Dina membuka mata lebar-lebar, dia melihat jelas wajah yang berbalik arah di sebelahnya
"Aisah, Rio!" Gumamnya kesal dengan memukul kepala gemas, betapa bodohnya dia
Dina turun dari ranjang dia mengambil pakaiannya dan mengenakan seadanya. Matanya menatap ke atas meja. Sobekan kantong kecil di atas meja, dia bisa menebak apa itu dari merk-nya, dia bukan anak kecil lagi. Sudah bisa dipastikan itu adalah kemasan sabuk pengaman pria. Dina meninggalkan ruang kamar Rio, sebelum menarik handle pintu dia melirik kemeja kerja yang dikenakan Rio kemarin. Bayangan bagaimana dia terlena dengan mencium pakaian pria itu melintas begitu saja, dina memukul kepalanya sekali lagi, kali ini agaknya lebih keras hingga dia sedikit meringis. Dia merebahkan diri di sofa ruang utama.
Matanya menerawang, ingatannya kembali merangkai kejadian kemari. Sentuhan tangan yang hangat, ciuman panas yang penuh gairah. Bagaimana mereka memulai pemanasan di dapur. Bagaimana dia menggoda iman Rio.