau sangat nakal sayang."
Dengan tidak sabaran Kyuhyun membaringkan tubuh Rin diatas meja makan. Mengecup seluruh permukaan wajah gadis itu hingga tak tersisa.
"Kau sangat cantik sayang. Kau selalu tampak memukau dimataku."
Kecupan Kyuhyun berpindah pada telinga Rin lalu turun ke leher jenjang gadis tersebut.
"Ahh___hhhh____Mhhh."
Rin tak henti-hentinya mendesah. Jemari lentik gadis itu sibuk meremas rambut coklat Kyuhyun yang sibuk mengukir tanda merah pada leher dan juga dadanya.
"Ahh____hhh____oppahhh___"
Udara disekitar mulai menipis. Rasa panas perlahan mulai menjalar melewati setiap inti bagian tubuh mereka berdua.
Hisapan demi hisapan terus Kyuhyun berikan pada Rin yang seakan pasrah menerima apapun yang akan dilakukan Kyuhun padanya.
"Aku akan berusaha untuk tidak melewati batasanku."
Kyuhyun menatap sayu kedua mata Rin yang juga tengah menatapnya. Mereka berdua sama-sama diliputi gairah yang sangat besar. Meski begitu Kyuhyun akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak membobol keperawanan Rin saat ini juga.
"Aku tau oppa bisa dipercaya."
Kyuhyun tersenyum. Kecupan pria itu perlahan turun keleher bagian depan Rin. Semakin turun hingga mencapai dada dan membuat banyak ukiran disana. Sementara Rin sendiri hanya bisa mendesah pasrah dibawah kungkungan tubuh Kyuhyun.
Perlahan Kyuhyun merangkak naik. Mengangkangi Rin tepat diatas wajahnya. Pria itu melepas celana sekaligus celana dalam miliknya hingga sebatas lutut dengan tidak sabaran.
"Buku mulutmu sayang."
Rin sudah sangat tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena itulah tanpa disuruh dua kali Rin langsung membuka mulutnya. Dari atas meja tempatnya berbaring saat ini Rin bisa melihat Kyuhyun tengah mengocok penisnya yang besar sebelumnya akhirnya mengarahkanya ke dalam mulut Rin.
"Eungggh."
Rin melenguh saat penis Kyuhyun mulai memasuki mulutnya. Dengan cepat pria itu langsung menggerakkan penisnya. Terkadang mengeluarkan penisnya hingga ujung mulut dan dengan sekali hentakan menenggelamkanya lagi kedalam lubang mulut Rin.
"Shhhh____ahhhh____hhhhhhh."
Kyuhyun mendesah nikmat. Mata pria itu terpejam menikmati rasa nikmat pada penisnya. Semakin lama gerakan Kyuhyun semakin cepat. Membuat Rin nyaris tersedak akibat dalamnya sodokan penis pria tersebut pada tenggorokanya.
"Aku_____hhhh_____akan_____hhh___sampai___Ahhhhhhhhhhhh!"
Kepala Kyuhyun mendongak keatas. Menikmati setiap pelepasanya yang begitu sangat nikmat. Tidak lama setelahnya pria itu menunduk. Mencium bibir Rin guna membantu gadis tersebut menghabisan cairan sperma miliknya.
"Itu tadi sangat luar biasa." Kyuhyun membersihkan sisa sperma dimulut Rin dengan jempolnya. "Dan yang lebih luar biasa lagi adalah saat aku berhasil mempertahankan keperawanan-mu hingga akhir."
Kyuhyun berdiri. Membiarkan celana miliknya merosot hingga jatuh ke lantai.
"Aku tidak akan membiarkanmu tersisa sendirian. Oleh karena itu kita harus mandi sekaligus melakukan hal menyenangkan yang bisa membuatmu orgasme."
*******
Pukul 13.00 siang sepasang kekasih itu baru keluar dari dalam kamar. Dengan rambut basah dan kondisi yang jauh lebih segar dari sebelumnya.
Mereka melewatkan waktu sarapan, waktu makan siang sekaligus waktu pergi ke kantor karena terlalu larut dengan aktifitas bercinta versi mereka berdua.
"Pancake buatanmu sudah sangat dingin. Aku tidak mau memakanya."
Kyuhyun mengangguk setuju. "Aku tau sayang. Lagipula aku tidak akan mungkin membiarkanmu memakan makanan tadi pagi."
