Pukul delapan malam. Azka tiba di teras rumahnya. Pasti penghuni rumah sudah masuk ke kamar masing masing dan beristirahat. Dari teras rumah dia naik ke lantai atas. Dimana istrinya menunggu.
Dengan sangat hati hati Azka mendorong pintu kamar. Dia mengintip, sebenarnya dia tak mau mengganggu istirahat istrinya, dia berpikir istrinya itu mungkin sudah tidur.
Tapi begitu mendengar suara pintu yang di buka perlahan, via menyilangkan tangan di dada. Dia memperhatikan tiap detail pergerakan daun pintu yang di dorong dengan sangat hati hati.
Saat wajah Azka menyembul dan mengedarkan pandangan. Pria itu tidak sadar jika istrinya sudah berdiri tepat di depan wajahnya.
Azka jelas terkejut. Dia seperti maling yang tertangkap basah.
"Sayang.." ujarnya lirih. "Kau belum tidur?"
Via menggeleng menjawab pertanyaan Azka.
Pria itu melangkah masuk, meletakkan tas dan ponselnya di meja. Dia melirik jam tangan. Dan sudah sedikit malam. Dia melepaskan jam tangan dan menaruh di meja.