Tsuchimikado Motoharu, bernafas lega karena saat ini Maika berada di dalam keadaan yang baik-baik saja aman di dalam wilayah Yuragi Sou. Kondisi dari Kota Akademi yang kacau karena keamanan dari Kota Akademi yang dirusak oleh seseorang. Atas perintah dari Touma, Motoharu menyalakan rekaman suara dari sirene polisi untuk menipu Amata dan anak buahnya.
Motoharu sendiri tidak terlalu suka harus berlari di saat kondisi hujan deras hanya untuk menipu sekelompok orang. Hanya saja ia tahu dengan benar, kalau ia bekerja untuk Hiko Seijuro XIII dan anggota keluarganya termasuk Touma. Sehingga suka ataupun tidak ia harus mematuhi perintah Touma. Sekalipun perintahnya tidak mengenakkan.
"Sigh, Kami-yan benar-benar tahu cara memanfaatkan orang dengan baik. Di saat aku sedang melakukan pengawasan terhadap Vento, Kami-yan yang merasakan keberadaanku menyuruhku menyalakan sirene Anti-Skill sehingga anak buahnya Amata kabur dan meninggalkan Accelerator sendirian. Dan sempat-sempatnya dia menyuruhku menelepon Aiho-Sensei agar ada seseorang yang bisa mengurus Accelerator."
Kondisi Kota Akademi saat ini relatif stabil karena keberadaan dari anak buahnya Hiko di latar belakang yang hanya akan bergerak jika Kota Akademi berada dalam siaga satu. Anti-Skill sendiri masih bisa bertahan berkat bantuan anak buahnya Hiko yang berada di semua Distrik di Kota Akademi. Karena kalau tidak mungkin sekarang Anti-Skill sudah musnah seluruhnya.
Motoharu merasa cukup bersyukur karena tidak ada orang awam di Kota Akademi yang menyadari keadaan dari Kota Akademi yang sebenarnya, membuktikan betapa bisa diandalkan dan profesionalnya anak buah dari Hiko Seijuro XIII ketika melaksanakan tugas. Karena kalau tidak mungkin saat ini sudah terjadi kekacauan dan penjarahan di Kota Akademi. Dan hal seperti kekacauan dan penjarahan di Kota Akademi adalah hal yang harus dihindari agar tidak ada korban jiwa ataupun kerugian material.
Tapi Tsuchimikado Motoharu sendiri tidak mau ambil pusing soal semacam itu, sebab untuk Motoharu yang paling penting ialah keselamatan Maika. Itulah alasan kenapa ia mau repot-repot menjadi anak buah dari Hiko Seijuro XIII. Sebab Motoharu mengerti kalau ia mengabdikan hidupnya untuk menjadi anak buah Hiko maka ia akan bisa membuat Maika berada di dalam keadaan yang aman.
Hiko adalah mahluk terkuat di kolong langit, dan selama Motoharu menjadi anak buahnya Hiko. Ia tidak pernah di kecewakan ataupun mengalami kerugian, Hiko telah berjanji untuk melindungi Motoharu dan Maika. Dan Hiko menepati janji yang ia buat dengan Motoharu dengan sangat baik.
***
"Jadi saat ini ada penyihir dari luar yang menyerang Kota Akademi dan berhasil membunuh beberapa orang penting di Kota Akademi. Tapi kalau kamu saat ini tidak melakukan pergerakan apapun selain menyelamatkan Accelerator itu berarti kamu tidak tahu dimana keberadaan penyihir yang menyerang?" Tanya Shizuka.
"Saat ini En-ku masih menyebar ke seluruh Kota Akademi, jadi hampir tidak mungkin bagi musuh bisa menghindari kemampuan persepsiku. Satu-satunya alasan musuh bisa lolos dari pengamatanku adalah karena mereka tahu kalau aku memiliki kemampuan persepsi dan pengamatan yang kuat. Sehingga pihak musuh melakukan sesuatu untuk menutupi jejak mereka," Jawab Touma yang tetap terlihat tenang sekalipun Kota Akademi bisa jatuh kapan pun. "Musuh kali ini jauh lebih pintar dari biasanya, Vento dari 'Kanan' sepertinya tidak akan bergerak seperti orang bodoh di Kota Akademi yang adalah wilayah musuh."
