Jiang Yao terkejut ketika dia mendengar suara Lu Xingzhi yang tegas karena dia tidak bisa mengetahui emosi Lu Xingzhi sekarang ini. "Apakah kamu tidak menginginkan seorang anak," Jiang Yao bertanya lagi. Lu Xingzhi merasa kepalanya sakit dan dia pun meremas pelipisnya. Kemudian, dia Menatap Jiang Yao dengan kepala menunduk dan kemudian melihat jari kakinya sendiri.
Seperti kata orang, hati seorang wanita susah dimengerti. Lu Xingzhi merasa bahwa apa yang dikatakan orang memang benar. Memahami hati seorang wanita lebih sulit daripada memahami orang baru yang datang ke markasnya.
"Aku menginginkannya, tetapi bukan sekarang." Lu Xingzhi berbisik "Lihat aku dan jawablah, apa yang kamu pikirkan?"
Jiang Yao menutup mulutnya, mengangkat kepalanya, dan melihat wajah Lu Xingzhi. Namun, dia juga melihatnya sebentar. Detik berikutnya, dia dengan cepat melihat ke tempat lain dan melihat anggur di rak anggur yang masih belum matang.
"Apa yang aku katakan adalah apa yang aku pikirkan, aku tidak akan pergi ke Universitas Kedokteran Nanjiang. Aku akan mengikuti ujian masuk kuliah dan masuk ke Universitas Kedokteran Kyoto. Tahun ini, kalau bisa melahirkan seorang anak juga bagus. Lagipula, juga ada orang di rumah yang bisa membantu merawatnya."
Ketika Jiang Yao mengatakan tentang memiliki anak, dia tidak berani memandang ke Lu Xingzhi karena merasa sedikit malu. "Jika menurutmu begitu, maka sekarang akan aku bilang bahwa itu tidak perlu. Karena kamu telah diterima di Universitas Kedokteran Nanjiang, maka kamu harus pergi ke Universitas Kedokteran Nanjiang. Kamu masih muda dan tidak cocok untuk memiliki anak, serta akan membuat badanmu tidak sehat. "Suara Lu Xingzhi menjadi tidak tegas, nada bicaranya juga kembali normal.
"Tapi kalau begitu, kamu harus menungguku selama empat tahun." Jiang Yao berbisik, dan Lu Xingzhi mengangkat alisnya. "Setelah empat tahun, kamu sudah lulus dari kuliah, dan aku bisa menunggu selama empat tahun. Setelah selesai berbicara, Lu Xingzhi tidak menunggu Jiang Yao menjawab. Lu Xingzhi berkata lagi, "Itu saja, aku akan bicara pada ayah dan ibuku tentang masalah ini. Ayo kembali makan."
Sambil memberi Jiang Yao isyarat dengan matanya untuk kembali ke rumah, Lu Xingzhi terlebih dulu berjalan kembali. Tetapi setelah berjalan beberapa langkah, dia merasa di belakangnya tidak ada orang, sehingga dia berbalik badan dan melihat Jiang Yao ternyata masih berdiri di sana sedang menundukkan kepalanya serta menendang batu kecil di tanah. Karena tidak tahu apa yang Jiang Yao pikirkan, dengan tak berdaya Lu Xingzhi berbalik dan bertanya, "Masih tidak kepanasan? Masih ingin berjemur?"
"Lu Xingzhi." Jiang Yao bahkan tidak perlu mengangkat wajahnya untuk mengetahui bahwa pria ini akan kembali jika dia tidak mengikutinya. Hanya saja, kata-kata yang dikatakannya sama sekali tidak menyenangkan. Kalau Jiang Yao tidak tahu bahwa Lu Xingzhi sangat mencintainya, dia akan merasa pria ini sama sekali tidak lembut. Mendengar Jiang Yao berteriak padanya, Lu Xingzhi menjawabnya dan berdiri tegak serta memasukkan tangan di sakunya.
Dia berdiri di depan Jiang Yao sehingga menghalangi cahaya matahari yang terarah pada Jiang Yao, seolah-olah dia adalah sebuah payung. Tidak ada yang tahu apakah itu kebetulan atau dia sengaja menghalangi cahaya matahari untuk Jiang Yao.
"Saat kamu mendapat surat penerimaan ku dan mengetahui bahwa aku mendaftar ke Universitas Kedokteran Nanjiang, apakah kamu marah? Atau, apakah kamu sekarang marah?"
Jiang Yao sebenarnya tahu bahwa pertanyaan itu tidak penting, karena Lu Xingzhi pada saat marah juga membosankan, dan dia tidak akan memarahi Jiang Yao.
"Apakah pertanyaan ini penting bagimu?" Lu Xingzhi bertanya balik.
"Kalau kamu tidak menyangkalnya, berarti kamu memang marah." Jiang Yao mengerutkan bibirnya.
"Tidak." Lu Xingzhi tidak mengakuinya.
Jiang Yao tiba-tiba mengangkat wajahnya melihat Lu Xingzhi dengan serius, seolah sedang mengkonfirmasi apakah dia tidak marah seperti yang dia katakan.