Jatuh cinta itu membuat orang lain buta mata buta hati.
Jeni membanting diri di kasur. Dia masih belum puas menangis. Gadis itu terisak Isak diantara selimut berwarna merah muda kesayangannya.
"Hiks.. hiks.."
Ternyata dunia kampus yang indah tidak terjadi padanya. Dia membayangkan bagaimana wajah Deri yang begitu perhatian padanya.
"Dia begitu baik. Dan aku begitu bodoh!" Dia memaki diri sendiri. Kakinya menghentak hentak kasur. Jeni masih sulit percaya dengan kejadian malam ini. Satu sisi dia senang karena itu adalah Deri. Di sisi lain dia malu. Padahal dia berusaha tampil secantik dan seanggun mungkin tapi senior malah melecehkannya.
"Apa salahnya sih tampil cantik. Saat kau jelek kau seperti tak dianggap keberadaannya. Saat kau cantik kau jadi pusat perhatian. Sebel!!" Jeni masih terus meluapkan kekesalannya pada kasur. Dia terus memukul mukul kasir dengan emosi.