Setelah Kace pergi dari tempat parkir penginapan, tidak ada yang membicarakan kejadian tadi dengan gadis itu sebelumnya, terutama karena Serefina tidak peduli dan Kace terlalu berkonsentrasi untuk mencapai desa mystic river sebelum matahari terbenam.
Tapi, yang tidak mereka ketahui adalah; gadis itu berhasil mengikuti mereka dengan hanya bergantung pada indera penciumannya.
Ketika Serefina perlu pergi ke kamar mandi, mereka berhenti di tempat istirahat untuk mengisi bahan bakar gas dan membeli sesuatu untuk dimakan sementara sangpenyihir itu menyelesaikan urusannya.
Namun, ketika Kace kembali ke mobilnya dengan bayi Hope di pelukannya, mengoceh dan bergumam tak jelas, dia menemukan gadis yang sama terengah- engah di samping mobilnya. Dia berkeringat, seperti seseorang yang telah berlari untuk waktu yang lama.
"Bawa aku bersamamu." Meskipun napasnya tersengal- sengal, suaranya terdengar tegas ketika dia meminta Kace untuk membawanya.
"Tidak." Kace dapat melihat bahwa gadis itu begitu kurus dan seperti kekurangan gizi dan telah lari dari sesuatu, sebelum mereka bertemu.
Apapun itu, Kace tidak mau terlibat. Dia memiliki cukup masalah untuk membuatnya sibuk selama sisa hidupnya. Tidak perlu ditambahkan dengan masalah lain yang dibawa oleh seorang gadis yang bahkan tidak dia ketahui asal- usulnya.
Fakta lain yang disadari Kace adalah; tampaknya dia bisa berubah menjadi bentuk shifternya, atau dia tidak akan berada di sini karena wujud manusianya tidak akan bisa mengejar kecepatan mobil.
Tapi, bukan itu intinya. Kace tidak akan membawa gadis ini bersamanya.
"Bawa aku bersamamu atau aku akan mati." Gadis itu berbicara dengan muram, matanya bergetar berusaha menahan air matanya.
Namun, Kace tidak bersimpati padanya saat dia mengangkat alis dan berjalan melewatinya. "Jadi, menurutmu mengapa aku peduli?"
Karena Serefina belum ada di sana, Kace memutuskan untuk membeli es krim, yang tidak jauh dari sana, untuk dirinya sendiri dengan diikuti gadis aneh tadi di belakangnya.
"Aku akan melakukan segalanya selama kau membantuku." Gadis itu sangat bertekad untuk mengubah pikiran Kace. "Aku akan merawat bocah kecil nakal di pelukanmu itu."
Dia membuat kesalahan besar dengan menyebut bayi lucu Hope sebagai anak nakal.
Kace berbalik dan karena itu gadis itu hampir saja menabraknya. Hampir… karena Kace mengulurkan tangannya dan mendorong punggungnya hingga gadis itu jatuh telentang.
Untungnya, tidak ada orang yang menonton adegan itu, atau Kace akan dihukum karena membuli seorang gadis kecil.
Dia tahu gadis itu akan baik- baik saja, sedikit dorongan seperti itu tidak akan menyakiti jenis mereka, tidak peduli betapa kuyu dan lemahnya dia.
"Panggil dia dengan sebutan itu lagi, kau tidak perlu khawatir tentang apa pun yang akan membunuhmu." Kace berkomentar dengan nada mengancam.
Gadis itu mengangguk, meski dia takut, dia tidak menunjukkannya di wajahnya saat dia buru- buru berdiri. "Aku tidak akan mengatakannya lagi di masa depan."
"Masa depan apa? Apa menurutmu aku akan bertemu denganmu lagi setelah ini? " Kace berbalik dan membeli es krim untuk dirinya sendiri, tetapi ketika dia melihat cara gadis itu memandang gelato warna-warni di tangannya, dia memesan satu lagi dan memberikannya kepada gadis itu ketika dia melihat Serefina telah kembali dari kamar mandi.
"Untukku?" Gadis itu menatap tak percaya pada es krim yang tampaknya enak itu dan kemudian pada ekspresi tegas Kace.
