Himeragi Yukina yang sudah kehilangan jejak dari Touma memutuskan untuk kembali ke asrama Tokiwadai. Yukina menghela nafasnya dalam-dalam, karena ia tidak dapat menemukan target yang ia cari dan juga karena ia harus tinggal di area yang cukup jauh dari tempat tinggal target yang harus ia awasi. Pihak Lion King Organization memiliki hubungan yang tidak baik dengan Hiko Seijuro, makanya Yukina tidak bisa tinggal di Yuragi Sou.
Ditambah karena budget yang dikirimkan oleh Lion King Organization sangatlah minim jadi ia tidak bisa menyewa apartemen yang ada di dekat Yuragi Sou. Ditambah walaupun Yukina menerima uang yang jumlahnya lumayan dari Kota Akademi sebagai Esper Level 4, sebagai murid Tokiwadai ia tidak diizinkan tinggal di luar asrama kecuali ia sudah tinggal di asrama Tokiwadai setidaknya selama enam bulan.
Banyaknya aturan dan halangan yang ada, membuat dirinya sama sekali tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Dan hal semacam itu membuat dirinya sama sekali tidak merasa senang, karena bagi Yukina membasmi vampire dan menjalankan tugas yang diberikan oleh atasannya dengan baik adalah sesuatunya yang membuat dirinya bisa menikmati hidupnya dan membuat hidupnya berarti.
***
"Jadi Kakek, ada apa tiba-tiba meneleponku meskipun kakek sudah bilang kalau kakek tidak akan menghubungiku selama beberapa waktu karena kakek sedang melakukan bulan madu kedua bersama nenek Yukiko?" Tanya Touma yang terlihat agak mengantuk di saat ia sedang berjalan ke arah Yuragi Sou.
[Aku meneleponmu, karena aku baru saja menerima informasi dari Chitose kalau di Yuragi Sou ada penghuni baru yang katanya adalah anggota dari Neccesarius yang menyimpan seratus tiga ribu grimoire di dalam otaknya, apakah itu benar!] Jawab Hiko.
Touma menelan ludahnya, ketika ia mendengar nada bicara dari kakeknya. Touma tahu kalau saat ini Hiko sedang marah besar. Dan kemarahan dari Hiko bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk Touma. Karena kalau di dunia ini ada seseorang yang bisa membuat dirinya merasa takut selain ibunya, maka Hiko adalah orang tersebut.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Aureolus Izzard, si pengguna Ars Magna tidak suka dengan keadaan yang sedang ia lihat saat ini. Karena Himegami Aisa 'partner' yang saat ini sedang bekerja sama dengannya untuk menjalankan rencana yang ia buat untuk menyelamatkan Index, sedang makan bersama dengan Chitose Nakai. Seseorang yang tidak ingin ia temui, karena dulu ia pernah mengalami kesialan selama setahun penuh ketika ia mendapatkan perintah dari Vatican untuk menculik Chitose yang katanya menyimpan rahasia awet muda dan panjang umur.
Tapi ternyata, Chitose Nakai yang menjadi target yang harus ia culik bukanlah manusia biasa. Melainkan seseorang seorang Gemstone dengan kemampuan mengendalikan keberuntungan seseorang, sehingga Ars Magna yang menjadi tehnik andalannya sebagai seorang Alchemist menjadi tidak berguna, karena semua tehnik Alchemy yang ia miliki bisa dinetralkan oleh kekuatan milik Chitose.
Dan karena sewaktu ia mencoba menculik Chitose, secara tidak sengaja ia juga melukai Shizuka. Chitose menjadi sangat marah dan kemarahan itu Chitose arahkan kepada Aureolus dan membuat ia mengalami nasib sial dalam waktu yang cukup lama. Mengingat semua nasib buruk yang ia alami, akibat kekuatan Chitose membuat dirinya merinding. Sampai-sampai ia tidak bisa keluar dari ruangan khusus yang akan membuat kutukan Chitose tidak berlaku selama satu tahun.
Saat ini ia tidak bisa menjemput Aisa, karena kalau ia mencoba mendekati Aisa. Maka ia akan bertemu dengan Chitose, dan itu bukanlah sesuatu yang ia inginkan. Sebab Chitose sangat membenci dirinya.
Jadi saat ini yang bisa ia lakukan hanyalah menelepon para anak buahnya dan menyuruh mereka untuk menjemput Aisa. Karena tidak mungkin bagi dirinya untuk melakukan hal itu.
