Kembali ke cafe dimana Dina dan Willa bertemu dan makan siang bersama.
Dina berdiam diri mendengar pertanyaan Willa yang menggodanya.
"Siapa yang bisa mengingkari visual Arthadiningrat?" Gumam Dina tak jelas. Willa mengangguk.
"Kudengar Rio bahkan lebih keren dan hangat daripada saudara kembarnya?" Dina mengangguk tak mengingkari.
"Ah, mengingat dia dan saudara kembarnya aku jadi ingat kenapa aku mengalami situasi sulit ini!" Kesal Dina menghentikan suapan.
"Kenapa?"
"Kau tahu gadis yang jadi pihak ketiga pernikahan Bey?" Willa mencibir seakan malas membahasnya.
"Kudengar seorang model?" Dina mengangguk
"Kau tahu wanita muda yang pernah kita pergoki saat sekolah dulu?" Willa membulatkan mulut tak percaya.
"Wanita muda itu? Kekasih papamu?" Upa, Willa menutup mulutnya dengan tangan, dia terlalu banyak omong hari ini.
"Kau tak perlu sungkan. Memang itulah kenyataannya" wajah Dina berubah murung dan penuh beban membuat Willa sangat menyesali ucapannya tadi.