"Ya, jadi kau tidak akan mengikutiku lagi." Kace mengguncang es krim itu di depan wajah gadis tersebut karena dia tidak menggerakkan tangannya untuk mengambilnya dan sang Lycan menjadi tidak sabar karena reaksinya yang lambat.
Gadis menelan ludahnya, seolah berusah menelan kembali keinginannya, sebelum dia berhasil melepaskan pandangan dari es krim yang menggugah selera dan menatap ke arah Kace. "Jika aku tidak mengambil es krim ini, maukah Kau membawaku?" meskipun suaranya tegas, tapi dipenuhi dengan harapan.
"Tentu saja tidak. Terima atau tidak, aku tidak akan membawamu bersamaku. " Kace mengungkapkan kebenaran tanpa berpikir dua kali.
Gadis itu bahkan tidak gentar ketika Kace berbicara kasar padanya dan hanya diam saat mengikutinya kembali ke mobil.
"Kau tidak bisa ikut denganku." Kace mendelik lagi untuk menghentikan gadis itu mengikutinya.
Di sisi lain, Serefina hanya mengangkat alisnya, tidak peduli atau pun ingin tahu mengapa gadis kecil itu ada di sana, kemungkinan besar karena dia sudah menebaknya.
"Jika kau meninggalkanku, aku akan mati." Gadis itu mengulangi kata- katanya dan dia menerima jawaban yang sama seperti sebelumnya.
Aku tidak peduli. Kace mengikat Hope di kursi pengaman bayi dan memberikan es krim itu kepada Serefina, penyihir itu mengernyitkan hidung, tetapi mengambil makanan yang tidak dia sukai itu dari Kace.
"Kau adalah seorang Alpha." Gadis itu terus bersikeras untuk menggunakan istilah itu lagi.
Kace hampir kehabisan kesabaran. Cara dia menyebut istilah itu membuat Kace ingin menutup mulutnya. Itu sangat mengesalkan dan Kace tidak menyukai caranya memanggil dirinya dengan sebutan itu sedikit pun.
"Biarpun aku seorang Alpha? Mengapa aku harus membawa Kau dengan aku? Kau bukan anggota kawanan dan aku tidak memilki kawanan yang dapat menjadikanku seorang Alpha. " Kace berkata dengan giginya yang terkatup, berusaha menahan diri menghadapi gadis yang pantang menyerah dan menyebalkan ini.
Bagaimana mungkin gadis ini begitu memaksa dirinya, yang bahkan mereka tidak pernah bertemu sebelumnya, untuk percaya dan membawa dirinya begitu saja?
Mata coklat gadis itu bersinar saat dia memiringkan kepalanya dan menunjukkan lehernya, sebuah tindakan yang menunjukkan kepatuhan. "Aku akan berjanji setia padamu." katanya buru- buru.
"Dan aku tidak menerimanya." Kace menjawab segera saat dia memasukkan tubuhnya ke dalam mobil dan menyalakan mesin.
Begitu dia menutup pintu, Kace menginjak pedal gas, membawa mereka menjauh dari tempat itu.
Namun, saat dia melirik gadis tadi melalui kaca spion untuk kedua kalinya, Kace menyaksikan dengan dahi berkerut ketika seorang pria bertubuh besar berdiri beberapa meter dari belakang gadis itu.
Dia berjalan maju dan mencekik gadis kecil tersebut, yang masih terlihat bingung karena penolakan Kace dan tengah menatap mobilnya.
"Sial!" Kace mengutuk pelan. Karena refleks, dia menginjak pedal rem dengan keras.
Untungnya, tidak ada mobil di belakangnya atau kalau tidak mereka bertiga yang akan mendapatkan masalah.
"Apa itu?!" Kace mencengkeram kemudi dengan erat, meninggalkan lekukan jarinya di sana.
Di sisi lain, Serefina terlihat begitu tenang ketika dia mengangkat kepalanya untuk melihat apa yang terjadi pada gadis sebelumnya melalui kaca spion.
"Snake shifter, kurasa." Dia berkata dengan acuh tak acuh. "Jangan ikut campur, kita sudah mengalami cukup banyak masalah. Tidak perlu manambah masalah lagi dengan ini." Serefina menyuarakan apa yang Kace pikirkan sebelumnya.