Yuragi Sou, di dalam laboratorium bawah tanah rahasia milik Tearju.
"Kihara Gensei memang gila!" Teriak Tearju yang melihat ke arah Misaka Next yang terkurung di dalam tabung kaca yang cukup besar dalam keadaan terbius agar ia tidak mengamuk. "Bisa-bisanya dia mengubah DNA dari gadis yatim piatu menjadi DNA-nya Mikoto-san, DNA original gadis ini hampir tidak tersisa sama sekali. Kalau saja aku terlambat memberikan pertolongan kepada gadis ini, bisa-bisa DNA miliknya akan hilang secara penuh. Dan dia akan menjadi kopian yang tidak sempurna dari Mikoto-san."
"Jadi apakah anda bisa mengembalikan gadis bernama Amane Ginko ini kembali menjadi dirinya yang dulu?" Tanya Bunshinnya Touma.
"Kalau dari segi penampilan mungkin saja dengan menggunakan Nano Machines dan juga dengan menggunakan operasi plastik. Tapi aku tidak yakin kalau Amane-san akan suka kalau dia kembali ke dirinya yang dulu. Ingatannya yang dulu sudah dihapus secara penuh dari dalam otaknya dan tidak bisa kukembalikan. Dan ingatan yang ada di dalam otaknya saat ini hanyalah ingatannya sebagai Misaka Next, lagipula Amane Ginkou memiliki tampang yang seperti laki-laki. Aku yakin kalau ingatannya kembali ia akan lebih suka kalau ia memiliki wujud dari Mikoto-san," Kata Tearju sambil menghela nafasnya.
"Kalau begitu apa yang akan kita lakukan kepada Amane Ginkou?" Tanya Bunshinnya Touma.
"Hmm akan lebih baik kalau ia tetap berada dalam wujud Misaka untuk menjaga kestabilan mentalnya, saat ini aku sedang berusaha menghapus cuci otak milik Gensei yang membuat ia setia kepada Gensei. Dan lagi saat ini aku juga mengembalikan tubuhnya Amane-san kembali ke umurnya yang normal yaitu empat belas tahun, sama dengan Mikoto-san. Tapi kita tidak mungkin memanggil dirinya Misaka Next atau membuat dirinya tetap memakai gaya bicaranya Misaka 10032, jadi aku memakai triknya Gensei dengan mensimulasikan ingatan baru ke dalam otaknya agar ia yakin kalau ia adalah adik kembarnya Mikoto-san yang bernama Misaka Mitsuri.
Lagipula secara teknis saat ini Amane Ginko adalah kembarannya Mikoto-san sekalipun hanya sampai sembilan puluh sembilan persen," Kata Tearju yang menjelaskan rencana yang ia miliki untuk Misaka Next kepada Bunshinnya Touma.
"Sigh, Amane Ginko putri dari Amane Hakase salah satu ilmuwan dan peneliti yang ada di Kota Akademi. Dan juga seorang Electromaster level empat dari Tokiwadai yang belum lama ini kehilangan ibunya yang meninggal karena serangan jantung harus kehilangan identitas yang ia miliki sebagai Amane Ginko karena ambisi bodoh dari Kihara Gensei yang ingin menciptakan Esper level enam. Para Kihara itu memang sekumpulan ilmuwan gila tak bermoral yang terus membuat masalah untuk Kota Akademi, kakek sudah membunuh sebagian besar dari para Kihara itu.
Namun masih ada beberapa orang Kihara yang tersisa karena mereka semua dilindungi oleh Aleister Crowley. Kenapa kakek tidak juga membunuh penyihir gila itu sekalipun ia bisa melakukannya dengan sangat mudah, apa sebenarnya alasan yang membuat kakek tidak membunuh Aleister dan menggantikan posisi Aleister sebagai pemimpin tertinggi dari Kota Akademi?"
Bunshin Touma lenyap setelah ia mengatakan hal itu sebab Bunshin itu sudah tidak memiliki energi lagi untuk tetap eksis.
"Touma-kun, kakekmu tidak bisa membunuh Aleister karena ia memiliki janji yang dibuatnya dengan Heaven Canceller yang sampai saat ini masih menganggap Aleister sebagai pasien yang harus ia rawat. Tapi perjanjian untuk tidak membunuh itu hanya berlaku selama Aleister tidak melakukan hal jahat yang akan berdampak besar kepada dunia, atau kalau Heaven Canceller melanggar kode etik yang ia miliki sebagai seorang dokter. Kurasa cepat atau lambat Aleister akan melakukan sesuatu yang bodoh dan di saat itulah Hiko-Sama akan membunuh Aleister."
