POV BEY
Aku fikir diriku sudah mengenal lelaki yang akan terus disisiku ini dengan cukup baik, Aku rasa kami cukup lama mengenal
Ku menatap tidur nyenyaknya sekali lagi. wajahnya terlihat tenang, tidurnya sangat pulas, sangat kontras dengan raut wajahnya yang tadi, Aku tak bisa menahan sesak dan sakit di dadaku.
Aku tak bisa memejamkan mata disisinya, mungkin setiap wanita yang mengalami sepertiku malam ini, tidak akan pernah bisa lagi memejamkan mata dengan tenang.
" Reo.. "
Aku bergumam pelan, menyebut nama pria disisi ku, suaraku tercekat serak diantara segukan.
mataku terasa panas, terus menumpahkan genangan di kelopak mataku
aku tak bisa menahan airmata yang jatuh seperti mata air, aku berusaha mengelapnya cepat-cepat, tapi air itu terus tumpah, tak bisa di bendung lagi, seolah mengerti akan kepedihan yang aku alami.
Aku membuka tutup medical kit yang terpasang di dinding, mencari betadine dan beberapa plaster. Airmataku terus jatuh membasahi pipi, aku tak bisa membendung perasaanku semua semakin jadi, membuat rasa takut dan kecewa menghantuiku
Aku takut akan membangunkannya
dengan berlahan, sesekali mencuri lirik tubuh pria yang tertidur pulas di ranjang, aku memilih ruang depan untuk berdiam diri dalam gelap, mencoba merenungi apa yang menimpaku tadi.
Ingin kuabaikan rasa perih di sudut bibirku, dan.. beberapa goresan dikulitku, tapi aku tetap meringis, aku tak bisa menahan semua ini
Ini hal pertama untukku, tak ada seorang pun yang pernah memperlakukan ku seperti ini !
Foto pernikahan yang menggantung mencuri pandangku, ada rasa sesak yang teramat tercekat di dalam dadaku, aku terisak dalam, membuat tubuhku berguncang, aku tak bisa mempercayai semua.
" bagaimana dia bisa menjadi seperti ini ? " batinku tak percaya.
Kutatap sekitar ruangan apartement yang sudah cukup lama juga ku kenal bahkan sebelum resmi menikah Aku sering menghabiskan waktu yang indah disini,
INDAH !
airmataku semakin deras, dadaku semakin sesak, ingin rasanya aku menjerit, tapi yang ada hanya sedu ketakutan yang kutahan.
Kupikir aku mengenalmu dengan baik, tapi nyatanya tidak !
Kupikir pernikahan kita akan indah seperti bunga yang sering kau berikan.
Kupikir cinta akan terus tumbuh dan hangat seperti hubungan kita selama ini.
Apa kau lupa kenangan di ruangan ini, di kamarmu, bahkan di kamarmandi sekalipun!
apa kau tak ingat semua cumbuanmu itu.
Semua yang terjadi hari ini seperti neraka dunia buatku, ingin rasanya pergi dari sini,
tapi tatapan Pria itu ! aku tak sanggup untuk melakukan apapun, Aku kehilangan perasaan untuknya.
Kamu jahat Reo! aku membencimu!!
****************************
" Bey, kau pikir cumbuanmu bisa membohongiku.. " bisik Reo dengan nada mengancam di telinga Bey.
Wanita itu menghentikan rabaannya, Reo menepis tangan Bey dari atas celananya.
Lelaki itu menarik pergelangan tangan Bey, membanting tubuh langsing itu hingga terpojok disisi meja makan.
Bey meringis kesakitan, tangannya mencoba meraba pinggang bagian belakang, rasa nyeri seperti menjalar disetiap sudut tubuhnya.
Pria itu menjangkau dagu Bey, mencapitnya dengan penuh tenaga, mencengkram kasar kedua pipi gadis itu, gadis itu semakin ketakutan dengan tingkah suami nya.
" Mario itu sangat menyebalkan! " upat Reo , bibirnya dekat dengan wajah yang dia remas,
wanita itu bigung dan takut. Dia tak bisa berkata-kata, rahangnya terus dijepit diantara jari suaminya yang sudah tak bisa terkontrol
Dia tidak mengerti apa yang terjadi, yang dia rasakan hanyalah ketakutan yang mencekam, wajah Reo tak tampak olehnya yang dia lihat hanya raut gelap hitam dan menakutkan, membuat Bey gemetar dengan ketakutan yang hebat.
" berani sekali dia bilang akan merebutmu !! "
" dia pikir dia itu siapa !! "
pandangan Bey menangkap gerakan tangan kiri Reo yang terus naik turun seperti hendak memukul, wanita malang itu memejamkan mata semakin ketakutan.
