Tanggal tiga puluh September, tepat pada pukul 6:33 sore.
Vento of the Front, anggota dari kelompok Sebelah Kanan Dewa, secara fisik sudah menyusup ke gerbang ketiga dari Kota Akademi.
Di waktu yang sama penyerangan misterius terjadi di Kota Akademi, menyebabkan anggota Judgment dan Anti-Skill menjadi korban. Dan tingkat keamanan di Kota Akademi menjadi berkurang, bahkan kelompok judgment yang dipimpin oleh Kotori juga tidak luput dari penyerangan misterius. Kalau saja Touma tidak tiba tepat waktu untuk menolong Kotori dan semua anak buahnya maka mungkin saja Kotori sudah tewas.
Pengamanan yang melemah menyebabkan Vento bisa membunuh tiga anggota dari tiga petinggi dari Kota Akademi.
Pada pukul tujuh malam lebih dua menit di hari yang sama, Aleister Crowley memutuskan untuk menggunakan semua senjata yang ia miliki untuk menghentikan Vento. Akibat Imaginary Number District tidak lagi bisa digunakan oleh Aleister sebab Hyouka yang adalah inti dari Imaginary Number District sudah dilepaskan dari Imaginary Number District oleh Tearju dan Touma.
Di tempat lain, Kihara Amata dengan semua anak buahnya mulai bergerak untuk membunuh Accelerator dan menculik Next tanpa perintah dari Aleister. Kondisi keamanan yang kacau di Kota Akademi menyebabkan Amata melihat kondisi tersebut sebagai kesempatan emas untuk membunuh Accelerator yang ia anggap sebagai karya gagal yang tidak bisa menuruti perintahnya.
Sebagai ilmuwan yang memberikan Vector Control kepada Accelerator adalah hal mudah untuk membunuh Accelerator sebab ia tahu semua kelemahan dari Vector Control.
Vector Control miliknya sendiri kekuatan yang sama dengan Accelerator saat ini berada level yang sama dengan Accelerator setelah ia memanfaatkan semua data pertarungan Accelerator yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun. Membuat Amata menjadi semakin percaya diri di dalam misinya untuk membunuh Accelerator. Dan kalau soal Misaka Next, alasan ia ingin menculiknya ialah karena ia hanya ingin membandingkan klon terkuat dari Mikoto dengan klon dari Accelerator yang ia sudah kembangkan selama beberapa tahun terakhir dengan menggunakan pertarungan satu lawan satu.
***
"Kau lemah bocah!" Kata Amata sambil mencekik leher Accelerator yang dibuat tidak berdaya karena Anti-Esper field device yang dibuat oleh Amata berdasarkan data blueprint yang ia curi dari Gensei. "Tanpa Vector Control kau hanyalah seorang pecundang dengan kekuatan fisik setara dengan anak umur sepuluh tahun dan fisik yang ototnya dan tulangnya kurang berkembang karena kau jarang menggunakan tulang dan ototmu dengan maksimal."
Accelerator saat ini benar-benar ingin membelah tubuh Amata menjadi dua, karena Amata berani menyebut dirinya lemah. Tapi Accelerator sama sekali tidak dapat berbuat apa-apa, karena secara fisik ia jauh lebih lemah dari Amata. Dan juga karena Anti-Esper device yang membuat Accelerator tidak bisa menggunakan kekuatannya. Lagipula ia tahu sekalipun ia bisa menggunakan Vector Control ia akan tetap kalah melawan Amata, sebab Amata adalah orang yang memberikan dirinya kekuatan itu. Dan Amata pasti memiliki banyak cara untuk melemahkan dirinya.
"Heh, setelah keamanan di Kota Akademi melemah, kau baru mau bergerak untuk membunuhku Amata," Kata Accelerator yang sudah dibuat babak belur oleh Kihara Amata. "Kalau saja Kota Akademi ada dalam keadaan normal kau tidak akan berani untuk membunuhku, karena pasti gerakanmu akan diawasi oleh si sialan Aleister itu, yang tidak jelas jenis kelaminnya.