"Lalu apa yang akan kita makan? Aku benar-benar sangat lapar."
"Jangan hawatir tuan putri. Aku akan memesan makanan dari restoran bintang lima milikku."
"Itu terlalu lama. Bagaimana jika aku mati kelaparan? Apakah di apartemen-mu tidak ada stok ramen?"
"Aku tidak pernah membawa makanan sampah seperti itu kedalam apartemenku."
"Haishh kau benar-benar sangat menyebalkan. Sudahlah cepat buatkan aku jus strawberry saja. Satu gelas jus strawbery akan membuatku cukup kenyang."
"Apapun untukmu."
Dalam hati Rin merasa sangat bangga bisa membuat CEO besar sekelas Cho Kyuhyun mau menuruti semua keinginanya dengan mudah. Tapi terkadang ada perasaan bersalah dibalik itu semua.
Rin sadar tidak seharusnya ia mempermainkan dua orang pria yang begitu sangat mencintainya. Tapi Rin juga tidak bisa berhenti. Apalagi memilih salah satu dari mereka. Tidak untuk saat ini.
Karena bagaimana pun juga ia masih sangat mencintai Suho. Dan ia juga masih sangat membutuhkan kehadiran Kyuhyun di sisinya.
Kalau pun pada akhirnya nanti ia dipaksa untuk memilih, tentu saja Rin akan lebih memilih Kim Suho. Karena sejak awal ia memanglah milik pria itu.
Suara dari alat Juicer berhasil mengembalikan Rin ke dunia nyata. Cho Kyuhyun benar-benar sangat tampan saat sedang menekuni sesuatu. Dia adalah devinisi dari kata sempurna yang sulit di cerna oleh akal manusia.
"Oppa benar-benar sangat tampan saat sedang serius seperti itu."
"Aku tau. Kau sudah mengatakan hal itu ratusan kali."
"Omong-omong apakah tidak apa-apa jika kita bolos kerja seperti ini?"
"Aku direkturnya sayang. Kau tidak perlu sepanik itu."
"Ck. Tetap saja aku hawatir. Para pegawaimu sangat menyebalkan. Mereka pasti akan menggosipkanku lagi."
"Katakan saja jika presdir yang dingin dan kejam ini melarangmu datang ke kantor sebagai hukuman atas keterlambatanmu kemarin. Dengan begitu mereka pasti tidak akan curiga."
Rin terkekeh mendengar ucapan Kyuhyun yang terkesan menyindir diri sendiri.
"Kau memang dingin dan kejam tuan Cho. Apakah kau sungguh tidak sadar dengan hal itu?"
Kyuhyun berdecak kesal. "Setidaknya aku akan berubah menjadi pangeran berkuda putih saat bersamamu."
Bersamaan dengan itu Kyuhyun mematikan mesin juicer miliknya. Menuang jus strawberry spesial buatan-nya itu ke dalam gelas sebelum akhirnya memberikanya pada Rin.
"Thank you ma boy."
"Pastikan kau meminum-nya sampai habis."
"Tentu saja. Jus buatan-mu adalah yang paling enak diantara yang ter-enak. Sangat sayang jika di lewatkan begitu saja."
Kyuhyun menyeringai. Ia lantas menyatukan bibirnya dengan bibir Rin. Menyapu bersih sisa-sisa jus strawberry yang sebelumnya gadis itu minum.
"Kau benar. Rasanya memang sangat enak. Terlebih lagi saat aku meminumnya langsung dari dalam mulutmu."
"Ck. Tingkat kemesuman-mu benar-benar sudah tidak tertolong lagi tuan Cho."
Kyuhyun mengangkat bahunya acuh. Ia lantas membawa langkah kakinya kearah pintu. Karena memang seseorang baru saja mengetuk pintu apartemenya.
"Terlambat tiga menit. Benar-benar sangat buruk."
"Jeongsohamnida presdir. Terjadi sedikit masalah saat di jalan tadi. Karena itulah saya datang terlambat."
Kyuhyun mengangkat bahunya acuh. "Terlambat tiga menit artinya kau harus kehilangan tiga persen gajimu."
Minho mendesah kesal. "Ne presdir. Saya mengerti."
"Ada apa dengan hembusan nafasmu itu? Apa kau baru saja mengumpatiku dalam hati?"