" Kau bilang Kau mencintaiku ! "
" Kau bilang dia masalalumu !! "
saat Bey memicing dia bisa melihat sorot mata penuh amarah seperti hendak menerobos kedalam bola mata Bey
hingga dia tak berani lagi membuka matanya,
gadis itu ketakutan menatap sorot yang penuh emosi di hadapannya,
tapi sorot mata merah dengan semua luapan emosi itu seolah mencari jawaban
Bey segera mengangguk dengan takut.
PLAAK !!!!
Sebuah tamparan keras mengena pipi mulus Bey
sudut bibirnya mengeluarkan darah
wanita itu terduduk di lantai tak mampu menahan kerasnya tenaga dari telapak tangan suaminya.
" BOHONG !!! "
Teriakan Reo seperti petir, membuat Bey semakin gemetar, airmatanya mengalir tanpa henti, rasa sakit yang dia rasakan tak pernah seperti ini, sakit yang dirasakan dari dalam dan juga di luar,
Bey hanya bisa tertunduk menahan semuanya.
" Kau bohongkan ? "
Pria itu berjogkok dihadapan Bey dia berlutut kali ini dia memasang wajah sendu, membuat Bey yang menahan isaknya semakin ketakutan dengan ekspresi dan tingkah Reo yang kontras
dia tidak lagi bisa memahami pria dihadapannya ini
Bey tidak tahu harus bagaimana, dia hanya takut, apapun yang dia lakukan takut akan membuat amarah Reo semakin jadi.
" Sayang, kamu ga bohongkan? kata mu akan mencintaiku katamu sudah melupakan dia kamu bilang dia itu hanya masa lalu , kamu ga bohongkan... sayaang...? "
Bey semakin tak mengerti, kali ini suara Reo terdengar rendah dan pilu, tetesan airmata Reo membuat wanita itu semakin tak paham.
Wanita itu tak berani menatap wajah Reo lagi, dia hanya tertunduk menyembunyikan tangisannya, pundaknya bergetar hebat.
" Bey.. " tangan Reo mencoba menjangkau telapak tangan istrinya dengan berlahan.
mencium lembut telapak halus istrinya.
" maafin aku sayang, aku hanya tidak mau kehilanganmu.. " bujuknya dengan suara yang amat halus, hampir seperti berbisik.
Wanita itu masih gemetar, bisikan Reo yang lembut seperti benda tajam mengiris pendengarannya, rasanya perih.
Seakan ingin menghapus luka yang baru saja diberikannya dengan lembut pria itu menyentuh bibir istrinya, Bey meringis tapi menahan sakit dan perihnya, dia tak mampu menolak tingkah Reo saat ini.
" aku mencintaimu sayang.. "
Bisik Reo sambil terus mengelus halus bibir yang gemetar dihadapannya, dia terus saja begitu menikmati ketakutan istrinya.
Pria itu membopong tubuh istrinya dan merebahkannya di kasur kamar, sementara Bey hanya diam, Reo masih terus bergerak membuka lembar demi lembar pakaian istrinya.
dia takut akan apa yang akan terjadi jika dia menolak keinginan suaminya saat ini.
Dengan menahan sakit karena kekerasan fisik dan rasa nyeri di dada, Bey tetap berusaha mengukir senyum.
" Aku sayang kamu Bey.. "
Reo mengulang beberapa kali kalimat itu, membuat bulu kuduk Bey berdiri,ketakutannya semakin jadi tapi dia tak berani untuk tak merespons suaminya.
" a, aku ju, juga.. mencintai-mu... " jawab Bey terbata-bata
Wanita itu menahan laju airmatanya , dia mencuri gerak mengahapus airmatanya,
dadanya terus bergetar hebat, ketakutannya semakin menjadi-jadi , sangat kontras dengan mimik wajahnya saat ini, senyumnya dibuat seindah mungkin.
Bey berusaha mengukir senyum dengan luka disudut bibirnya, sesekali dia menjawab kalimat cinta dari mulut Reo.
" Bey, tetaplah bersama ku.. " pinta Reo
Bey mengangguk saja, menerima ucapan yang lebih terasa perih dan mengiris batinnya, dia tak lagi menikmati kebersamaan nya dengan Reo, dia hanya berpura-pura.
dia bahkan sadar telah membuat luka di tubuh yang dia cintai, sesekali raut wajahnya berubah penuh penyesalan.
Dia menatap sebentar luka di kulit istrinya, wajahnya berubah sendu, dia sepertinya menyesal, Pria itu dengan segera mengelus setiap luka di tubuh Bey.
" maafkan aku sayaang.. " pintanya
Bey mengangguk pelan