Selesai bermonolog Tearju kembali melakukan perawatan yang harus ia lakukan kepada Misaka Next, sebab ia ingin membuat Misaka Next terbebas dari cuci otaknya Gensei.
***
"Ya ampun Mikoto-chan, terlalu bersemangat pergi ke stadium untuk mengikuti event memang bagus. Tapi kalau kau berlari lalu terjatuh dan mengalami cedera karena kau terlalu bersemangat bukanlah hal yang baik," Kata Misuzu yang menasehati anak perempuannya yang saat ini diopname di rumah sakit.
"Habisnya aku hampir terlambat untuk pergi ke stadium Mama," Kata Mikoto yang terpaksa berbohong kepada Misuzu karena ia tidak ingin kalau Misuzu tahu soal dirinya yang terlibat hal berbahaya. "Jadinya aku terpaksa berlari dengan cepat dan karena aku nggak berhati-hati, aku jadi terjatuh lalu cedera."
"Sigh, dalam hal ini kau benar-benar jadi seperti papamu Mikoto-chan. Ia jadi sangat ceroboh kalau sedang panik atau terburu-buru, sayangnya ia tidak bisa menjengukmu. Karena ia masih sakit kepala akibat minum bir terlalu banyak bersama dengan Touya-san di Izakaya. Bisa-bisanya mereka berdua minum sake dan bir dalam jumlah yang banyak tanpa mengkuatirkan kesehatan tubuh mereka," Kata Misuzu sambil menghela nafasnya. "Papamu sudah tidak merokok secara penuh, tapi sulit untuk menghentikan kebiasaannya minum sake dan bir. Karena minum bir dan sake sudah menjadi salah satu bagian dari pekerjaannya."
"Ya, aku memang sedih dan bingung karena Mama tidak datang bersama dengan Mama, tapi setidaknya Mama masih datang menjemputku. Dan itu saja sudah merupakan hal yang bagus untukku Mama," Kata Mikoto yang berusaha untuk menghibur Misuzu.
"Ah, iya Mikoto-chan aku punya kabar yang bagus untukmu! Papamu sudah berhasil membeli rumah yang berada di dekat Yuragi Sou! Sehingga Mama akhirnya bisa tinggal di dekatmu! Tapi karena seorang murid tidak diizinkan tinggal bersama dengan orangtuanya di Kota Akademi agar murid tersebut bisa mandiri kau tidak bisa tinggal bersama dengan Mama! Dan masih tetap harus tinggal di Yuragi Sou, tapi untungnya kau masih diizinkan untuk tinggal di rumah baru keluarga kita setidaknya di akhir pekan sehingga kita berdua memiliki waktu berkualitas sebagai ibu dan anak di akhir pekan! Ah tidak bertiga sebab saat itu sudah ada 10032 sebagai saudarimu!"
Informasi yang diberikan oleh Misuzu, tentu saja membuat Mikoto merasa senang. Sebab sudah lama sekali Misuzu dan Tabigake ingin membeli rumah di Kota Akademi, hanya saja harga rumah dan apartemen di Kota Akademi sangatlah mahal sehingga butuh waktu lama bagi Tabigake untuk mengumpulkan uang agar ia bisa membeli rumah di Kota Akademi.
Hiko ingin memberikan salah satu rumah yang ia miliki di Kota Akademi kepada Tabigake secara gratis. Tapi Tabigake menolak tawarannya Hiko, sebab Tabigake ingin mendapatkan rumah yang ia idamkan dengan usahanya sendiri. Hiko yang menghargai keinginannya Tabigake tidak lagi membahas soal rumah yang mau ia berikan kepada Tabigake. Tapi sebagai gantinya Hiko menaikkan gaji Tabigake agar Tabigake bisa mendapatkan rumah idamannya lebih cepat.
"Baguslah kalau Papa sudah berhasil membeli rumah baru untuk keluarga kita, tapi Mama apa itu berarti Mama akan melanjutkan kuliah Mama di Kota Akademi?" Tanya Mikoto.
"Tidak Mama akan tetap berkuliah di Toudai tapi secara online, sebab Mama ingin berada lebih dekat denganmu," Jawab Misuzu sambil mengusap-usap kepalanya Mikoto. "Sayangnya Papamu tetap harus bekerja dalam waktu yang lama sebagai kepala keamanan pulau Awan Api, dan ia tidak bisa pulang dengan mudah untuk bisa menemui kita."
"Tidak bisa bersama Papa memang menyedihkan, tapi ia memiliki kontrak dan tanggung jawab yang harus ia penuhi. Lagipula Papa juga selalu berusaha untuk bisa menyisihkan waktu kosong yang ia miliki untuk bisa bersama dengan kita berdua," Kata Mikoto yang merasa sedih karena tidak bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama dengan Tabigake.