"Urrgh aku kesal sekali karena aku tidak bisa menjadi kekasih utamanya Touma-san!" Kata Shokuhou sambil menggertakkan giginya. "Tapi aku nggak bisa protes, karena Shizuka-san itu adalah teman masa kecilnya Touma-san yang memiliki hubungan paling dekat dengan Touma-san diantara semua gadis yang menyukai Touma-san."
"A-apa si idiot itu tahu ka-kalau kalian semua bermaksud untuk membuatkan harem untuknya?" Tanya Mikoto yang terlihat kaget dengan apa yang direncanakan oleh Shizuka dan yang lain untuk Touma.
"Walaupun kami tidak pernah menceritakan rencana harem ini kepadanya, Onii-chan bukanlah lelaki idiot yang tidak peka terhadap perasaan orang lain, seperti kebanyakan harem protagonis yang ada di anime dan manga. Dia itu itu orang yang peka terhadap perasaan orang lain, jadi kurasa Onii-chan sudah bisa menebak apa yang kami berempat rencanakan," Jawab Kotori. "Dan makanya karena itu kami yakin kalau Onii-chan bisa mengurus harem yang akan kami buat untuknya dengan baik, karena dia pasti tidak akan mengabaikan perasaan dari anggota harem miliknya."
"Kalau begitu setelah tahu dia akan melakukan sesuatu yang agak aneh dan mencurigakan seperti yang kuberitahukan kepada kalian, apakah kalian tidak merasa penasaran dengan apa yang sedang ia lakukan?" Tanya Mikoto sekali lagi.
"Penasaran? Tidak juga, karena apapun yang ingin Touma-san lakukan secara pribadi bukanlah urusan kami. Karena kami yakin apapun yang saat ini sedang ia lakukan tidak akan pernah merugikan kami ataupun siapapun," Jawab Ayu sambil tersenyum. "Touma-san itu orang yang terlalu baik, sih. Meskipun dia itu sangat pemalas dalam beberapa hal."
"Ka-kalian berempat memiliki kepercayaan yang begitu besar terhadap dirinya!? Terhadap si idiot yang selalu bersikap dingin itu!"
Mikoto dibuat terkejut dengan rasa percaya yang dimiliki Shizuka, Kotori, Ayu dan Shokuhou terhadap Touma. Bagi Mikoto, Touma adalah lelaki menyebalkan yang selalu bersikap dingin terhadap dirinya meskipun ia sudah berusaha untuk bersikap ramah terhadap Touma.
Tapi meskipun Mikoto selalu marah terhadap Touma, entah kenapa ia tidak pernah bisa membenci Touma atau marah dalam waktu yang lama kepada Touma. Karena setiap kali ia berada dekat dengan Touma bukan hanya rasa marah yang muncul di dalam diri Mikoto, tapi juga rasa aman dan nyaman yang luar biasa yang membuatnya ingin selalu berada di sisi Touma selamanya.
"Mikoto-san, ada alasan khusus kenapa dia bersikap dingin kepadamu," Kata Shizuka dengan wajah yang terlihat sedih. "Aku tidak bisa memberitahukan alasan mengapa Touma-san bersikap seperti itu kepadamu meskipun aku, Kotori-chan, Shokuhou-san dan Ayu-san mengetahui alasannya."
"S-Shizuka-san kenapa kau tidak mau menceritakan alasannya kepadaku!" Kata Mikoto yang akhirnya bisa sedikit mengerti kenapa Touma bersikap dingin kepada dirinya.
"Touma-san memiliki trauma yang mendalam terhadap hal yang membuatnya dingin kepadamu, Misaka-san, dan ketika ia menceritakan trauma itu kepada kami ia terlihat sangat kesal sampai-sampai ia menggigit bibirnya sampai berdarah," Kata Shokuhou. "Makanya kalau kami menceritakan alasan kenapa dia dingin kepadamu, maka itu artinya kami berempat mengkhianati kepercayaan yang sudah diberikan oleh Touma-san kepada kami Dan itu adalah hal terakhir yang kami ingin lakukan kepada Touma-san."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Jadi Ranma-kun, saat ini kita berada di atas pulau buatan terbesar di dunia yang dimiliki oleh kakekmu di dimensi ini dan kau tadi baru saja selesai membunuh vampire yang hendak merebut kekuatan misterius yang ada di tubuhmu?" Tanya Kasumi yang saat ini sudah memakai kimono khusus yang mirip dengan yang biasa digunakan oleh Chitose sambil berjalan tepat di sebelah Touma.
