"Ternyata kamu sangat keras kepala Terry, aku tidak tahu karena alasan apa kamu selalu mengusirku pergi?! apa kamu begitu sangat membenciku hingga kamu menutup mulutmu? apa kamu sudah lupa dengan mulutmu ini kamu pernah menciumku seperti ini?" ucap Lucken dengan tiba-tiba mencium kasar bibir bawah Terry.
Mendapat ciuman dari Lucken yang begitu tiba-tiba, membuat Terry tak bergerak di tempatnya.
Perasaan tak percaya dan rasa rindunya pada Lucken selama ini membuat Terry tak berdaya. Rasa mual dan muntah yang dia rasakan tiba-tiba menghilang begitu saja dan berubah menjadi hasrat yang sangat besar.
Terry memejamkan matanya merasakan ciuman Lucken yang sudah lama dia rindukan.
Melihat Terry tidak menolak ciumannya bahkan terlihat menikmatinya, Lucken semakin memperdalam ciumannya dan mulai menindih tubuh Terry.
"Luck...apa yang kamu lakukan??" tanya Terry sambil menelan salivanya saat Lucken mulai merambah menciumi dan menggigit pelan ceruk lehernya.