***
Himegami Aisa yang sedang asyik memakan hamburger, tiba-tiba saja berhenti makan ketika ia melihat beberapa orang lelaki yang memakai jas muncul di samping meja tempat Shizuka, Index, Chitose dan dirinya sedang makan. Dan Aisa mengerti kemunculan para pria berjas itu adalah tanda kalau ia harus segera pergi dari restoran cepat saji tempat ia sedang makan...
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Ya, itu semua benar, termasuk fakta kalau ia juga sudah memakan kacang Senzu milik kakek dalan jumlah yang banyak," Kata Touma dengan keringat dingin yang menetes di dahinya dan memegang smartphones miliknya dengan tangan yang gemetaran. "Ma-makanya Chitose-san melarang Index untuk pergi dari Yuragi Sou kecuali dia sudah membayar semua hutangnya."
[Tcch, sebenarnya kalau soal kacang Senzu itu, aku sudah menemukan cara untuk menumbuhkannya sendiri dengan cepat dan dalam jumlah yang cukup banyak jadi bisa dibilang nilai kacang Senzu itu sudah tidak semahal yang kuperkirakan. Tapi Chitose melakukan keputusan yang tepat dengan menahan gadis itu di Yuragi Sou, karena semua grimoire yang ada di otaknya adalah sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan uang,] Kata Hiko. [Dan aku sudah memerintahkan Chitose untuk mendownload ke semua grimoire itu ke dalam satu Grimoire khusus yang ada di gudang harta. Dengan begitu semua kerugian yang kualami karena gadis itu bisa terbayar dengan lunas.]
"Sigh sifat kakek yang nggak mau rugi sama sekali tidak berubah," Kata Touma yang merasa lega mendengar kalau Hiko tidak terlalu marah. "Tapi apa pihak Necessarius tidak akan marah kepada kita kalau mereka tahu kita sudah mendownload semua grimoire yang sudah susah payah mereka kumpulkan?"
[Kau nggak perlu merasa kuatir Touma, Neccesarius sendiri tidak akan bisa mengetahui apa yang Chitose lakukan kepada Index, karena pada dasarnya Grimoire khusus itu hanya mengcopy data Grimoire yang ada di otaknya Index. Dan bukan mengambil data tersebut, sehingga Necessarius sendiri nggak akan sadar kalau ada Grimoire khusus yang sudah menyimpan copy data dari Grimoire yang mereka sudah susah payah kumpulkan,] Kata Hiko. [Kemunculan biarawati itu adalah keuntungan untukku, karena di dalam kumpulan Grimoire yang di koleksi oleh Necessarius ada satu buah Grimoire yang kebetulan sekali sangat kuperlukan.]
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Hmmph siapa sebenarnya orang-orang yang membawa pergi Aisa!" Kata Index yang menggembungkan pipinya sambil berjalan di sebelah Kotori. "Padahal aku masih ingin mengobrol soal makanan dengan Aisa."
"Kemungkinan besar, mereka semua adalah bodyguardnya Aisa-san," Kata Kotori sambil menjilat lolipop yang sangat ia sukai. "Tampaknya Aisa-san itu anak dari orang yang sangat kaya kalau ia bisa sampai memiliki bodyguard sebanyak itu."
Chitose dan Shizuka memiliki pemikiran yang lain ketika mereka berdua melihat para pria berjas itu. Mereka berdua merasa curiga kalau para pria berjas itu bukanlah bodyguardnya Aisa melainkan sesuatu yang lain. Tapi karena tidak ada bukti, mereka tidak berani mengutarakan pemikiran mereka melalui kata-kata.
Di saat yang bersamaan ketika Chitose, Shizuka, Kotori dan Index berjalan ke halte bus. Ada sebuah ambulans yang lewat, dan di dalam ambulans itu ada seorang gadis yang tubuhnya gosong akibat tersambar petir. Keadaan gadis itu begitu parah, sampai-sampai wajahnya sama sekali tidak dapat dikenali. Karena seluruh tubuhnya yang menghitam.
Uniknya gadis itu masih sadarkan diri ketika para petugas medis menemukannya di jalanan. Dan sepanjang perjalanan menuju rumah sakit yang dikelola oleh Heaven Canveller. Gadis itu terus menyebutkan hal yang sama terus-menerus berulang-ulang. Dan hal yang ia ucapkan ialah;
"Charlotte."
Kata yang sama sekali tidak dapat dipahami oleh para petugas medis. Karena hal itu, para petugas medis menambahkan pemeriksaan psikologis di dalam daftar hal apa saja yang harus dilakukan kepada gadis itu...