"Yah, setengah jam yang lalu aku mendapat sedikit masalah dari vampire narsis yang ingin merebut kekuatan vampire terkuat yang sama sekali tidak kuinginkan dari tubuhku, aku dengan senang hati akan memberikan kekuatan ini kepada siapapun yang menginginkannya. Tapi sayangnya kekuatan ini sudah menyatu denganku secara permanen sampai ke level roh, jadi kalau kekuatan ini diambil dariku maka ada kemungkinan aku bisa mati. Jadi aku terpaksa membunuh vampire itu, karena aku tidak mau mati dibunuh," Jawab Touma dengan wajah yang terlihat kesal karena ia mengingat keberadaan Dimitrie Vatler.
"Bahkan di dimensi lain sekalipun, kau sama sekali tidak dapat menghindari yang namanya kekacauan, Ran-chan," Kata Ukyo sambil menghela nafas, setelah ia mendengar nasib dari teman masa kecilnya yang sama di manapun ia berada. "Seolah-olah kau adalah perwujudan fisik dari kekacauan."
"Kakek tua yang mengirimku kesini mengatakan hal yang sama," Kata Touma yang masih bisa mengingat dengan jelas ucapan Zelretch kepadanya. "Energi kekacauan di dalam tubuhku, akan selalu membuatku berada dalam masalah dan keadaan yang kacau, makanya aku harus menjadi lebih kuat dan lebih pintar dari siapapun kalau aku mau bertahan hidup.
Yah tapi sudah cukup pembicaraan ngawurnya, sekarang kita sudah berada cukup dekat dengan hotel tempat aku menginap. Jadi aku ingin kalian berdua berjalan terlebih dahulu dan masuk ke dalam hotel itu. Kalian berdua tidak akan terlihat mencurigakan karena aku sudah mengubah ingatan dari seluruh pegawai di hotel itu, lagipula aku juga sudah mentransfer ingatan dan memori yang kalian perlukan agar kalian tidak bersikap canggung di hotel itu, jadi apa kalian siap untuk kehidupan baru kalian di dunia ini?"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Shiina, bagaimana perasaanmu, apakah kau sudah merasa baikan setelah kau mengamuk tadi malam?" Tanya Hiko.
Kamijou Shiina baru saja terbangun, setelah ia pingsan tadi malam. Dan hal yang pertama kali ia lihat setelah ia membuka mata ialah ayahnya Hiko Seijuro XIII. Ia bingung dengan pertanyaan ayahnya, karena ia sama sekali tidak ingat kalau ia mengamuk di malam sebelumnya. Sebab hal terakhir yang diingatnya ialah perdebatan sengit dengan ayahnya mengenai apakah ia mau memaafkan ibunya atau tidak, setelah itu Shiina sama sekali tidak dapat mengingat apapun yang terjadi kepada dirinya.
Tapi entah kenapa saat ini, ia tidak merasa sebenci itu kepada Yukiko. Dia memang masih tidak menyukai Yukiko, tapi tidak sampai ke level ia lebih memilih mati daripada harus berbaikan dengan ibunya itu. Malah ia memiliki pikiran baru, dimana ia berpikir betapa bodohnya dirinya menyimpan dendam terhadap ibunya selama puluhan tahun.
Yukiko mungkin bukanlah ibu yang baik dan tidak pernah ada bersamanya selama puluhan tahun, tapi Yukiko tetaplah ibu yang sudah melahirkannya. Tanpa keberadaan Yukiko, Kamijou Shiina tidak akan pernah bisa lahir ke dunia ini.
Ditambah ketika Shiina bertemu kembali dengan Yukiko setelah puluhan tahun, ia bisa melihat ketulusan Yukiko yang ingin menjalin hubungan antara ibu dan anak yang baik dengan dirinya.
Ia ingin sekali memaafkan Yukiko, tapi rasa sakit ditinggal dan tidak memiliki ibu selama bertahun-tahun membuatnya sulit untuk bisa memaafkan Yukiko. Tapi ia tahu kalau tidak ada gunanya kalau ia terus mendendam kepada Yukiko karena ia tahu kalau dendam hanya akan membuat masalah yang lebih besar.
"Papa, aku baik-baik saja, malah aku merasa kalau pikiranku terasa lebih ringan, walaupun aku sama sekali tidak mengingat apa yang terjadi setelah aku berdebat dengan papa," Jawab Shiina.
"Wajar kalau kau tidak mengingat apapun, Shiina, pikiran dan perasaanmu dikendalikan oleh benda berkekuatan jahat yang secara tidak sengaja diberikan oleh Touya kepadamu," Kata Hiko sambil menghela nafas. "Sigh, menantu bodoh itu selalu membuat masalah untukku."