Chapter 6 - Bab 6 - Praktisi Penyendiri

Seorang Pria paruh baya melawan sekelompok serigala dan berada di atas angin!!!

Dimas terkejut dengan apa yang dia lihat, dia pikir akan menemukan pertarungan antara hewan buas tetapi yang dilihatnya berbeda dari yang dia harapkan.

Namun bukan hanya itu, pria paruh baya itu juga tidak terlihat terluka sama sekali dan bahkan terlihat bahwa dia sedang bermain-main dengan serigala yang lebih mengejutkan Dimas.

Setiap serangan dari serigala tidak ada yang bisa mengenainya bahkan tidak mengenai pakaiannya, para serigala menyerang dari berbagai sisi tetapi tidak ada yang bisa menyentuh pakaiannya. Pria itu sangat licin dan sepertinya tahu darimana saja serigala akan menyerang.

"Apakah Pria itu masih seorang manusia ? Bahkan seorang Master bela diri di bumi tidak se-lincah itu dan bahkan tidak ada yang mendekatinya" Dimas hanya bisa terbengong dengan apa yang dia lihat.

Pria itu berada di atas standar manusia bahkan lebih mirip dengan manusia super yang pernah dia tonton di dalam Film walaupun tidak menakjubkan seperti dalam Film tetapi ini adalah dunia nyata dan apa yang di depannya adalah sebuah kenyataan bukannya efek yang bisa didapatkan dari CGI.

Dimas terus mengamati pria itu, dia sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda menyerang sampai sekarang tetapi dapat dilihat bahwa Pria itu tidak dalam keadaan tersudut. Dimas bingung dengan apa yang ingin dilakukan pria itu, bukankah lebih baik untuk segera mengakhiri segera pertarungan ini daripada membuang-buang waktu yang tidak perlu.

Sebagai pemburu, jenis pemikiran itulah yang ada di dalam kepala Dimas, dengan membunuh semua serigala lebih cepat maka tidak akan membuang-buang waktu.

Namun dia tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran pria itu dan hanya bisa mengagumi apa yang dilakukan oleh pria tersebut.

' Kelincahan tidak manusiawi. Aku teringat akan kekuatan tidak manusiawi dari kepala desa' Sebuah pemikiran langsung muncul di dalam kepala Dimas. Apa yang dilakukan pria itu mengingatkannya terhadap apa yang dilakukan oleh Kepala desa dan membuat Dimas memiliki pikiran yang lain lagi.

"Jika kepala desa memiliki kekuatan sebesar itu bukankah berarti dia memiliki kelincahan yang mirip dengan orang itu " Dimas langsung merasakan punggungnya menjadi dingin dan ketakutan muncul di matanya " Bahkan jika aku memiliki keabadian tidak akan membuat banyak perbedaan, hanya akan membuat penderitaanku lebih besar"

Dimas merasa takut dan juga lega, dia takut bahwa dia baru menyadari betapa mengerikannya lawan yang akan dia hadapi dan lega karena dia belum bertindak bodoh dengan menyerang kepala Desa tanpa mengetahui kekuatan yang sebenarnya dia miliki.

Dia melihat bahwa Pria itu mulai mengambil tindakan dan hanya dalam sekejap mata, semua serigala yang menyerangnya langsung terjatuh ke tanah dengan kepala mereka terpenggal.

Dia bisa hanya bengong dengan kejadian itu, dia sama sekali tidak melihat bahwa pria itu memiliki menggunakan pedang bahkan bergerak membunuh mereka kecepatannya melebihi sebelumnya.

Sebuah perasaan buruk mulai menguasai dirinya, instingnya yang telah terasa di dalam hutan dalam pertarungan dengan berbagai Hewan berteriak kepadanya bahwa dia harus segera pergi dari tempat ini.

Dan tentu saja Dimas mempercayai instingnya dan mencoba untuk pergi dari tempat ini tetapi di saat berikutnya pandangannya menjadi hitam dan tubuhnya langsung terjatuh ke tanah.

Kepala Dimas tertancap oleh sebuah pedang yang menembus kepalanya sehingga membuatnya langsung mati tanpa tahu apa yang terjadi.

...

Pria itu melihat ke arah tempat Dimas bersembunyi dan dengan santai berjalan ke arahnya. Dia memiliki tatapan bosan di matanya dan tanpa ada penjaga sama sekali saat berjalan ke arah tempat Dimas berada.

Dia sudah merasakan keberadaan Dimas sejak tadi dan berpikir bahwa Dimas adalah musuh yang menunggu kesempatan untuk menyerangnya.

"Apakah itu Negara Barat ? aku tahu bahwa mereka sangat ingin membunuhku tetapi pembunuh yang mereka kirimkan kali ini sangat lemah" Pria itu mengerutkan kening dan mulai berpikir.

"Apakah orang itu bukan pembunuh yang dikirim untukku?" Pria itu berkedut saat memikirkan kemungkinan tersebut dan hal itu lebih menyakinkan lagi dengan betapa mudahnya Dimas ditemukan olehnya.

'Oh Sial! Aku sepertinya salah lagi'

Ini bukan pertama kalinya dia salah sangka dan pastinya tidak akan pernah menjadi yang terakhir kalinya, dia mungkin kuat tetapi penilaian-nya adalah yang terburuk darinya dan selalu memiliki prasangka buruk terhadap seseorang.

Karena itu dia lebih sering berjalan sendirian daripada membawa seseorang bersamanya karena dia pikir kemungkinan mereka adalah seorang musuh yang mungkin ditugaskan untuk membunuhnya.

Pria itu dikenal sebagai "Praktisi Penyendiri".