Ah. Kenapa Deri banyak berubah. Bukan cuma sibuk dengan ponselnya. Jarang menerima panggilan telepon. Tidak mengenalkan pada siapapun rekan kuliahnya. Tidak pernah mau jika Via ingin berkunjung. Tampaknya jelas sudah semua tadi.
Via berlari dan memasuki pekarangan rumah orang tua nya. Khas rumah pinggir pantai dengan pondasi batu kali yang kokoh. Gaya bangunan jaman Inggris tempo doloe. Via melangkah ragu untuk masuk rumah. Tadi dia di jemput oleh Deri yang berpamitan hangat. Dan sekarang dia pulang dengan jari kosong. Via bingung harus membuat wajah seperti apa.
Suara pagar yang terbuka pasti menyita perhatian. Benar saja. Papa nya. Bernama pak Moko keluar. Dia tersenyum sekaligus heran melihat kedatangan putrinya seorang diri.
"Kemana tunanganmu sayang?"
"Mm.. dia ada sedikit urusan."
"Oh, lekas masuk nak. Mama sudah menunggu kau pulang. Sayang sekali Deri tak di sini bersama dengan mu."
