Chereads / Cinta Sang Lycan / Chapter 30 - USIA LIMA TAHUN

Chapter 30 - USIA LIMA TAHUN

"Jadi, kemana kau akan pergi selanjutnya?" Kace mengepang rambut Hope dengan terampil sementara gadis kecil itu bermain dengan boneka serigala putihnya dan boneka lain yang mirip dengannya; rambut hitam panjang, kulit putih dan mata seindah batu turmalin hitam.

"Kota red river." Serefina tidak mengalihkan perhatiannya dari buku yang sedang dia baca, sambil membalik-balik halamannya, dia telah mencari sesuatu dari buku besar yang aneh itu, yang terlihat sangat tua.

"Apa?" Kace menoleh dan menatap Serefina dengan tatapan bertanya- tanya yang menuntut jawaban. "Itu adalah wilayah Torak."

"Persis." Serefina bergumam, masih tidak mengalihkan pandangannya dari buku di pangkuannya.

"Tidak mungkin!" Kace keberatan, suaranya sedikit kasar dan membuat Hope menoleh dengan rasa ingin tahu, tetapi ketika dia melihat Kace tersenyum manis padanya, gadis kecil itu kembali bermain dengan bonekanya.

Namun, saat Hope tidak melihatnya, ekspresi Kace menjadi kaku lagi.

"Kenapa kau ingin tinggal di wilayahnya?!" Kace mendesis, mencoba untuk tidak menaikkan nada suaranya dan mengejutkan Hope. "Kenapa kau selalu mengambil resiko ?!"

"Kenapa? Torak bukan Jedrek, dia tidak memberi perintah untuk memburu pasanganmu." Serefina menjawab dengan santai sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa.

"Iya." Itu benar tetapi, "kita tidak tahu apakah dia menginginkan seorang pasangan atau tidak." Kace mencoba menyampaikan maksudnya. "Dia tidak pernah menunjukkan minat untuk mencari pasangannya dan ketika dia tahu bahwa Jedrek cukup gila untuk mengeluarkan perintah untuk membunuh para guardian angel, dia tidak melakukan apa- apa."

"Tapi itu juga tidak berarti dia setuju." Serefina membalas.

"Jadi, apakah kau ingin bertaruh dalam hal ini?" Kace dapat merasakan bahwa percakapan ini tidak akan berlanjut ke mana- mana kecuali mengarah pada diskusi rumit lainnya.

"Aku selalu memenangkan taruhan." Serefina mengangkat bahu, melirik ke arah Kace sebelum dia melanjutkan membaca bukunya.

"Katakan padaku mengapa kau bersikeras untuk pergi ke wilayahnya?" Sebenarnya, ketimbang Jedrek, Kace justru memilih berurusan dengan Torak. Setidaknya saudara keduanya tidak segila yang pertama.

"Alasan yang sama mengapa aku memilih tempat ini lima tahun lalu." Serefina mengerutkan kening karena dia tidak dapat menemukan apa pun yang dia cari di bukunya.

Kace mengikat ujung kepang rambut Hope dan mencium kepalanya saat gadis itu menyentuh kepangannya itu dan senyuman puas muncul di bibirnya sebelum dia kembali bermain lagi.

"Apakah menurutmu Torak tidak akan bisa menemukanmu?" Kace menanyainya.

"Kenapa dia harus peduli padaku? Aku akan menjadi prioritas terakhirnya." Serefina berkata dengan sesuai dengan kenyataan.

Torak sibuk dengan kawanan dan perusahaannya, apalagi Serefina dan Torak tidak bisa dikatakan memiliki hubungan yang baik, sehingga tidak ada alasan baginya untuk khawatir dengan kunjungan penyihir itu.

Namun, itu tidak berarti bahwa Serefina akan datang ke wilayahnya dengan tangan terbuka dan menampakkan dirinya. Tentu saja, dia tidak akan melakukan itu.

Serefina akan tinggal di wilayahnya tanpa diketahui.

"Bagaimana jika ..." Kace hendak membalas pernyataan penyihir itu ketika dia memotongnya dengan dingin dan menutup bukunya dengan jengkel.

"Dengar!" Serefina memelototi Kace. "Akulah yang menemukannya. Aku peduli tentang dia sama seperti Kau. menurutmu apakah aku akan membiarkan dia mati setelah apa yang telah aku lalui untuk menemukannya? "

Yah, meskipun Serefina mengabaikan Hope dan sepenuhnya membiarkan Lana merawat gadis kecil itu, tapi dia akan selalu memastikan keselamatannya.

"Jangan konyol," Serefina mencibir dan Kace menggeram padanya. "Apalagi Jedrek akan lebih berhati-hati di wilayah adiknya, karena keduanya sangat teritorial."

Meskipun Kace tidak seratus persen setuju dengan ide Serefina, dia tidak setuju dengan sebagian besar idenya, tapi apa yang dia katakan itu benar.

"Dia juga harus pergi ke sekolah." Serefina menambahkan.

Hanya ada satu sekolah di daerah ini dan Serefina tidak ingin kehadiran Hope menarik perhatian yang tidak perlu dari orang-orang dari coven utara.

Tidak apa-apa selama dia ada di dalam rumah ini, tapi di luar sana, akan ada lebih dari segelintir penyihir dan vampir yang akan mulai menyadari tentang keberadaanny.

Berada di wilayah Torak akan menjadi pilihan yang lebih baik untuk saat ini.

==============

Kace meletakkan Hope di tempat tidurnya setelah gadis kecil itu cukup lelah bermain dengan sang lycan putih, yang merupakan favoritnya.

Monster di dalam dirinya mendengkur senang saat dia melihat Hope begitu bahagia.

Kace menyelipkan selimut sampai dagu Hope, meletakkan boneka serigala di sampingnya dan memastikan suhu di kamarnya tidak terlalu dingin atau panas, sehingga dia bisa tidur dengan nyaman. Dia menyibakkan rambutnya dan membelai pipinya yang tembam.

Kace yakin, dia bisa terjaga semalaman hanya dengan menatapnya. Wajah tertidur Hope sangat tenang sehingga Kace dapat melupakan semua masalahnya.

Namun, dia harus pergi dan ketika malam semakin gelap, dia keluar dari kamar Hope dan berjalan ke dalam mobilnya sebelum pergi dari rumah itu.

Tidak perlu memberi tahu siapa pun tentang kepergiannya, karena Serefina akan mengetahuinya begitu dia menjauh dari serambi.

Namun, hal yang tidak diketahui Kace adalah bahwa seseorang sedang menatap mobil yang dia kendarai.

Lana sedang berdiri di belakang jendela di ruangan lain di sebelah kamar sebelah kiri, mata cokelatnya tampak rumit.

"Hentikan."

Lana hampir melompat ketakutan ketika tiba-tiba suara Serefina terdengar dari belakang punggungnya.

"Apa?!" Dia membentak penyihir itu ketika dia membalikkan tubuhnya untuk menghadapinya, entah itu karena dia merasa bersalah atau terkejut yang menyebabkan reaksi kerasnya.

"Aku pernah merasakannya. Jadi, ini sebagai pengingat untukmu; Hentikan."

"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan."

"Tentu saja kau tahu."