Chapter 7 - Bab 7 - Kesalapahaman

Dengan kecepatan berjalan Praktisi penyendiri yang lambat setidaknya diperlukan lebih dari lima detik agar dia dapat sampai dimana Dimas berada bahkan dia memiliki pikiran bahwa dia salah sangka sehingga membuat orang lain terbunuh.

Tetapi karena mengetahui bahwa orang itu sudah mati jadi untuk apa dia lagi dia berjalan cepat hanya untuk melihat tubuh yang sudah mati.

Disisi lain Tubuh Dimas langsung berubah menjadi Partikel-Partikel hitam dan menghilang tidak meninggalkan tubuhnya hanya tersisa pakaiannya yang bahkan tidak memiliki jejak darah sedikitpun.

Keabadian Dimas memiliki banyak sekali variasi di dalamnya, Dia tidak akan pernah mengeluarkan darah dari lukanya karena darah-darah itu langsung berubah menjadi partikel-partikel hitam dan kembali ke dalam tubuhnya dan Luka Dimas langsung sembuh dalam sekejap.

Namun jika kepalanya terpenggal atau bahkan tertusuk sebesar tadi maka seluruh tubuhnya akan hancur menjadi partikel-partikel hitam dan tubuhnya mulai terbentuk di samping tempatnya meninggal dengan tubuh telanjang.

'Orang Bangsat! Dia seenaknya membunuh-ku, bahkan aku tidak tahu bagaimana dia bisa menemukan aku tetapi hal itu tidak mengubah fakta bahwa dia membunuh-ku' Dimas hanya bisa mengutuk pria itu di dalam pikirannya, takut bahwa pria itu mendengarkan apa dia katakan jika dia mengatakannya langsung.

Pria itu tahu posisinya bahkan saat dia bersembunyi jadi bukan tidak mungkin bahwa dia juga bisa mendengarnya, itulah yang ditakutkan oleh Dimas.

"Siapa kamu ?" teriak Praktisi penyendiri itu karena dia secara tiba-tiba melihat bahwa Dimas muncul dalam sekejap mata.

Dimas mengutuk keberuntungannya karena semak-semak itu tidak tinggi sama sekali untuk menutupi tingginya saat dia berdiri sepenuhnya.

"Tunggu disana, jangan datang" Dimas langsung memberikan peringatan karena setelah tubuh merekonstruksi lagi dia tidak memiliki sehelai pakaian di tubuhnya. Dia segera mengambil celananya dan memakainya, karena dia sama sekali tidak masalah bertelanjang dada tetapi tidak sepenuhnya.

Praktisi penyendiri itu segera berhenti dan memandang Dimas dengan waspada, dia tidak tahu apa yang ada di dalam semak-semak itu dan memiliki pikiran buruk bahwa Dimas mengambil senjata yang memiliki racun.

' Aku sangat yakin aku seharusnya sudah membunuh orang itu dan aku tidak merasakan pria itu sebelumnya' Praktisi penyendiri mengerutkan kening dan mengambil posisi siaga jikalau Dimas menyerangnya.

Dia lupa bahwa dia sudah membunuh seseorang dan hanya menganggap bahwa dia tidak salah kali ini. Jika Dimas tahu apa yang ada di dalam pikiran Pria di depannya, dia pasti akan melontarkan kutukan kepadanya karena memiliki pikiran yang sangat buruk seperti itu.

Dia segera mengenakan celananya dan melihat bahwa Pria itu berhenti yang membuatnya menghela nafas lega dan dia langsung memakai bajunya dan memegang pedangnya.

' Karena aku tidak mungkin bisa mengalahkan kepala Desa maka aku mungkin perlu belajar dari pria itu dan setelah itu aku bisa membalas dendam kepada Kepala desa' Dimas memiliki pikiran seperti itu dan bahkan mengatur sikapnya agar memberikan kesan baik terhadap pria itu. Dia tidak melupakan bahwa pria itu adalah orang yang membunuhnya tetapi dia tahu bahwa menjadikan pria itu musuhnya adalah tindakan yang sangat bodoh, karena pria itu bisa membunuhnya tanpa banyak usaha bahkan pelatihan-nya selama satu tahun ini tidak berguna saat melawan orang yang memiliki kekuatan tidak manusiawi tersebut.