"A-Aniyo presdir. Saya tidak mungkin berani melakukan hal itu."
"Ck. Bagaimana rapat hari ini? Aku harap tidak terjadi masalah apapun yang bisa membuatku naik pitam."
"Presdir jangan hawatir. Semuanya berjalan dengan lancar seperti yang presdir inginkan."
"Memang sudah seharusnya seperti itu."
Minho kembali mengangguk. "Ini berkas-berkas yang presdir minta. Sedangkan untuk agenda anda besok, presdir diharuskan pergi ke Rusia selama tiga hari untuk pembukaan hotel terbaru anda."
"Aku tidak tau kalau asisten Choi akan datang kemari."
Suara Rin berhasil mengalihkan perhatian Kyuhyun dan juga Minho dari berkas-berkas di tangan mereka.
"Aku yang menyuruhnya sayang. Ada beberapa berkas penting yang harus aku tanda tangani hari ini juga."
"Oh." Rin mengangguk paham. "Oya apa asisten Choi ingin minum sesuatu?"
"Dia bisa mengambil minum-nya sendiri. Jangan gunakan tangan indahmu untuk hal-hal yang tidak penting."
"Presdir Cho benar. Anda tidak perlu repot-repot."
Minho memang di haruskan untuk berbicara sopan pada Rin saat di depan Kyuhyun. Kyuhyun sendirilah yang meminta hal itu.
"Tidak masalah."
Rin mengangkat bahunya acuh. Gadis itu ikut memeriksa berkas-berkas yang akan Kyuhyun tanda tangani. Biar bagaimana pun juga ia adalah sekertaris Cho Kyuhyun.
"Aku ingin besok kau dandan yang cantik."
"Oeh? Memangnya kita akan pergi kemana?"
"Aku ingin mengajakmu makan malam di Rusia."
"Waktu itu kau mengajakku ke Jepang hanya untuk makan siang. Sekarang kau mengajakku ke Rusia hanya untuk makan malam. Wahh-wahh tuan Cho. Kau benar-benar sangat tau cara menghamburkan uangmu dengan sangat baik rupanya."
"Disana kita tidak hanya akan makan malam, sayang. Tapi juga untuk menghadiri pesta pembukaan hotel bawah laut milikku."
"Kau membangun hotel dibawah laut? Kau pasti bercanda? Bagaimana jika terjadi tsunami? Astaga!"
Kyuhyun terkekeh geli. "Meski terjadi tsunami sekalipun, hotelku tetap akan baik-baik saja."
Rin memutar bola matanya malas. "Pengaruh uang memang sangat luar biasa."
"Itu masih belum seberapa. Kau akan lebih terkejut lagi saat mendengar hal yang akan aku katakan padamu ini."
"Apa maksudmu?"
Kyuhyun tersenyum penuh arti. "Mau ku beritau sebuah rahasia?"
"Apa?"
"Tahun depan mobil terbang hasil dari kerja sama Cho corp dengan perusahaan Carscoops akan di luncurkan. Dan kau____akan menjadi orang pertama yang akan mencobanya bersamaku."
"Kau bilang apa? Mobil terbang? Astaga! Kau pasti sudah gila! Ya tuhan! Rasanya aku pingsan saja."
Kyuhyun kembali terkekeh. "Kau harusnya sudah terbiasa dengan semua kekayaan yang kekasihmu ini miliki, sayang."
"Molla-molla. Aku bisa pingsan jika terus membahas semua kekayaanmu itu."
Kyuhyun baru saja akan membuka mulut saat tiba-tiba saja ponsel miliknya berdering. Dan itu adalah panggilan dari sang eomma.
"Aku akan segera kembali."
Kyuhyun menyempatkan diri mencium kening Rin sebelum pergi menjawab panggilan dari sang ibu.
"Hentikan tatapanmu itu asisten Choi. Kau terlihat ingin menerkamku hidup-hidup."
"Ck. Kau beruntung presdir Cho begitu sangat mempercayaimu. Jika tidak, bisa aku pastikan kau akan menjadi gadis yang sangat menyedihkan."
"Sialan kau."
"Jangan bermain dengan api jika kau tidak ingin terbakar nona Song."
"Tutup mulutmu Choi Minho! Aku sangat tau apa yang harus aku lakukan. Jadi diam dan tutup saja mulut busukmu itu."
TBC.