Yang aku ingin tahu adalah bahkan tanpa menggunakan Anti-Esper Device kau bisa mengalahkanku dengan mudah karena kau tahu semua kelemahanku. Tapi kenapa kau harus repot-repot menggunakan Anti-Esper Device untuk menetralkan kekuatanku?" Tanya Accelerator.
***
"Jawabannya sangat sederhana, Accelerator itu semua karena sekalipun aku bisa menghentikanmu dengan mudah karena aku tahu semua kelemahanmu. Tapi aku tetap harus berjaga-jaga untuk semua faktor yang tidak terduga, aku adalah seorang Kihara. Kami para Kihara adalah kumpulan dari semua manusia paling jenius di Bumi ini," Kata Amata sambil mencekik Accelerator dengan lebih keras. "Kami para Kihara selalu belajar dari pengalaman, dan tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama dua kali. Anti-Esper Device adalah sesuatu yang kupakai untuk berjaga-jaga karena sebelumnya ketika aku mencoba untuk membunuhmu. Ada gangguan dari Esper lain."
Accelerator tahu kalau saat ini ia pasti akan mati, sebab ia benar-benar dibuat tidak berdaya oleh Amata. Accelerator tidak keberatan kalau ia harus mati, sebab hidup yang ia jalani selama ini hanya ia anggap sebagai kesia-siaan belaka karena ia tidak memiliki kebahagiaan dalam hidup. Kecuali mungkin di saat ia bersama dengan Yomikawa Aiho, walinya di Kota Akademi dan satu-satunya anggota keluarganya yang masih hidup.
Aiho mungkin keras terhadap Accelerator, tapi Accelerator bisa merasakan ketulusan dan rasa kasih sayang dari Aiho. Bagi Accelerator Aiho adalah sebuah cahaya yang bisa menerangi kegelapan yang ada di dalam hatinya.
Kalau bisa sebelum ia mati di tangan Amata, ia ingin sekali lagi melihat wajah dari Aiho. Tapi Accelerator tahu kalau Amata tidak akan membiarkan dirinya bertemu dengan Aiho. Apalagi di saat ia saat ini sudah hampir tewas di tangan Amata...
***
"Hmm Accelerator saat ini sudah hampir tewas," Kata Touma yang sedang memakan Cup Ramen yang baru saja selesai ia seduh. "Dan orang yang hampir membunuh Accelerator adalah salah satu Kihara yang memiliki kekuatan yang sama dengan Accelerator yang namanya sama sekali tidak bisa kuingat."
Dari jarak yang lumayan jauh, Touma bisa merasakan apa yang terjadi dengan Accelerator berkat En barrier yang ia sebar ke seluruh Kota Akademi. Dan Touma tidak tahu kenapa Amata bisa sampai bertemu dengan Accelerator bahkan sampai mencoba membunuh Accelerator. Tapi yang jelas Touma tidak bisa membiarkan Accelerator terbunuh, atau Aiho guru olahraga di sekolahnya akan merasa sedih.
"Ya, ampun aku sebenarnya sedang ingin bersantai di kamarku sambil menonton anime dan memakan cup ramen. Tapi masalah terus saja muncul tanpa terduga," Kata Touma sambil menembakkan peluru Ki dari tangannya. Peluru Ki itu meluncur keluar melalui jendela kamarnya dan terbang ke arah Amata yang mencekik Accelerator. "Semoga peluru Ki asal-asalan ini bisa membantu, si nomor satu itu. Sebab aku malas kalau harus menolong dirinya secara langsung!"
Peluru Ki itu terbang dengan kecepatan tinggi, dan tepat mengenai kepalanya Amata dan membuat Amata terlempar ke samping sampai dua puluh meter sampai merusak Anti-Esper Device.
Accelerator terjatuh ke aspal yang keras dan pingsan sebab ia sudah kelelahan akibat dipukuli dan dicekik oleh Amata. Sedangkan Amata, lehernya hampir patah karena peluru Ki dari Touma dan ia pingsan bahkan sebelum tubuhnya terlempar.
Anak buahnya Amata memilih mundur sambil membawa tubuh Amata yang pingsan dan cedera. Mereka tidak sempat membawa Accelerator, sebab ada suara sirene dari mobil polisi Kota Akademi yang mendekat.