"Sebagian besar musuh yang kau hadapi biasanya terlalu sombong dan besar kepala sih. Karena merasa dunia bisa mereka taklukan hanya dengan modal kekuatan yang tidak seberapa. Mabuk kekuatan adalah ciri khas dari betapa lemahnya ketahanan mental seseorang," Kata Shizuka yang sudah agak muak melihat manusia-manusia arogan yang berpikir kalau diri mereka setara dengan dewa setelah mempelajari sedikit sihir.
"Yah, tapi kali ini sepertinya aku harus melawan musuh yang tidak bodoh dan juga tidak arogan. Tipe musuh yang aku ingin hindari sebab musuh yang berkepala dingin bukanlah musuh yang mudah untuk dilawan," Kata Touma sambil menghela nafasnya. "Di saat aku ingin beristirahat, masalah selalu saja muncul. Kenapa sih aku memiliki nasib seperti Shonen manga protagonis!"
"Mungkin karena kau adalah seorang dengan kualitas protagonis Touma-kun. Mengingat kau memiliki kekuatan-kekuatan supranatural yang abnormal dan juga masalah mendatangi dirimu terus-terusan secara berkala. Kurasa kau memang seorang protagonis, tapi kau bukanlah tipe protagonis dari shonen manga yang bodoh, malas berpikir dan tidak peka dengan keadaan sekitar.
Sebagian besar shonen protagonis itu adalah bajingan egois yang walaupun punya hati yang baik terkadang tidak peduli dengan perasaan orang di sekitarnya dan terlalu fokus kepada tujuan hidupnya.
Tapi Touma-kun kau itu berbeda, kau peka dengan keadaan dan perasaan orang di sekitarmu. Kau tidak bodoh dan tidak malas berpikir sehingga kau berbeda dengan protagonis yang lain."
Ucapannya Shizuka membuat Touma merasakan kehangatan di tubuhnya, rasa perhatian yang luar biasa dari Shizuka adalah salah satu alasan mengapa Touma begitu mencintai Shizuka.
"Jadi kumohon tolong jangan membebankan dirimu dengan semua masalah aneh yang muncul di Kota Akademi. Sebab kau tidak sendirian, kau masih memiliki diriku, Chitose-san dan semua penghuni Yuragi Sou yang akan membantumu dengan tulus. Tidak ada manusia yang bisa hidup seorang diri, jadi tolong kalau kau tidak bisa menangani masalah yang muncul izinkan aku untuk membantumu."
***
Kihara Amata mengalami luka bakar parah di wajahnya karena serangan peluru Ki dari Touma. Secara teori dinding energi A.I.M yang melindungi dirinya bisa menahan peluru Ki bertenaga rendah dari Touma. Tapi karena Touma menyelimuti peluru Ki miliknya dengan menggunakan Anti-Esper energi dari Imagine Breaker. Maka dinding energi Kihara Amata sekalipun tidak bisa melindungi Amata dari serangannya Touma.
Makanya saat ini wajah Amata diperban dengan menggunakan perban khusus yang bisa menyembuhkan luka di wajahnya dengan lebih cepat. Berkat adanya Nano Machines penyembuh di perban itu. Amata sendiri tidak mengalami luka di tempat lain, hanya saja karena rencana yang ia buat dengan susah payah gagal total.
Amata jadi mendapatkan mental breakdown yang lumayan parah. Sebagai seseorang yang merasa bangga dalam kemampuannya membuat rencana dengan tingkat keberhasilan sembilan puluh persen, gagalnya ia dalam membunuh Accelerator dan menculik Next adalah sesuatu yang tidak bisa ia terima sama sekali.
Kalau cuma gagal menculik Next, ia mungkin masih bisa menerimanya, sebab ia tahu tidak akan mudah menculik Misaka Next dari tempat paling aman di Kota Akademi. Dan Next adalah faktor sepuluh persen gagal dari seratus persen keberhasilan dari semua rencana yang ia buat sehingga sembilan puluh persen keberhasilan dari rencana Amata adalah tewasnya Accelerator.
Tapi gagal dalam membunuh Accelerator seharusnya seratus persen berhasil, dan karena ia tidak bisa melakukannya. Membuat Amata meragukan dirinya sebagai pembuat rencana yang paling hebat dari antara semua Kihara di Kota Akademi.