Sementara Azka dan Claudia duduk berdampingan di ranjang Claudia, entah bagaimana rasanya hari ini Claudia bisa menjadi pendengar yang baik untuk Azka. Mungkin karena Yosua yang menjadi topik pembicaraan sehingga dia begitu tenang, jika menyangkut kekasihnya itu, Claudia seakan bisa melakukan apa saja.
"Aku mengenal Yosua hanya sebatas itu. Dan aku tak menyangka anak baik sepertinya harus pergi secepat ini. Kita bahkan masih sangat muda."
"Ya, aku menyesal tidak bisa mendampinginya hingga akhir.."
Claudia menyeka air matanya yang seakan terus jatuh tak bisa mengering. Dia sudah tersedu sedu hingga wajahnya merah, bibirnya membengkak dan matanya terlihat begitu sembab. Azka mengulurkan tisu lagi, entah berapa banyak gumpalan tisu mengotori keranjang sampah yang sudah kelebihan muatan.
"Mau tak mau, aku harus mengerti. Dia tak mau aku melihatnya kesakitan. Mungkin aku tak akan sanggup melihat dia merasakan semua kesakitan ya itu.."