Jadi dia hanya bisa melupakan permusuhan dan memilih membangun hubungan baik dengan pria itu setidaknya sampai dia mendapatkan rahasianya.

Jika saja dia tahu sifat sebenarnya pria itu maka dia pasti akan berpikir terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memintanya untuk menjadi gurunya. Tapi dia tidak tahu itu dan tidak memperhatikan sikap waspada pria itu, pikirannya dipenuhi pertanyaan bagaimana untuk membuat Pria itu menerimanya sebagai murid.

Dimas keluar dari semak-semak sambil memberikan senyum terbaik miliknya.

"Salam tuan, saya adalah Dimas dan saya berasal dari Desa dekat sini" Dia mulai memperkenalkan dirinya dengan hormat dengan mengikuti cara etika dari Film-Film kerajaan yang pernah dia tonton.

Namun etika yang dia tunjukkan tidak memberikan kesan baik kepada Praktisi penyendiri hanya membuatnya lebih curiga kepada dirinya karena pakaian Dimas yang tidak sesuai dengan pakaian bangsawan bahkan Dimas terlihat seperti seorang Akademisi yang sama sekali tidak ada di dalam diri seorang rakyat jelata.

Dimas melihat sikap Pria itu yang tidak membalasnya dan memberikan tatapan waspada terhadapanya, jujur, Dia sangat bingung dengan apa yang terjadi dan berpikir bahwa dia melakukan kesalahan jadi dia mencoba maju mendekatinya.

"Diam disitu jangan bergerak..." Teriak Praktisi penyendiri dan Dimas langsung menghentikan langkahnya.

"Aku tidak akan tertipu oleh penyamaranmu bodoh, jadi siapa yang mengirim kamu? Apakah itu Kerajaan barat, Si Bodoh Loe , atau lainnya? Aku tidak akan tertipu oleh aktingmu yang sangat jelek itu" Cibir Praktit Penyendiri.

Dimas sontak kaget dengan apa yang dia dengar, Kerajaan barat, Loe ? Dia sama sekali tidak tahu siapa mereka bahkan dia tidak tahu apa-apa mengenai dunia ini, dia hanya memiliki sedikit pengetahuan yang sangat dangkal.

Mendengar bahwa dia disangka adalah orang dari pihak yang sepertinya bermusuhan dari praktisi penyendiri, Dimas mulai menjelaskan kesalahpahaman ini.

"Tunggu tuan, sepertinya kamu salah. Aku sama sekali tidak mengenali mereka. Aku hanya seorang penduduk desa biasa" Dimas mencoba menjelaskan tapi wajah Praktisi penyendiri hanya memiliki ejekkan diwajahnya.

"Heh! Kamu pikir aku percaya walaupun kamu mengenakan seperti itu dan terlihat seperti rakyat jelata tetapi penampilanmu lebih baik daripada rakyat jelata dan etika yang kamu berikan membuatmu terlihat dengan jelas bahwa kamu berasal dari tempat yang memiliki kedudukan tinggi" Praktisi penyendiri sama sekali tidak percaya dan semakin waspada kepada Dimas, dia berhasil terlepas dari deteksinya jadi mungkin saja dia akan melancarkan serangan tiba-tiba.

"Apa?!" Dia hanya bisa membuka mulutnya lebar-lebar mendengar semua itu, apa yang dia coba lakukan hanya memberikan kesan baik terhadap pria itu tetapi dia sama sekali tidak menyangka bahwa akan berakhir seperti ini bahkan sampai dituduh bahwa dirinya adalah pihak dari musuhnya.

Melihat Ekspresi Dimas, Praktisi penyendiri memiliki rasa bangga karena bisa membuat orang dari pihak musuhnya menjadi terpesona oleh tindakannya.

Saat berikutnya, Praktisi penyendiri itu langsung membuat gerakan saat melihat bahwa Dimas dalam keadaan Shock.

Boom

Dengan kekuatan penuh dia memukul kepala Dimas hingga kepalanya meledak dan otaknya berpencar ke segala tempat.

Setelah itu Praktisi penyendiri tidak lagi melihat ke arah mayat Dimas karena dia merasa tidak perlu dan langsung pergi tanpa mengambil senjatanya karena dia takut ada sebuah perangkap di semak-semak.

Dia sudah tidak terlihat dimanapun dan sudah menjauh dari tempat ini.