Chapter 149 - SEBUAH PERASAAN

"Mereka selalu memberiku kabar setiap hari tentang kamu. Kalau ada waktu aku akan mengajak Diana untuk melihatmu. Diana benar-benar sangat merindukanmu Duc, kamu harus bangun dan sadar demi Diana dan Alisha." ucap Terry seraya mengusap pelan punggung tangan Ducan.

Tidak tahan melihat keadaan Ducan, Terry segera bangun dari duduknya dan berlari keluar dengan air mata mengalir di pipinya.

Di saat Terry sudah meninggalkan kamar Ducan, terlihat dengan jelas air mata mengalir di kedua sudut mata Ducan.

Di luar kamar, Lucken langsung bangun dari duduknya saat melihat Terry keluar dari kamar sambil menangis.

"Terry ada apa denganmu?? kenapa kamu menangis? apa terjadi sesuatu pada Ducan?!" tanya Lucken dengan tatapan cemas tidak tega melihat Terry yang menangis sedih.

"Aku tidak apa-apa. Ayo kita pulang." ucap Terry sambil mengusap air matanya bergegas pergi meninggalkannya kamar inap Ducan.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS